Eksklusif
Untuk Buka Lapak di Pinggir Jalan Pedagang Bayar Hingga Rp 200 Ribu di Awal dan Rp 3 Ribu Perhari
Soal keamanan dan kenyamanan, Nita mengakui dirinya kurang nyaman karena seringkali jarak tubuhnya dengan kendaraan yang melintas tidak terlalu jauh.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ketika arus lalu lintas mulai sepi jelang pertengahan malam, Jalan Ahmad Yani, Pekanbaru, tepatnya di sekitaran Rumah Sakit dan SD Santa Maria, mulai berubah fungsi menjadi pasar.
Satu persatu pedagang muncul, membentangkan terpal dan dagangan mereka, berupa sayur-sayuran dan keperluan dapur lainnya. Seperti cabai, bawang, tomat, wortel, timun, kacang, jantung, jengkol, dan berbagai hasil pertanian lainnya nyaris lengkap di sana.
Dari pantauan Tribun pada Kamis (4/10/2017) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, para toke yang membawa barang sudah mulai menjejerkan mobil mereka di kawasan tersebut. Sekitar pukul 02.00 hingga 03.00 dini hari, barang dagangan sudah siap digelar dan tinggal menunggu para pembeli.
Baca: Video: Ini Dia Penyebab Pedagang Gelar Dagangan di Bahu Jalan
Baca: Ibu Lari 3 Km Bawa Pisau Dapur Selamatkan Anaknya yang Digilir 3 Pria, Kasusnya Bikin Geger
Aktifitas jual beli tersebut meluber hingga ke badan jalan. Untung saja kendaraan belum terlalu ramai dini hari itu. Sehingga lalu lintas tetap berjalan lancar, walau ada sebagian badan jalan yang terpakai untuk berjual beli.
Salah seorang pembeli, Nita mengatakan setiap tiga atau dua hari ia berbelanja ke Jalan Ahmad Yani tersebut. Ibu rumah tangga yang tinggal di sekitaran Jalan Pepaya itu mengaku cukup senang berbelanja di sana.
"Lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah. Harganya pun lumayan lebih murah," kata Nita kepada Tribun.
Ditanya soal keamanan dan kenyamanan, Nita mengakui dirinya kurang nyaman karena seringkali jarak tubuhnya dengan kendaraan yang melintas tidak terlalu jauh.
Baca: Wanita Hamil Ini Syok Bukan Main Saat Mau Melahirkan, Dokter Temukan Makhluk Mengerikan Ini
Baca: Suami Terjerat Narkoba dan Dipecat dari Polisi, Istri yang Lagi Hamil Syok hingga Keguguran
"Sejauh ini memang belum ada kejadian kecelakaan sepengetahuan saya. Kalau dibikin pasar induk, lebih bagus, memang saya agak jauh jadinya belanja, tapi tak masalah. Nanti bisa menyesuaikan. Yang penting Pekanbaru semakin maju," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang, Romi mengatakan ia sudah berjualan sekitar dua tahun lalu. Ia mengambil barang dagangan dari toke langsung yang datang ke Jalan Ahmad Yani. Sementara untuk pembeli dalam partai jumlah besar, biasanya adalah pemilik rumah makan.
"Tak terlalu ramai sekarang, sudah sepi, tak seperti dulu lagi. Apalagi sekarang sudah banyak pasar kaget di kecamatan-kecamatan. Itu makanya kami tak berani pesan terlalu banyak, agar tidak banyak sisa," imbuhnya.
Sedangkan untuk membuka lapak di sana, menurut Romi cukup membayar ke pihak yang memungut sebanyak Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu untuk awalnya. Selanjutnya pungutan setiap hari yang dibayar Rp 2ribu hingga Rp 3 ribu.
"Tapi yang ngutip ada sampai lima orang, jadi totalnya Rp 10 ribu per hari," ulasnya.
Pedagang lainnya, Rio mengatakan, dirinya sangat setuju kalau akan dibangun pasar induk untuk menampung dan menjadi tempat bertransaksi. Namun ia menyayangkan lokasinya agak terlalu jauh, di Jalan Soekarno-Hatta.
"Pastinya lebih Bagus, dan lebih tertata, tapi lokasinya agak jauh," imbuhnya.
Sementara itu, Feri, warga asal Payakumbuh, Sumatera Barat yang mengangkut sayur ke Pekanbaru mengatakan, pada umumnya pedagang yang datang ke Jalan Ahmad Yani adalah mereka yang sebelumnya berjualan di pasar tumpah terminal Akap.
"Makanya sampai di sini sudah sekitar pukul 01.00 WIB. Kalau sampai di Akap sudah sejak pukul 23.00 malam," jelasnya.
Ditanya soal pasar induk, menurutnya ia sangat setuju sekali, agar lebih tertib dan tidak ada lagi pungutan liar. "Kalau saya sangat setuju sekali cspat diselesaikan pasar induk. Kalau di sini sempit dan banyak pungutan liarnya. Saya sendiri bayar sampai empat kali. Sekali bayar Rp 5 ribu, sehingga saya bayar sampai Rp 20 ribu per hari," ujarnya.
Dari pantauan Tribun,pukul 06.00 WIB hingga pukul 06.30 WIB, para pedagang sudah mulai meninggalkan kawasan tersebut. Kendaraan yang lalu lalang sudah mulai ramai. (TRIBUN PEKANBARU CETAK/dri/ale/smg)
Apa alasan pemasok sayuran untuk menggelar dagangan di bahu dan trotoar jalan di Pekanbaru? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru Edisi HARI INI.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/kondisi-bongkar-muat-di-depan-pasar-pagi-arengka_20171012_091440.jpg)