Trans Celebes Bicycle Touring
Tasman Jen dan Pesepeda Lainnya Ziarah ke Makam Dato Karama Ulama Asal Minangkabau di Palu
Ada satu yang jadi perhatianku, yaitu agama Islam di sini dibawa seorang Syekh keturunan Minangkabau Syekh Abdullah Raqie alias Dato Karama
"Sampai meninggal dunia, Datuk Karama serta keluarganya dan pengikutnya juga di Palu," ungkapnya.
Diketahui, setelah wafat, jasad Datuk Karama dimakamkan di Kelurahan Lere. Dan tidak hanya itu, di dalam areal makam juga terdapat makam istrinya yang bernama Intje Dille dan dua orang anaknya yang bernama Intje Dongko dan Intje Saribanu serta makam para pengikut setianya yang terdiri dari 9 makam laki-laki, 11 makam wanita, serta 2 makam yang tidak ada keterangan di batu nisannya.
Terus berjalannya waktu, akhirnya makam Datuk Karama dibenahi dengan kontruksi rumah Gadang khas Minangkabau dan dijadikan sebagai cagar budaya sekaligus obyek wisata religi oleh Pemkot Palu dan dijaga oleh sekeluarga juru kunci, yakni Aziz Muhammad bersama keluarganya.
Sedangkan untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa Datuk Karama di Palu, Pemkot Palu menamai salah satu perguruan tinggi di Palu, yakni IAIN dengan nama IAIN Datuk Karama Palu.
Selain itu, masih banyak juga peninggalan Datuk Karama yang hingga saat ini masih digunakan warga Palu. Salah satunya alat musik tradisional Suku Kaili yang disebut Kakula, itu sama dengan alat musik tradisonal Talempong di Minangkabau. Alat musik tradisonal itu merupakan peninggalan sang Datuk Karama.
Sorenya kami melanjutkan perjalanan ke Monumen Nosarara Nosabatutu atau Gong perdamaian Palu timur di daerah perbukitan yang cukup tinggi jang ber jarak sekitar 20 Km dari pusat kota. Tempat yang indah mengingatkanku di puncak San Francisco. (Bersambung)