Pikirkan 1000 Kali Jika Ingin Lakukan Aborsi, Begini Siksaan yang Dialami Jabang Bayi!
Namun banyak orang yang dianugerahi kehamilan, tetapi tidak menginginkan bayinya lahir ke dunia.
Pengaborsi memasukkan kateter penghisap ke dalam rahim untuk mengosongkan cairan ketuban.
Setelah cairan ketuban habis, pengaborsi menggunakan penjepit sopher, instrumen dengan deretan 'gigi' tajam.
Setelah cairan ketuban habis, pengaborsi menggunakan penjepit sopher, instrumen dengan deretan 'gigi' tajam.
Alat itu yang akan menarik lengan dan kaki janin, mencopot anggota badan dari tubuhnya. Pengaborsi terus merobek usus, tulang, jantung, paru-paru, dan setiap anggota badan lainnya dari tubuh bayi.
Bagian yang paling sulit dari prosedur ini biasanya mencari, menangkap dan menghancurkan kepala bayi.
Setelah memecah tengkorak bayi, pengaborsi menggunakan kuret untuk mengikis rahim. Sehingga rahim bersih dari plasenta serta setiap bagian yang tersisa dari bayi.
Pengaborsi kemudian mengumpulkan semua bagian bayi dan menyusun kembali tubuh kecil itu. Hal ini untuk memastikan seluruh anggota tubuh bayi sudah dikeluarkan secara lengkap.
Selain kondisi bayi yang diaborsi, dr Levatino juga menjelaskan risiko bahaya bagi organ tubuh yang berpotensi dialami si ibu. Termasuk infeksi dan pendarahan. Bahkan kematian sang ibu.
Dr Levatino merupakan dokter ginekolog yang sudah memiliki pengalaman medis lebih dari 40 tahun.
Levatino telah melakukan 1.200 aborsi. Namun kini ia memutuskan untuk menentangnya. Bahkan aktif mengkampanyekan pelarangan aborsi.
Suatu hari setelah menyelesaikan satu aborsi ia melihat janin yang hidupnya ia akhiri.
"Saya menyadari, membunuh bayi usia berapa pun yang masih dalam kandungan dan atas alasan apapun adalah hal yang salah," katanya.
Penasaran seperti apa proses aborsi? Simak Video Berikut: