Karena Depresi Wanita Ini Tembak Kepalanya Sendiri, Berhasil Selamat, Begini Kondisinya Sekarang
"Saya telah meminta bantuan beberapa orang. Tapi, saya merasa menjadi beban. Jadi, saya mengisolasi diri sendiri," terangnya.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti | Editor: Pravitri Retno Widyastuti
TRIBUNPEKANBARU.COM -- Setiap orang pasti memiliki masalah dan punya cara tersendiri untuk menyelesaikannya.
Namun, ada sebagian orang yang tidak mampu menghadapi masalah mereka hingga akhirnya memilih untuk bunuh diri.
Christen McGinnes (41) adalah satu di antara sekian banyak orang yang depresi karena masalah yang dihadapinya.
Dilansir Tribunnews dari Daily Mirror, Senin (29/1/2018), Christen mengaku ia sangat bahagia dengan kehidupan yang dijalani sebelumnya.
Christen memiliki kehidupan sempurna yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Baca: Kejam! Adopsi Anak, Wanita Ini Malah Kurung Putri Angkatnya hingga Kelaparan dan Meninggal
Memiliki teman baik, pekerjaan mapan, dan berkencan dengan pria baik.
"Saya adalah orang normal yang bahagia. Namun, kemudian semuanya berubah dan menjadi salah," kata Christen.
Pada 2009 Christen kehilangan pekerjaan yang sudah dilakoninya selama 18 tahun karena pengurangan staf.
Tak lama kemudian, nenek tercintanya meninggal, diikuti anjing peliharaan kesayangan.
Hubungan asmara Christen juga kandas dan ia mulai mengalami masalah keuangan.
Tidak memiliki penghasilan membuat Christen mengandalakan tabungannya.
Sejak saat itu, Christen mulai mengalami kesulitan tidur dan serangan panik.
Ia mencoba mengikuti pelatihan militer untuk menenangkan pikirannya, tapi malah semakin tertekan.
"Saya telah meminta bantuan beberapa orang. Tapi, saya merasa menjadi beban, membuat mereka kerepotan karena masalah saya. Jadi, saya mengisolasi diri sendiri," terangnya.
Beberapa bulan kemudian, Christen bangun dari tidurnya dan berpikiran untuk bunuh diri.
Baca: Heboh Seorang Berpakaian Ojek Online Tantang Ustadz Abdul Somad, Ini yang Terjadi pada Pria Itu
"Saya tidak melihat ada jalan keluar sama sekali. Butuh waktu sekitar satu jam untuk memutuskannya. Saya memutuskan bunuh diri dalam keadaan sadar dan secara sengaja. Saya tidak ingin menelepon seseorang untuk berdiskusi apa yang akan saya lakukan. Saat itu saya sampai pada titik di mana saya merasa muak karena menjadi beban," cerita Christen.
Christen pun akhirnya memilih untuk bunuh diri dengan cara menembak kepalanya.
Saat Christen menarik pelatuk pistol, hanya terdengar suara klik, tidak ada peluru yang keluar.
Ternyata pistol Christen memiliki 5 ruang selongsong peluru, sedangkan ia hanya mengisi 4 ruang.
Saat momen tidak terduga tersebut terjadi, Christen berpikir apakah itu sebuah pertanda bahwa tidak seharusnya bunuh diri.
Setelah berpikir beberapa saat, ia memutuskan untuk mencoba bunuh diri yang kedua kalinya.
Ketika menarik pelatuk, Christen mendengar suara nyaring dan ia tidak bisa melihat.
Namun, tanpa sepengetahuan Christen, teman baiknya sedang tidur di kamar sebelah.
Teman Christen yang mendengar tembakan tersebut segera berlari menemuinya.
Saat ditemukan, kondisi Christen sangat mengenaskan.
Baca: BMKG: Cuaca Wilayah Riau Cerah Berawan, Hujan Ringan Turun Dini Hari di Daerah Ini
Peluru tersebut telah menghancurkan tulang rahang kanan Christen, sepertiga gigi, dan lidahnya.
Hidung kanan dan mata kanannya juga tidak luput dari tembakan tersebut.
Beruntung peluru bunuh diri itu tidak menembus tengkorak Christen dan ia segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Setelah 3 minggu menjalani perawatan di Rumah Sakit Fairfax Inova, Virginia, Christen tersadar dari keadaan koma dan melihat sang ayah memegang tangannya.
"Wajah saya hancur, saya tidak bisa berbicara, makan, dan minum. Tapi, aku merasa sangat bersyukur karena diberikan kesempatan hidup," tutur Christen.
Tujuh tahun berikutnya, Christen menjalani 49 prosedur operasi untuk merekonstruksi wajahnya, termasuk membangun tulang rahang baru yang berasal dari tulang rusuknya dan plat logam.
Kini Christen hampir pulih secara fisik, namun masih memiliki beberapa operasi tersisa.
Untuk memulihkan kondisi psikologisnya, Christen harus menjalani perawatan di rumah sakit selama 2 tahun untuk terapi dan konseling.
Mukjizat selamat dari upaya bunuh diri, membuat Christen terketuk hatinya.
Saat ini ia menjadi relawan di rumah sakit tempat ia dirawat sebelumnya.
Ia mengunjungi korban trauma dan mencoba menjadi pendengar yang baik untuk mereka.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/christen-mcginnes_20180129_132423.jpg)