Kampar
Balik Kampung Hendak Lihat Candi Muara Takus, IKMAL Justru Kecewa
Kondisi Candi Muara Takus yang kurang terurus ternyata disesalkan oleh orang Kampar di Malaysia.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Budi Rahmat
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Fernando Sihombing
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG- Kondisi Candi Muara Takus yang kurang terurus ternyata disesalkan oleh orang Kampar di Malaysia.
Kekecewaan diungkapkan Presiden Ikatan Kampar Putra Malaysia (IKMAL), Mayjen Dato Amir Guntur, Senin (26/3/2018).
Ia datang dari Malaysia untuk menghadiri Penobatan Bupati Kampar, Azis Zaenal sebagai Sultan Kampa XIV Khalifatullah Akhirulzaman.
"Secara pribadi, saya kecewa (dengan kondisi Candi Muara Takus)," ungkapnya kepada tribunpekanbaru.com saat ditemui usai acara penobatan.
Baca: Rencananya Dibuka 28 Maret 2018, Ini Kemeriahan MTQ Tingkat Kota Pekanbaru
Amir merasa berkepentingan dengan nasib Candi Muara Takus ke depan.
Ia sendiri kemenakan atau berada di garis keturunan ke-18 dari Datuk Rajo Dubalai selaku Pucuk Andiko 44 di Muara Takus.
"Sebagai kemenakan langsung, saya kecewa," katanya.
Menurut Amir, Candi Muara Takus adalah cikal bakal kerajaan-kerajaan yang tersebar sampai ke Malaysia.
Oleh karena itu, perlu perhatian terhadap cagar budaya nasional tersebut.
Baca: Ajaib! Ditabrak Kereta, Tubuh Pria Ini Terbelah, Namun Ia Masih Hidup dan Berbicara
Apalagi, kata dia, masih banyak bagian candi yang belum tergali dan masih terkubur di dalam tanah.
Amir mengatakan, niat untuk menjaga dan merawat candi tersebut hendaknya bukan hanya sekedar wacana semata.
Ia berharap, ada upaya nyata melalui kebijakan yang dibuat pemerintah.
"Harus ada political will dari pemerintah," ujar Amir kepada tribunpekanbaru.com
Ia mengakui, IKMAL maupun masyarakat Kampar yang ada di Negeri Jiran tidak bisa berbuat banyak untuk Candi Muara Takus.
Baca: Susul Sang Kekasih, Bassist Band Navicula Meninggal Dunia
Sebab keberadaannya di wilayah yang dikuasai Pemerintah Indonesia.
Amir mengatakan, Candi yang berada di Desa Muara Takus Kecamatan XIII Koto Kampar itu adalah identitas Kampar.
Peradabannya tidak boleh hilang sampai kapanpun.
Baca: Polda Riau Kantongi Calon Tersangka Dugaan Tipikor Bansos Hibah Bengkalis 2012
Menurut Amir, sebagai orang Kampar, harus bangga dengan Candi Muara Takus sebagai aset sejarah yang masih ada.
"Kami (di Malaysia) juga bangga dengan sejarah, aset candi salah satunya," tuturnya.
Di samping itu, Andiko 44 juga harus selalu hidup turun-temurun.
Baca: Ahok Batal Bebas! Hakim Tolak Peninjauan Kembali Putusan, Apa Alasannya?
Amir melihat, kepemimpinan Bupati Kampar, Azis Zaenal memiliki political will untuk melestarikan Candi Muara Takus.
Ia berharap, dengan diangkatnya Azis menjadi Sultan Kampa XIV, perhatian kepada candi bertambah. (*)