Bom di Surabaya
Ternyata, Puji Sempat Dilarang Dinikahi Dita, Keluarga: Suaminya Memiliki Pemahaman Agama yang Aneh
Benar saja, ketika istri sudah terpengaruh Dita dengan mudah mempengaruhi anaknya.
"Rumah itu tidak ada tegangganya yang pernah masuk. Dia kalau ke rumah saya, saya persilakan. Tapi dia tidak pernah (mengajak orang ke rumahnya)," tutur dia.
Pernah suatu ketika Adi punya perlu dengan Dita. Ia pun mendatangi rumahnya, tapi rumah selalu dalam keadaan terkunci.
Ketika banyak yang penasaran bagaimana cara Dita mengajak anak dan istrinya menjadi pelaku?
Dilansir Sripoku.com dari laman Facebook sang istri, ternyata Dita terlebih dahulu memberikan doktrin kepada istrinya.
Hal itu terlihat dari beberapa postingan istrinya soal kehidupan setelah mati. Benar saja, ketika istri sudah terpengaruh Dita dengan mudah mempengaruhi anaknya.
Ia terakhir mengunggah di akun Facebook-nya pada 2014 lalu. Ditilik dari rekam jejak di beranda Facebook-nya, Puji juga pernah menulis beberapa status soal kehidupannya.
Terlebih, ia sering menuliskan status soal nasihat berbau islami, dan membahas soal kehidupan setelah kematian.
Baca: Ngeri, 3 Pasukan Khusus TNI Anti Teror Ini Siap Sedia Berantas Teroris!
Baca: 5 Fakta Keluarga Pelaku Bom Gereja Surabaya, No 3 Bikin Miris
Baca: Pernah dengar Pablo Escobar? Raja Kokain yang Uangnya Rp 29 Triliun Raib Dimakan Tikus
Berikut beberapa di antaranya :
"Kesulitan di dunia tidak ada apa apanya dibandingkan kesulitan di negeri akherat. Yang memudahkan kita adalah kedekatan kita dengan ALLAH."
"Selalu mengingat ALLAH dan hari esok harus lebih baik. itulah moto bujang kecilku. Smg ALLAH menguatkanmu nak..."
"Banyak orang baik tapi kebaikanya hanya untuk dirinya sendiri bukan untuk ALLAH"
"Tidak diciptakan dua hati dalam satu wadah. Dan telah ditetapkan bahwa konsumsi hati adalah nilai nilai kebenaran dari ALLAH, jadi jika hati(qolbu) diberikan konsumsi selain nilai nilai kebenaran dr ALLAH maka ia akan bocor, tergoncang dan akhirnya rusak. Raih cinta dari ALLAH dg memberi konsumsi qolbu yg benar."
Nyaris tak ada gelagat yang menunjukkan keluarga Dita berpaham radikal.
Sang istri, yang dalam pengeboman menggunakan cadar, berpenampilan normal saja sehari-hari.
Pernah dua tahun lalu rumah Dita dipakai untuk latihan silat orang-orang dari luar. Adi mengetahuinya dari laporan satpam.