Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Stephen Hawking Meninggal Dunia

Sebelum Meninggal Dunia Stephen Hawking dan Mark Zuckerberg Pernah Punya Kerjasama 

Namun tahukah Anda bahwa mereka pernah bekerjasama dalam sebuah proyek besar dunia?

Editor: Afrizal
istimewa
Stephen Hawking 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Stephen Hawking dan Mark Zuckerberg dua orang beda generasi. 

Mereka juga beda latar belakang. 

Stephen Hawking dikenal sebagai fisikawan.

Mark Zuckerberg, tentu saja dikenal sebagai penderi facebook. 

Namun tahukah Anda bahwa mereka pernah bekerjasama dalam sebuah proyek besar dunia?

Melansir Kompas.com, Alpha Centauri adalah salah satu sistem bintang terdekat dengan bumi.

Jaraknya "cuma" 40 triliun kilometer atau setara 4,37 tahun cahaya.

Ke sanalah tujuan misi paling ambisius sepanjang sejarah untuk mencari makhluk asing.

Baca: BURUAN. . . Tesis Doktoral Stephen Hawking Tahun 1966 Sekarang Bisa Diakses Online 

Baca: Stephen Hawking Meninggal Dunia, 3 Pelajaran Ini Bisa Dipetik dari Pejuang Penyakit ALS Ini

Baca: Stephen Hawking Meninggal Dunia, 50 Tahun Lebih Hidup dengan Penyakit ALS

Inisiatornya ada tiga orang, yakni pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, fisikawan terkemuka Stephen Hawking, dan miliarder Rusia, Yuri Milner.

Dirangkum KompasTekno dari Daily Mail, Kamis (14/4/2016), misi pencarian kehidupan makhluk asing ( alien) itu dinamai “Breakthrough Starshot” dan menelan biaya sebesar 100 juta dollar AS.

“Bumi adalah tempat yang indah, tetapi mungkin tak akan selamanya ada. Cepat atau lambat, kami mesti menjelajahi bintang-bintang. Breakthrough Starshot adalah langkah pertama perjalanan itu,” ujar Hawking.

Proyek Breakthrough Starshot mengandalkan ribuan wahana mungil bernama nanocraft yang diluncurkan ke luar angkasa oleh roket konvensional.

Begitu berada di orbit, nanocraft akan memulai perjalannanya.

Nanocraft bergerak dengan layar khusus, mirip kapal di laut
Nanocraft bergerak dengan layar khusus, mirip kapal di laut (Reuters)

Nanocraft berukuran sangat kecil, kira-kira sebanding dengan prangko.

Beratnya cuma beberapa gram.

Konsep propulsinya mirip-mirip dengan kapal laut, yang bergerak dengan “ditarik” oleh semacam layar khusus.

Bedanya, bukan angin yang akan mendorong layar nanocraft, melainkan sinar laser yang ditembakkan dari Bumi.

Metode “kapal layar” ini dipercaya bisa membuat wahana mungil itu bergerak dengan laju mencapai 20 persen kecepatan cahaya.

Waktu yang diperlukan untuk mencapai Alpha Centuri pun terbilang sangat singkat, hanya 20 tahun.

Masa itu jauh lebih pendek dibandingkan perjalanan dengan pesawat antariksa terkencang saat ini, yang membutuhkan 30.000 tahun untuk pergi ke sana.

“Tembok yang membatasi kita adalah ruang jauh antara kita dan bintang-bintang. Namun, kita akan bisa melampauinya dengan sinar, layar, dan wahana antariksa teringan yang pernah dibuat,” imbuh Hawking.

Sinar laser akan ditembakkan dari bumi untuk mendorong layar nanocraft
Sinar laser akan ditembakkan dari bumi untuk mendorong layar nanocraft (Reuters)

Baca: Stephen Hawking Meninggal Dunia, 10 Pernyataan Kontroversial, Komentari Tuhan dan Alien

Baca: BREAKING NEWS: Fisikawan Stephen Hawking Meninggal di Usia 76 Tahun

Sesampainya di Alpha Centauri, nanocraft bakal mencari planet yang mirip bumi dan memotretnya.

Bakal butuh waktu tahunan untuk mengirim foto karena sinyal elektromagnetik yang dipakai sebagai medium pengirim bergerak dengan kecepatan cahaya, sementara cahaya butuh waktu 4,37 tahun untuk mencapai Bumi.

Masalahnya, sebelum bisa memberangkatkan nanocraft pun, para ilmuwan di Bumi butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan teknologi terkait.

Digabungkan dengan waktu perjalanan, agaknya warga Bumi masih harus menunggu beberapa dekade lagi sebelum bisa melihat foto dari sistem bintang tetangga.

Stephen Hawking, fisikawan, yang wawasannya membentuk kosmologi modern dan mengilhami khalayak global dalam jutaan orang, telah meninggal pada usia 76 tahun.

Melansir the guardiant, keluarganya mengeluarkan sebuah pernyataan pada dini hari Rabu pagi yang mengkonfirmasikan kematiannya di rumahnya di Cambridge.

Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942; umur 76 tahun adalah seorang ahli fisika teoretis.

Ia adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge.

Ia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.

Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut.

Pada tahun 2010 Hawking bersama Leonard Mladinow menyusun buku The Grand Design.

Meskipun mengalami tetraplegia (kelumpuhan) karena sklerosis lateral amiotrofik, karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari empat puluh tahun.

Buku-buku dan penampilan publiknya menjadikan ia sebagai seorang selebritis akademik dan teoretikus fisika yang termasyhur di dunia.

Karir  Stephen Hawking

Hawking meyakini bahwa kehidupan ekstraterestrial memang ada, dan ia menggunakan basis matematis untuk asumsinya

. "Menurut otak matematisku, angka menunjukan bahwa keberadaan alien sangatlah rasional. Tantangan terbesar adalah memperkirakan seperti apakah alien itu."

Ia meyakini bahwa alien tidak hanya ada di planet-planet, tetapi mungkin juga di tempat lain, seperti bintang atau mengapung di angkasa luas.

Hawking juga memperingati bahwa beberapa spesies alien mungkin memiliki peradaban yang maju dan dapat mengancam Bumi.

Hubungan dengan spesies seperti itu dapat membahayakan seluruh umat manusia.

"Jika alien mengunjungi kita, hasilnya akan sama seperti ketika Columbus mendarat di Amerika, yang tidak berakhir baik bagi penduduk asli Amerika".(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved