Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kampar

Ketua DPRD Kampar Besuk Remaja Penderita Kanker Hati, Beri Saran Orangtua Andika

Fikri menyimpulkan, keluarga Andika tidak lagi banyak berharap kepada pengobatan medis.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Afrizal
Tribupekanbaru/nando
Ketua DPRD Kampar Ahmad Fikri menjenguk Andika remaja pengidap Kanker Hati 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG- Andika Anggara, 16 tahun, penderita kanker hati mendapat perhatian dari Ketua DPRD Kampar, Ahmad Fikri.

Fikri membesuk Andika di rumahnya di Desa Lipat Kain Utara Kecamatan Kampar Kiri, Minggu (11/3/2018).

Fikri didampingi koleganya satu partai, Repol yang juga Ketua Komisi I DPRD Kampar.

Ketua DPD II Partai Golongan Karya ini disambut orang tua Andika, Rizon Asmadi dan Arita.

Andika yang kurus, perutnya membengkak dijumpai terbaring lemah di dalam rumah.

Fikri menyimpulkan, keluarga Andika tidak lagi banyak berharap kepada pengobatan medis.

Baca: Warganya Tewas Diserang Harimau, Tokoh Masyarakat Ini Ancam akan Buru Harimau Hidup atau Mati

Baca: Akui Sulit Kembangkan Potensi Perkebunan Kelapa, Bupati Meranti Ungkap Penyebabnya

Baca: Perjuangan Rizon-Arita dari Kampar, Tak Putus Asa Meski Anak Divonis Kanker Hati Stadium Akhir

Pengobatan alternatif sekarang diandalkan untuk menyembuhkan remaja yang sekarang duduk di bangku Kelas X SMA Negeri 1 Lipat Kain itu.

"Sejak pengobatan alternatif, nampaknya ada peningkatan," kata Fikri, Senin (12/3/2018).

Sebenarnya ia berpikir jika Andika lebih baik diobati secara medis.

Namun orang tuanya kurang setuju.

Sebab sebelumnya, pengobatan di rumah sakit sudah dijalani.

"Katanya rumah sakit sudah nolak. Saya sebenarnya sarankan ke rumah sakit," ujar Fikri.

Pengobatan alternatif, kata dia, tentunya tidak bisa dibantu oleh fasilitas dari pemerintah.

Yakni, jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan.

Fikri mengatakan, bantuan kepada Andika dengan gotong royong.

Ia mengajak semua pihak yang hatinya tergugah ikut membantu.

"Ya, bersama-samalah. Urunan," katanya.

Fikri menyarankan orang tua Andika mencari tempat pengobatan alternatif lain, bila dirasa ada yang lebih baik.

"Yang penting, gimana Andika sembuhnya lebih cepat," pungkasnya.

Ibu Andika, Arita sebelumnya mengatakan, kesehatan putranya itu terus menurun sejak delapan bulan lalu.

Salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru memastikan Andika terserang kanker pada hatinya dan sudah stadium akhir.

Kemudian dirujuk ke RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru.

"Dokternya bilang, penyakit ini (kanker hati) nggak ada obatnya. Harus dikemo (kemoterapi). Itupun nggak ada jaminan sembuh," ujar Rita, Senin pekan lalu.

Ia dan suaminya memilih Andika tidak dikemoterapi.

Sudahlah tidak ada jaminan sembuh, biaya yang dibutuhkan juga sangat besar.

Rita hanya ibu rumah tangga.

Sedangkan suaminya, Rizon, hanya mengandalkan nafkah dari berjualan makanan dengan gerobak di sekolah. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved