Bom Surabaya

ALASAN Surabaya Dipilih Jadi Sasaran Teror, Simak Uraian Eks Teroris Ali Fauzi

Menurut Ali Fauzi, benar untuk yang pertama di Indonesia teroris mengajak semua anggota keluarganya, suami, anak anak dan istrinya.

Editor: Afrizal
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Suasana setelah ledakan bom di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). Akibat ledakan itu, 5 mobil dan 30 motor terbakar.(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG) 

Adanya standar IPK ini juga membuat alumnus mudah mencari pekerjaan.

Hanya saja, ayah empat anak yang bunuh diri satu keluarga dengan meledakkan bom ini tak pernah masuk kuliah.

“Gak pernah masuk kuliah dan IPK kecil apalagi SKS juga hanya 40. Jadi universitas memutuskan untuk mengeluarkan dia,” tandas Nasir.

Seperti yang diberitakan TribunJatim.com sebelumnya, Dita ini merupakan terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Pantikosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, Minggu (13/5/2018) pagi.

Menurut daftar riwayat pelaku yang TribunJatim.com peroleh dari pihak kepolisian, Dita merupakan alumni SMP 4, SMA 5 , dan D3 Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Airlangga (Unair).

Hanya saja pihak Unair menjelaskan bahwa Dita ini mengambil jurusan Menejemen Perdagangan.

Selain tak pernah masuk kuliah, pelaku selama mengenyam studi di Unair ternyata juga tak aktif di kegiatan BEM maupun Senat.

Bahkan adanya kegiatan religius di kalangan kampus pun pelaku tak pernah mengikutinya sekali pun.

Sementara saat TribunJatim.com mencari dosen wali yang mengampu pelaku bom bunuh diri ini.

Sejumlah sumber menyebutkan bahwa banyak dosen saat pelaku kuliah sudah pensiun.

Meski demikian TribunJatim.com memperoleh informasi bahwa ada salah satu kakak angkatannya yang kenal dekat sama pelaku.

Namun upaya TribunJatim.com untuk merayu kakak angkatnya ini tak berhasil dan ia pun tak berani diwawancarai karena harus mengikuti perintah rektor Unair supaya satu pintu.

“Gak berani saya bercerita. Toh juga yang saya ketahui sudah dijelaskan pak Rektor tadi,” kata Rudi Purwono dengan singkat saat dihubungi TribunJatim.com.

Dari catatan yang TribunJatim.com peroleh dari Unair, pelaku Dita terdaftar dan tercatat mahasiswa Unair angkatan 1991.

Memakai nomor induk mahasiswa 049114141P pelaku hanya bisa menempuh 47 SKS dari 110 SKS yang seharusnya diselesaikan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved