Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Antre Ruang Rawat di IGD

Siasati Kamar Sering Penuh, Rumah Sakit Upayakan Solusi dengan Observasi dan Upgrade Kelas

Pasien dirawat di area intermediate atau ruang transisi RS Syafira sambil menunggu ketersediaan kamar rawat inap.

Penulis: Alex | Editor: M Iqbal
istimewa
Rumah Sakit Syafira Pekanbaru. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Suasana di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Syafira Pekanbaru, Jalan Jenderal Sudirman, terlihat cukup ramai.

Belasan pasien tampak dirawat di area intermediate atau ruang transisi sambil menunggu ketersediaan kamar rawat inap.

Meski demikian, tenaga medis dan petugas tampak tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pasien yang datang.

Humas dan Marketing RS Syafira Pekanbaru, Ferizal Bosma, mengakui bahwa kondisi penuh di ruang perawatan memang sering terjadi.

Menurutnya, tingkat hunian kamar di rumah sakit tersebut kerap berada di posisi maksimal, terutama saat jumlah pasien meningkat dalam waktu bersamaan. 

"Ketersediaan kamar memang sering full, karena ramainya pasien. Tapi kami tetap berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada masing-masing pasien," kata Ferizal kepada Tribun, saat ditemui di RS Syafira pada Senin (6/10/2025) sore.

Dijelaskan Fery, saat ini, RS Syafira memiliki sekitar 190 kamar yang tersebar di berbagai kelas perawatan. Dari jumlah tersebut, sebagian besar pasien merupakan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. 

"Sekitar 80 persen pasien kami merupakan peserta BPJS, sisanya pasien umum mandiri dan asuransi," ujar Fery merincikan.

Tingginya jumlah pasien BPJS dibandingkan pasien umum menjadi salah satu faktor yang membuat kamar rawat cepat terisi.

Namun pihak rumah sakit berkomitmen tetap memberikan pelayanan setara bagi semua pasien tanpa membedakan status pembiayaan. Setiap pasien ditangani sesuai standar medis yang berlaku dan tetap mendapat prioritas sesuai kondisi kesehatan.

Ketika seluruh kamar terisi penuh, dikatakan Fery pihak rumah sakit melakukan langkah antisipasi dengan menempatkan pasien sementara di ruang intermediate atau transisi di area IGD. Ruangan ini disiapkan agar pasien tetap dapat dipantau oleh tenaga medis sambil menunggu kamar tersedia.

"Kami melakukan observasi di ruang tersebut agar pelayanan tetap berlanjut," tambahnya.

Selain itu, solusi lain yang ditempuh adalah melakukan upgrade kamar satu tingkat di atas kelas yang seharusnya. Misalnya, pasien kelas dua bisa ditawarkan pindah ke kamar kelas satu jika tersedia. Langkah ini dilakukan agar pasien tetap mendapat kenyamanan dan penanganan yang memadai tanpa harus menunggu terlalu lama.

Meski beberapa pasien sempat dirawat lebih lama di IGD karena menunggu kamar, suasana pelayanan tetap terjaga dengan baik. Petugas medis bekerja dengan sigap dan penuh empati, memastikan setiap pasien memperoleh perawatan yang dibutuhkan sambil menjaga kenyamanan di tengah keterbatasan ruang.

Manajemen RS Syafira dikatakannya terus berupaya mencari solusi jangka panjang agar pelayanan tetap optimal. Evaluasi terhadap kapasitas kamar dan sistem alur pasien dilakukan secara berkala. 

"Kami juga berkomitmen memperluas fasilitas dan meningkatkan pelayanan agar setiap pasien yang datang mendapatkan ruang perawatan yang layak sesuai kebutuhannya," tuturnya.

(Tribunpekanbaru.com/Alexander)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved