Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Padang

Tuduh Korban Berbuat Mesum, Kronologis Oknum ASN dan 2 Anaknya Cabuli Siswi SMK di Padang 

Saat keduanya sedang selfie, tiba-tiba pelaku Zainal dengan nada tinggi melarang korban dan temannya untuk mengambil foto sembarangan.

Editor: Afrizal
pojoksatu
Ilustrasi 

Setiba di Padang, orangtua D yang bekerja di sebuah anak perusahaan PT Semen Padang kemudian membantu pengurusan syarat pendafataran siswa magang.

"Setelah urusannya selesai, korban dan temannya kembali ke Kabupaten Solok. Dalam perjalanan ke Solok, keduanya berhenti di Taman Hutan Raya Bung Hatta. Sambil melepas penat, keduanya menyempatkan untuk selfie," beber Rosza.

Saat keduanya sedang selfie, lanjutnya, tiba-tiba pelaku Zainal dengan nada tinggi, melarang korban dan temannya untuk mengambil foto sembarangan.

Kemudian, Zainal juga meminta korban dan temannya untuk membayar tiket masuk Taman Hutan Raya Bung Hatta.

Keduanya kemudian mengeluarkan uang sebesar Rp10 ribu.

Setelah itu, keduanya kembali melanjutkan selfie.

Entah benar atau tidak, tiba-tiba Zainal dan rekannya Zulhendra, menuduh keduanya berbuat mesum.

Bahkan, kedua oknum ASN itu juga mengaku telah merekam perbuatan mesum korban dan temannya.

"Saat ditiduh, korban dan temannya membantah berbuat mesum. Namun kedua pelaku tetap bersikeras menuduh keduanya telah berbuat mesum. Bahkan keduanya juga memeras korban untuk membayar Rp15 juta. Jika tidak, korban dan temannya tidak akan dilepaskan," ungkap Rosza.

Karena tidak memiliki uang, korban dan temannya kemudian ditahan oleh pelaku.

Salah satu pelaku, sebut Rosza, kemudian meminta nomor handphone orangtua dari teman korban.

Setelah diberikan, pelaku pun menghubunginya dan mengatakan bahwa D telah berbuat mesum dengan korban.

Mendapat kabar demikian, orangtua D mendatangi pelaku di Taman Hutan Raya Bung Hatta.

Setelah itu, orangtua D membawa anaknya, sedangkan korban tidak bisa dibawa karena pelaku meminta harus orangtua kandung yang menjemput korban, meski orangtua D telah menjamin.

"Setelah D dijemput orangtuanya, korban pun dibawa oleh tetsangka Zainal ke rumahnya. Setiba di rumahnya, Zainal kemudian memaksa korban untuk melayaninya. Korban menolak. Tapi setelah diancam dengan pisau, korban pun takut dan terpaksa melayani tersangka," bebernya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved