Oknum Mahasiswa di Pekanbaru Beberapa Kali Ditangkap Terlibat Peredaran Narkoba, Ini Kata Kapolresta
Tiga orang diduga kurir narkoba diamankan bersama barang bukti narkotika senilai Rp 3,6 milyar oleh Polsek Lima Puluh
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Mereka adalah dua orang pekerja swasta masing-masing berinisial CD (25), AS (28). Sedangkan satu orang lagi merupakan oknum mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Pekanbaru berinisial AP (26).
Ketiganya ditangkap di salah satu rumah di Jalan Rambutan, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Senin (16/7/2018) lalu.
Dari hasil pengembangan dan penggeledahan petugas di rumah AP, ditemukan sebanyak 3220 butir pil happy five merk Erimin, 2700 butir pil ekstasi warna biru gambar kodok dan warna kuning gambar minion.
Kemudian 3 bungkus plastik kemasan teh Cina merk Guanying Wang dan sebungkus plastik bening ukuran besar yang berisi sabu-sabu dengan berat sekitar 3,2 kilogram.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto, didampingi Kasat Narkoba Kompol Deddy Herman dan Kapolsek Lima Puluh Kompol Angga F Herlambang, saat gelaran ekspos, Rabu (18/7/2018) menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan lebih lanjut.
Guna menelusuri asal muasal barang, dan jaringan pengedar narkoba yang terkait dengan ketiga kurir ini.
Sementara diketahui, barang haram ini disuplai oleh seseorang berinisial L.
"Kita jarik jalur jaringannya. Tim saat ini sedang bekerja melakukan pengembangan. Ketiganya sementara mengaku kurir, tapi nanti kita lihat lagi perjalanan barang saat diterima hingga pemasarannya," tegas Susanto.
Baca: Setengah Jam 7 Mobil Damkar Berhasil Padamkan Api yang Membakar Rumah di Jalan Pepaya
Lanjut Kapolresta, salah satu jenis ekstasi yang diamankan, termasuk jenis baru.
"Salah satu jenis ekstasinya (minion) termasuk jenis baru. Bentuknya baru dan efeknya juga baru. Harganya Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu (per butir)," ujar Kapolresta.
Susanto menyebutkan, barang haram ini sendiri berasal dari luar daerah. Untuk sabu-sabu, terindikasi berasal dari Malaysia.
"Sebagian barang disebar di sini, pemiliknya lagi kita buka jaringannya," ucap Susanto.
Dirinya menambahkan, narkotika ini dipasarkan dengan cara diecer ke dalam kemasan kecil-kecil.
Untuk menyamarkannya, narkotika yang dipesan terkadang dibungkus dengan bungkus bekas makanan ringan.
"Tersangka diupahnya Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu," pungkasnya. (*)