Kepulauan Meranti
Rekonstruksi Suami yang Potret Jasad Usai Bunuh Istri Sendiri, Pak Tolong Bawa Pelaku Kemari
Pantauan pada saat rekonstruksi digelar, belasan orang yang diketahui merupakan keluarga Nurul melontarkan makian dari luar pagar Mapolres.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Guruh BW
TRIBUNPEKANBARU.COM, SELATPANJANG- Keluarga korban pembunuhan Nurul Komariah memaki-maki Rohman, suami yang juga pelaku pembunuh Nurul Komariah.
Makian tersebut terjadi pada saat Polres Kepulauan Meranti menggelar rekonstruksi di halaman Mapolres Kepulauan Meranti, Rabu (25/4/2018) sekitar pukul 15.00 WIB.
Pantauan tribunpekanbaru.com pada saat rekonstruksi digelar, belasan orang yang diketahui merupakan keluarga Nurul melontarkan makian dari luar pagar Mapolres.
Keluarga korban yang sudah geram meminta pihak kepolisian untuk membawa pelaku ke dekat pagar.
"Pak tolong bawa pelaku kemari, saya mau lihat wajahnya," ujar Heri Abuzar, abang kandung Nurul yang saat itu menyaksikan rekonstruksi dari luar pagar.
Mendengar teriakan keluarga korban, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP La Ode Proyek langsung mendekati keluarga korban dan mencoba menenangkan mereka.
Pihak keluarga juga diminta untuk kembali pulang dan melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Baca: TERKUAK. . .Usai Bunuh Istri Sendiri, Pelaku Abadikan Jasadnya 2 Kali Pakai Kamera Handphone
Baca: Lelaki Ini Awalnya Berteriak Seperti Kesurupan yang Terjadi Selanjutnya Bikin Kawannya Syok
Baca: Karni Ilyas Ungkap Rahasia 4 Tahun Silam, Ternyata Pernah Menyarankan Megawati untuk Usung Jokowi
Beruntung keluarga korban menerima arahan Kapolres dan meninggalkan Mapolres Kepulauan Meranti.
"Tadi ada 25 reka adegan yang diperagakan. Pada reka adegan terakhir, ada suara ribut-ribut dari luar pagar. Untung suara ribut-ribut tersebut tidak sempat mengganggu peroses rekonstruksi," ujar La Ode pada tribunpekanbaru.com.
Kendati pihak keluarga sudah meninggalkan Mapolres Kepulauan Kepulauan Meranti, namun pihak kepolisian tetap mengamankan pelaku ke sel tahanan.
Hal ini dilakukan agar tidak memancing amukan warga lain yang melihat rekonstruksi.
"Pelaku langsung kami amankan ke sel agar tidak memicu emosi warga lain," ujarnya.
Fakta Mencengangkan
Rekonstruksi kasus pembunuhan Nurul Komariah (32) batal dilakukan di tempat kejadian perkara.
Polres Kepulauan Meranti memilih lokasi rekonstruksi pembunuhan wanita asal Desa Semukut Kecamatan Pulau Merbau di halaman Mapolres Kepulauan Meranti pada Rabu (25/4/2018) sore.
Sejumlah fakta mencengangkan terkuak saat rekonstruksi.
Suami korban, Rohman yang menjadi pelaku pembunuhan Nurul Komariah isterinya sendiri ternyata sempat mengabadikan jasad isterinya.
Ironisnya, Rohman mengabadikan jasad Nurul sesaat setelah ia melakukan pembunuhan tersebut.
Terungkapnya perilaku aneh Rohman tersebut pada saat memperagakan reka adegan ke 23 dari 25 reka adegan yang diperagakan.
Pantauan tribunpekanbaru.com, dari reka adegan tersebut, ia sempat mengabadikan jasad isterinya sebanyak dua kali menggunakan kamera handphone istrinya.
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP La Ode Proyek mengungkapkan, pihaknya akan mendalami satu demi satu reka adegan yang dilakukan oleh pelaku.
Dari reka adegan tersebut pihaknya bisa mengungkap adanya fakta-fakta baru terkait kasus tersebut.
"Jika dalam reka adegan tersebut ada rencana pelaku untuk membunuh istrinya, pelaku kami jerat dengan pasal 340 dengan ancaman maksimal yaitu hukuman mati," ujarnya.

Baca: Lima Pelajar di Pekanbaru yang Tercyduk Pesta Narkoba di Rumah Kosong Akhirnya Direhabilitasi
Baca: Masih Berusia 20 an Pasutri di Pelalawan Kompak Edarkan Sabu, Pengakuannya Bikin Miris
Lagipula kata La Ode, berdasarkan informasi yang ia terima, pelaku juga sempat mengggorok leher isteri pertamanya yang tinggal di Tanjung Balai Karimun, Kepri.
Untungnya, nyawa isteri pertamanya tersebut masih sempat tertolong.
"Sifat pelaku termasuk temperamen, ini adalah kali keduanya ia melakukan penganiyaan. Korban pertama pada isteri pertama, dan almarhumah Nurul ini korban yang tewas," ujarnya pada tribunpekanbaru.com.
