Lalu Mohammad Zohri Disopiri Jokowi, Diajak Main Golf dan Keliling Istana, Lihat Videonya
Sepulang dari Finlandia, juara dunia lari 100 meter U-20 Lalu Muhammad Zohri langsung dijamu di istana negara.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sepulang dari Finlandia, juara dunia lari 100 meter U-20 Lalu Muhammad Zohri langsung dijamu di istana negara.
Presiden Jokowi bahkan mengajak Zohri main golf dan menyopiri pria kelahiran Lombok tersebut berkeliling istana.
Melalui akun Facebooknya, Presiden Jokowi memposting momen tersebut.
Baca: Berbekal 200 Ribu, Lalu Muhammad Zohri Kini Dapat Hadiah 250 Juta dan 1 Kilo Emas
"Lalu Muhammad Zohri, juara dunia lari 100 meter usia di bawah 20 tahun kelahiran Nusa Tenggara Barat, sudah pulang ke Tanah Air. Rasanya ada yang mengganjal saat membaca wawancaranya di media. Kata Zohri, ia bangga apabila dapat bertemu dengan "orang besar".
Siapa yang dia maksud orang besar itu? Presiden. Saya.
Maka siang ini saya pun bertemu Zohri di Istana Kepresidenan Bogor. Ia datang dengan mengenakan jaket putih bawahan merah, berkalungkan medali emas yang diraihnya. Saya mengajak Zohri berkeliling halaman istana sembari berbincang-bincang. Sungguh saya bangga atas prestasi anak muda ini.
Tapi ini yang keliru. Orang besarnya itu bukan di sini. Bukan saya, tapi Zohri. Dialah orang besar itu. Karena dengan segala keterbatasan dan kekurangan fasilitas, dengan ambisi yang besar, kerja keras, dan kegigihan ia bisa menjadi juara dunia.
Baca: Tiba di Tanah Air Usai Raih Juara Dunia, Inilah yang Diucapkan Lalu Muhammad Zohri
Saya berpesan kepada Zohri agar tak lekas berpuas diri. Tetap giat berlatih menghadapi Asian Games 2018 dan pertandingan-pertandingan besar lainnya," tulis Presiden Jokowi.
Emas 1 Kg
Apresiasi yang ditujukkan pada Lalu Muhammad Zohri atas prestasi gemilangnya di Kejuaraan Dunia Atletik 100 meter putra U-20 di Tempere, Finlandia, masih terus mengalir.
Tak heran Zohri mendapat berbagai tawaran hadiah, seperti renovasi rumah, mendapat tawaran menjadi prajurit TNI, minimarket, hingga menjadi CPNS.
Kepulangan atlet berusia 18 tahun itu disambut meriah oleh ratusan masyarakat dan awak media yang berkumpul di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tengerang, Banten, Selasa (17/7/2018).
Baca: Insiden Bendera Zohri: Meski Mirip, Ini Perbedaan Bendera Indonesia, Monako, dan Polandia
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Imam Nahrawi, menyambut kepulangan Zohri di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Imam Nahrawi bahkan memberi hadiah emas 1 kg pada Zohri.
"Kami berharap Zohri tetap konsisten untuk berlatih karena Asian Games sudah dekat," tutur Menpora Imam Nahrawi seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Nasib Berbeda
Deddy Corbuzier merilis vlog terbarunya yang mengomentari soal kemenangan Lalu Muhammad Zohri.
Menurutnya, kemenangan Zohri menjadi juara dunia dalam ajang lari 100 meter di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia adalah faktor kebetulan dan hoki belaka.
"Zohri itu menang karena kebetulan, bukan karena yang lain," ujar Deddy membuka video blognya.
Pernyataan Deddy itu kemudian ia hubungkan dengan kisah dirinya sendiri.
Deddy membeberkan beberapa fakta mengenai kehidupan Zohri sebelum dirinya mengikuti kompetisi bergengsi itu.
"Sekarang coba bandingkan dengan Zohri. Zohri itu sepatu larinya aja nggak punya, tinggal di rumah gubuk, makannya kurang, gizinya tak terawat, suplemennya nggak ada, tidak diperhatikan sama sekali.
