Sebelum Ditembak Tentara Israel, Razan Najjar: Serang Saya dengan Pelurumu, Saya Tidak Takut
Najjar mengangkat tangannya tinggi-tinggi secara jelas namun tentara Israel melepaskan tembakan dan mengenai dadanya
Lonjakan kekerasan di perbatasan meningkat pekan ini ke pertukaran penembakan paling intensif antara Israel dan Hamas serta faksi bersenjata Palestina lainnya sejak 2014.
Namun, kekerasan yang tidak menyebabkan korban jiwa, terhambat dengan mediasi gencatan senjata Mesir.
Dalam unjuk rasa yang disebut sebagai bulan kemunduran besar, orang-orang Palestina telah menyerukan hak untuk kembali ke tanah yang hilang ke Israel selama perang saudara tahun 1948.
Baca: Keluarga besar Unilak dan PT RAPP Buka Bersama 60 Anak Yatim Piatu
Baca: Ratapan Ibunda Razan Al Najjar: Kuharap Bisa Melihatnya Dalam Gaun Pengantin Putih, Bukan Kain Kafan
Baca: VIDEO: Kapolda Riau Sebut 4 Bom yang Diamankan dari Gelanggang Mahasiswa FISIP UR Siap Ledak
Baca: VIDEO: Bom Ditemukan di Gelanggang Mahasiswa FISIP, Rektor UR: Kami Mengutuk Kejadian Ini
Israel menyebut mereka melakukan sebuah taktik untuk melanggar perbatasannya dan membelokkan pengawasan dari masalah-masalah pemerintahan Hamas.
Tanggapan mematikan Israel telah menarik kecaman Internasional.
Jumlah demonstran hari Jumat lalu berkurang dari minggu-minggu sebelumnya, tapi diperkirakan akan tumbuh minggu depan karena orang Palestina menandai peringatan penangkapan Israel atas Jalur Gaza dan Tepi Barat serta Yerusalem Timur dalam perang 1967.
Sementara itu, di rumahnya di Khan Younis, ibu Najjar, Sabreen jatuh pingsan karena dia menerima seragam bernoda darah putrinya.

Baca: VIDEO: Bom Ditemukan di Gelanggang Mahasiswa FISIP, Rektor UR: Kami Mengutuk Kejadian Ini
Baca: VIDEO: Kapolda Riau Sebut 4 Bom yang Diamankan dari Gelanggang Mahasiswa FISIP UR Siap Ledak
Baca: Kelompok Teroris Rekrut Kaum Intelektual
Baca: Jalani Hubungan Terlarang dengan Anak Angkatnya, Henderson Ungkap Rosalia Siahaan Hamil 3 Bulan
Ia menangis sambil mengenang kematian putrinya.
"Mereka (Israel) tahu Razan, mereka tahu dia seorang paramedis, dia telah membantu mengobati luka sejak 30 Maret," ungkapnya.
Seragam Najjar tersebut diketahui dibawa oleh sang ayah, Ashraf, terlihat seragam tersebut berlumuran darah milik Najjar.
"Malaikatku meninggalkan tempat ini, dia sekarang berada di tempat yang lebih baik. Aku akan sangat merindukannya. Semoga jiwamu beristirahat dalam damai, putriku yang cantik," ratap sang ayah.
Bahkan, sebelum meninggal dunia Najjar sempat menyampaikan pesan kepada sang ayah.
"Kami memiliki satu tujuan, untuk menyelamatkan nyawa dan mengevakuasi orang. Dan mengirim pesan ke dunia: Tanpa senjata, kita bisa melakukan apa saja," ujar ayah Najjar.
Baca: Selalu Beri Makan Gelandangan yang Duduk Depan Rumah, Pria Ini Tak Menyangka Dapat Balasannya
Baca: Semua Pemain Madrid Balas Pesan Perpisahan Zidane, Tapi Tidak dengan Pemain Ini, Ada Apa Ya?
Baca: Deretan Fakta Razan Najjar, Perawat Tewas Tertembak Tentara Israel di Gaza, No 5 Bikin Merinding
Sementara itu, pernyataan dari Kementerian Kesehatan Gaza berkabung atas kepergian Najjar dan dianggap sebagai martir.
Saat diwawancarai oleh Reuters pada bulan April pun Najjar mengatakan dia akan melihat demonstrasi tersebut sampai akhir.