Pengakuan Ojek Online: Dulu Sehari Bisa Rp 500 Ribu, Sekarang Segitu Seminggu. . .
Perbedaan tarif per kilometer ini membuat penghasilannya melorot jauh. Pada awal bergabung, dia bisa mendapat Rp 500.000 dalam sehari.
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Pengemudi ojek online menjerit dengan tarif per kilometer Rp 2.000 yang dianggap tidak manusiawi.
Tarif ini membuat penghasilan mereka menurun jauh, tidak "seberjaya" pada 2016.
Topan, salah seorang driver GrabBike di Kebun Jeruk, Jakarta Barat, menceritakan, saat pertama bergabung pada 2015, tarif per kilometer mencapai Rp 3.000.
Menurut dia, saat ini hanya Rp 1.600.
Perbedaan tarif per kilometer ini membuat penghasilannya melorot jauh.
Pada awal bergabung, dia bisa mendapat Rp 500.000 dalam sehari.
"Kalau dulu bisa Rp 6 juta sebulan pas 2016-an dan seharinya bisa Rp 500 ribu. Sekarang segitu (Rp 500 ribu) cuma bisa seminggu," kata Topan seperti dilansair Tribunpekanbaru.com dari Kompas.com, Rabu (28/3/2018).
Baca: Setelah Alami Perubahan Foto Cewek Ini Viral, Sebelumnya Tubuhnya Sering Jadi Bahan Bully

Pengemudi ojek online melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (27/3). Massa dari pengemudi ojek online menuntut pemerintah membantu untuk berdiskusi dengan perusahaan transportasi online agar merasionalkan tarif.(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)
Hal ini juga dirasakan oleh teman Topan, Darto.
Menurut dia, penghasilan dari ojek online kini tidak lagi bisa menutupi.
Sebab, mereka juga harus membeli bahan bakar, perawatan motor, dan sebagainya.
Sehingga, keduanya mendukung aksi teman-teman yang menuntut tarif per kilometer dinaikkan menjadi Rp 4.000.
"Kalau saya pribadi sepakat. Sebenarnya sih kurang per kilo Rp 1.600 sekarang. Perawatan motor, bensin, kuota juga enggak ketutup," kata Darto (45), pengemudi Go-Jek.
Ucok, pengemudi Go-Jek yang duduk di sebelah Darto langsung mengamini.
"Saya sebulan bensin bisa Rp 50.000. Teman-teman di sini (pangkalan ojek online Jalan Panjang) enggak ada yang Premium, semuanya Pertamax," kata Ucok.
Baca: Usai Diperkosa Gadis Ini Disuruh Pulang, Besoknya Pria Ini Malah Minta Datang Lagi

Dibandingkan dengan Ucok dan Topan, Darto sudah tidak menjadikan ojek online sebagai pekerjaan utama.
Dia mengojek hanya sebagai pekerjaan sambilan.
"Sekarang udah enggak ketutup kalau saya enggak sekalian buka (jualan) mie ayam. Makin ke sini makin tipis (pendapatannya)," ujarnya.
Mengenai persaingain antara operator ojek online, menurut ketiganya, hal itu tidak memberi pengaruh dengan penghasilan mereka.
Mereka sepakat bahwa penumpang bebas memilih ojek mana pun.
"Persaingan cuma ada di perusahaan aja, bukan di kita-kita (pengemudi)," kata Topan, yang diiyakan oleh Darto dan Ucok.
Setelah ribuan pengemudi online melakukan aksi dan ditemui Presiden Joko Widodo, mereka berharap ada perubahan tarif.
Tarif tersebut diharapkan bisa menguntungkan penumpang dan juga pengemudi.
Baca: Saling Tukar Pesan di Ponsel, Guru Wanita Berhubungan Badan dengan Muridnya di Dalam Kelas
Mereka berdiskusi langsung dengan presiden terkait tuntutan dan aspirasi para pengemudi ojek online.(Kompas TV)
"Kita ngikutin aja kalau memang memberikan perubahan buat kita. Kalau dari analisa kita, kalau kemahalan kasian penumpangnya juga," kata Topan.
Baca: Prabowo Tetap Maju Pilpres, Rachmawati Soekarnoputri: Tunggu Tanggal Mainnya
Baca: Pacaran dengan Ibu, Pria Ini Malah Cabuli Anaknya Saat Rumah Sedang Sepi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ojek Online: Dulu Sehari Bisa Rp 500.000, Sekarang Segitu Seminggu..."
Penulis : Rima Wahyuningrum
Editor : Ana Shofiana Syatiri