Sekarang aja diperhatikan, kalau nggak viral ya nggak jadi apa-apa juga," pungkasnya.
Sebelum menyebut kalau kemenangan Zohri adalah faktor kebetulan belaka, Deddy membandingkan dengan kehidupan seorang atlet Indonesia yang menjadi juara dunia.
Dia adalah Fauzan alias Ozan (20).
Seorang pemuda asal Kampung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini tercatat sebagai juara dunia pada WASO World Championship pada Januari 2018 di Ceko.
Nasib Ozan tak seindah Zohri.
Ketika Zohri dihujani hadiah dari berbagai kalangan, tapi tidak dengan Ozan.
Dikutip dari Kompas.com, Perjalanan Ozan dan pelatihnya, Mustafa, berangkat ke Ceko tak mudah.
Pulang dari sana, ia menikmati kemenangan dalam senyap dan kembali ke kehidupan nyata, mencari penghidupan.
Sebenarnya, Ozan punya cita-cita menjadi tentara.
Kemudian, dia mencoba peruntungan menjadi polisi tetapi gagal karena tak lolos seleksi.
Terakhir, Ozan mencoba melamar sebagai anggota Satpol PP di Provinsi Kalimantan Selatan.
Hingga saat ini, belum ada kelanjutan dari lamaran yang diajukannya.
Kini, Ozan menjalani pekerjaaannya sebagai karyawan di sebuah toko retail, membantu perekonomian keluarga.
Ibu Ozan, Jamariah (56), bekerja sebagai tukang pijat.
Saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/7/2018), Ozan berharap, ke depannya, ada perhatian pemerintah terhadap para atlet yang telah mengharumkan nama negara.
"Kenapa atlet-atlet dibeda-bedakan antara atlet lain, enggak ada perhatiannya pemerintah sama atlet-atlet. Apakah pemerintahnya lagi kesibukan mengurus rakyat atau gimana," kata Ozan sebagaimana dikatakan kepada Kompas.com.
Perjuangan Menuju Ceko
Perjuangan mengikuti kejuaraan dunia karate Perjalanan Ozan dan pelatihnya untuk berangkat mengikuti kejuaraan karate tradisional tingkat dunia, WASO World Championship, tak mudah.
Ia sempat mengalami kesulitan biaya untuk mendanai perjalanannya ke Ceko.
Bantuan dari sejumlah pihak, termasuk Korda Federasi Karate Tradisional Indonesia Kalimantan Selatan akhirnya mewujudkan keinginan Fauzan bertarung di kancah dunia.
"Sempat bingung karena kesulitan biaya, padahal harus ngurus visa dan tiket pesawat. Tapi, kemudian kami dibantu oleh beberapa pihak asing dan dapat bantuan dari Ketua Korda Federasi Karate Tradisional Indonesia," ujar Ozan.
Pihak WASO World Championship juga memberikan bantuan dan kemudahan seperti menyediakan fasilitas tempat istirahat, dan keperluan sehari-hari selama mereka tinggal di Ceko.
Namun, segala fasilitas yang didapatkan ini harus dibayar setelah kejuaraan selesai.
"Setelah pengumuman kejuaraan, kami mengganti uang yang kami pinjam ke pihak WASO," ujar Ozan.
Menurut dia, pemerintah kurang memberikan perhatian terhadap para atlet olahraga karate.
"Kurang diperhatikan aja sih. Yang penting saya berangkat, saya datang ke kota orang. Saya enggak mikir pulang lah, yang penting berusaha yang terbaik, yang serius mainnya, jangan mengecewakan," kata Ozan.
Di tingkat nasional, prestasi Fauzan tercatat pernah meraih medali emas saat kejuaraan nasional karate yang berlangsung di Sumedang pada Agustus 2017.
Prestasi inilah yang mengantarkannya bisa bertanding di kejuaraan dunia di Ceko.
Tonton Zohri dijamu Presiden Jokowi;
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/lalu-muhammad-zohri-dan-presiden-jokowi_20180719_172333.jpg)