50 Warga Binaan Narkoba Jalani Pengambilan Sampel Darah, Ini Tujuannya
Pihak RSUD Rohul melakukan pengambilan sampel darah warga binaan Lapas Pasirpangaraian
Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: Ariestia
Laporan Wartawan Tribunrohul.com, Donny Kusuma Putra
TRIBUNROHUL.COM, PASIRPANGARAIAN - Dalam mencegah Penularan HIV/AIDS di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), berbagai cara dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Rokan Hulu.
Satu di antaranya memberikan pelayanan VCT (klinik mobile Voluntary Counseling and Testing) pada kelompok berisiko di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Pasirpengaraian.
Selain memberikan penyuluhan terkait bahaya, Karekteristik Serta penuluran HIV/ AIDS, Petugas Kesehatan dari RSUD Rohul, juga mengambil sampel darah 50 warga binaan, kasus Narkoba sebagai salah satu kelompok beresiko.
Baca: VIDEO: Dua Pelaku Penganiayaan dan Pengerusakan Warnet di Panam Diringkus Polisi
Direktur RSUD Rohul, dr Novil Raykel, mengungkapkan, lembaga permasyarakatan adalah salah satu tempat yang rentan penularan HIV/ AIDs.
Ia mengaku, untuk mengatahui sejauh mana resiko dan perkembangan penyakit HIV/AIDs di lapas, pihaknya harus dilakukan screening, sehingga bisa diambil tindakan.
"Kalau terbukti HIV positif akan dilakukan pengobatan dan pembinaan, paling tidak konseling secara berkala, kita punya klinik VCT yang bisa menampung pasien HIV untuk konsleing dan pengobatan sehingga warga binaan bisa hidup secara normal," katanya, kamis (26/7/2018).
Novil menyebutkan, saat ini saja Rohul memiliki 34 orang yang positif terkana HIV/Aids dan menjalani konseling dan pengobatan di VCT RSUD.
Lebih lanjut dijelaskanya, jika nantinya dari pengambilan sampel ditemukan warga binaan yang positif terkena HIV/Aids pada Selasa (24/7/2016), maka RSUD Rohul, maka akan melakukan koordinasi dengan kalapas agar warga binaan tersebut tetap mendapatkan hak nya sebgai manusia, namun dipisahkan dari Warga binaan lainya.
Baca: Sore Ini Kejurda Sepaktakraw Piala Gubri 2018 Dibuka
Lebih lanjut diterangkan Novil, ada pemahaman yang salah dari masyarakat, yang menganggap penderita HIV harus dijauhi dan dikucilkan, bahkan masyarakat menganggap, bersentuhan saja dengan penderita HIV bisa tertular.
"Padahal penularan HIV itu dua, pertama dari jarum suntik dan dari perilaku seksual menyimpang. makan pakai sendok dari orang yang terkena HIV itu tidak masalah, berciuman pun tak apa-apa, kecuali berciumannya sampai menggigit dan berdarah," imbuhnya.
kegiatan VCT, lanjut Novil adalah salah satu cara, untuk mencegah pengucilan terhadap Penderita HIV, sehingga penderita HIV diharapkan bisa bertahan 15-16 tahun dengan kehidupan normal.
"Yang terpenting adalah penderita HIV AIDS, harus tetap didukung aspek Psikologis nya. mereka harus yakin bahwa HIV itu bukanlah akir dari segalanya. mereka memiliki hak menjalani hidup secara normal. makanya dengan konsleing dan diteksi dini dibutuhkan," terangnya.
Baca: Polwan Tewas Gantung Diri di Batam, Rm. Paschal Ungkap Kejanggalan Posisi Tubuh Korban
Sementara, Kepala Lembaga Permasyarakatan Kelas II B pasirpengaraian, Muhamad Lukman, sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan RSUD Rohul, dan pihaknya siap mendukung langkah dari RSUD tersebut.
"Memang saat ini kita memiliki keterbatasan, karena Lapas kita dalam keadaan Over kapasitas, tetapi sekarang ini yang terpenting dilakukan adalah sosialisasi kepada warga binaan, agar mereka paham bagaiamana penyebaran HIV itu, apa bahaya HIV itu, sehingga mereka bisa secara mandiri melakukan deteksi dini agar tidak tertular panyakit tersebut," pungkasnya. (*)