Polres Kepulauan Meranti membatalkan rekontruksi kasus pembunuhan Nurul Komariah (32) di tempat kejadian perkara (TKP).
Wanita Desa Semukut Kecamatan Pulau Merbau tersebut dibunuh oleh suaminya sendiri, Rohman.
Awalnya, pihak Polres Kepulauan Meranti berencana melakukan rekonstruksi di Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Selatpanjang Kota, Kecamatan Tebingtinggi sesuai tempat terjadinya pembunuhan dan ditemukannya jasad Nurul Komariah pada Minggu (25/3/2018) lalu.
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP La Ode Proyek mengatakan, dibatalkannya rekonstruksi di TKP siang itu lantaran mengingat keamanan pelaku.
Pasalnya, tingginya semak belukar di TKP tersebut dinilai tidak aman bagi pelaku.
"Kalau ada orang yang mengendap di semak-semak lantas memanah atau menombak pelaku bagaimana? Kita kan tidak bisa melihat jelas. Apalagi, TKP dekat laut, sehingga bila ada orang yang ingin menyakiti pelaku bisa dengan mudah kabur," ujar AKP La Ode Proyek, Rabu (25/4/2018) pada tribunpekanbaru.com.
Pantauan, rencana rekonstruksi yang akan digelar di TKP Tanjung Harapan, sudah dikerumuni oleh ratusan warga.
Bahkan ayah Nurul Komariah, Karim (75) datang ke TKP sesaat pihak polisi tiba di lokasi bersama abang kandung Nurul Komariah, Heri Abuzar.
Melihat mobil polisi, Karim lantas berteriak histeris dan memaki-maki pelaku.
Padahal pelaku belum didatangkan ke lokasi yang direncanakan.
"Saya geram dengan pelaku, saya minta aparat hukum menjatuhkan hukuman seberat-beratnya terhadap pelaku. Jika bisa hukum mati saja, kami takut pelaku akan membunuh kami juga jika sisa lepas," ujar Karim.
Baca: Atlet Angkat Besi Andalan Riau Ini Memilih Pindah ke Jawa Timur, Inilah Alasannya
Baca: Terkuak, Alasan Dewi Perssik Cerai dari Aldi Taher. Cuma Dibuat Taruhan?
Ditemukan Saat Cari Kerang
Minggu (25/3/2018) sore, warga Jalan Tanjung Mayat, Kelurahan Selatpanjang, Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti dihebohkan dengan adanya penemuan mayat di semak belukar.
Mayat berjenis kelamin perempuan tersebut ditemukan pertama kali oleh Tintin (29) warga setempat.
Tintin (29), mengatakan, awalnya ia bersama kedua keponakannya, Rahma (10) dan Sultan (7) sedang mencari kerang di sekitar lokasi tersebut.
Polisi melakukan identifikasi terhadap penemuan mayat yang ditemukan di semak belukar oleh pencari kerang di Jalan Tanjung Mayat, Kelurahan Selatpanjang Kota, Kecamatan Tebingtinggi. (Tribupekanbaru/guruhbudiwibowo)
Belum sempat ia mendapatkan kerang, ketiganya dikejutkan dengan adanya sesosok tubuh yang tergeletak dengan posisi terbaring miring di tanah.
"Saya dan kedua keponakan saya langsung kabur dan teriak minta tolong ke warga lainnya," ujar Tintin.
Tintin juga mengaku tidak mengetahui siapa sosok wanita tersebut, sebab ia tidak berani melihat lebih jauh.
"Begitu saya lihat adalah mayat, saya langsung kabur," ujarnya.
Ada sejumlah luka yang terdapat di tubuh mayat perempuan yang ditemukan warga di Jalan Tanjung Mayat, Kelurahan Selatpanjang Kota, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Di kening mayat tersebut terdapat luka robek yang menganga, sedangkan luka lebam terlihat di bagian pipi sebelah kiri dan bibir.
Tidak hanya itu, luka goresan juga ditemukan di bagian pinggang mayat.
Kabag Ops Polres Kepulauan Meranti, Kompol Joni Narta saat ditemui di sela-sela identifikasi mengatakan, untuk mengetahui penyebab kematian pihaknya membutuhkan hasil visum dari dokter.
"Mayatnya baru saja dievakuasi ke RSUD Meranti untuk divisum, kami tidak bisa memperkirakan penyebab kematian tanpa ada hasil visum," ujar Kompol Joni Narta.
Ia hanya mengatakan, dalam identifikasi yang dilakukan Polres Kepulauan Meranti, mereka mengamankan sejumlah benda yang diduga milik mayat tersebut.
Benda-benda tersebut kata Joni adalah sendal berwarna hitam, tas sandang berwarna hitam dan penjepit rambut berwarna merah berhias manik-manik kaca.
"Saat dilakukan identifikasi, kami tidak menemukan kartu identitas milik mayat wanita tersebut," ujarnya.(*)