Gerhana Bulan Total

7 Adab Menyambut Gerhana Bulan dalam Islam

Hal yang tak kalah penting dari menyambut peristiwa gerhana ini adalah adanya kesadaran kita akan perlunya memperhatikan kejadian-kejadian alam

Editor: harismanto
TribunPekanbaru/MelvinasPriananda
Gerhana Bulan langka pada 8 Oktober 2014 diabadikan dari Tangkerang, Pekanbaru, Riau. Warna merah Bulan lebih pudar, diduga akibat pengaruh kabut asap yang membiaskan cahaya. 

Rasa takut itu sangat penting dalam rangka membentuk kartakter takwa kepada Allah-Nya.

Tanpa rasa takut sudah pasti seseorang akan mudah melakukan kemaksiatan.

Baca: Inilah Tempat Terbaik Menyaksikan Gerhana Bulan 31 Januari 2018

Kedua, menampakkan rasa haru.

Sepanjang peristiwa gerhana sebaiknya seseorang menampakkan rasa haru atas peristiwa gerhana di hadapan Allah SWT.

Bagaimanapun peristiwa ini merupakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT sebagai Sang Pencipta sekaligus Sang Penguasa langit, bumi serta seluruh alam berserta seluruh isinya.

Ketiga, segera bertobat.

Salah satu rangkaian bertobat adalah membaca istighfar.

Hal ini dapat dilakukan, misalnya, ketika duduk di dalam masjid sambil menunggu saat iqamah.

Dalam rangkaian shalat gerhana, khatib dalam doanya sewaktu khutbah mengucapkan istighfar dengan banyak memohon ampunan kepada Allah SWT, dan doa ini diamini oleh para jamaah.

Keempat, tidak bersikap mudah bosan.

Sepanjang gerhana terjadi sebaiknya seseorang merasa betah menyambut peristiwa ini hingga selesai rangkaian pelaksanaan shalat gerhana.

Shalat gerhana memang cenderung memakan waktu lebih lama dari pada shalat-shalat lainnya karena dalam setiap rakaatnya rukuk dilakukan dua kali.

Demikian pula ketika khutbah disampaikan sebaiknya seseorang dapat mendengarkan isi nasihat-nasihatnya dengan khusyu’ dan khidmat.

Kelima, segera melaksanakan shalat.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved