Gerhana Bulan Total
Gagal Melihat Gerhana Bulan Total 28 Juli Dini Hari Nanti? Silahkan Tunggu Tahun 2021
Selama gerhana bulan total, bumi bergerak di antara matahari dan bulan. Sehingga cahaya matahari terhalang sampai ke bulan.
Penulis: Afrizal | Editor: M Iqbal
Pada 31 Januari lalu, merupakan gerhana Super Moon karena posisi Bulan yang dekat.
Namun 27/28 Juli 2018 ini, Bulan menjauh sekitar 21.823 kilometer jika dibandingkan jarak rata-rata biasanya Bulan dari Bumi yang 384.400 kilometer.
Itulah sebabnya Bulan tampak lebih kecil dibanding hari biasa. Bahkan lebih mini lagi bila dibandingkan ketika berada di titik terdekat Bumi.
Tidak ada aturan universal tentang seberapa jauh Bulan harus memenuhi syarat sebagai Micromoon.
Namun Time and Date menggunakan definisi berikut ini.
Micromoon: Bulan Purnama atau Bulan Baru yang terjadi ketika pusat Bulan berada lebih jauh dari 405.000 kilometer (sekitar 251.655 mil) dari pusat Bumi.
Supermoon: A Full atau New Moon yang terjadi ketika pusat Bulan kurang dari 360.000 kilometer (sekitar 223.694 mil) dari pusat Bumi.
Mengapa berwarna merah?
Baca: Surati Partai, KPU Kampar Pastikan Hanya Satu Bacaleg Koruptor
Selain lebih kecil, Bulan pada gerhana Juli ini akan berwarna merah hingga dinamakan blood moon.
Hal itu terjadi sama seperti prinsip langit yang berwarna biru.
Ketika sinar Matahari melewati atmosfir, gas-gas di dalamnya menjebak dan menyebarkan cahaya biru dalam spektrum.
Inilah mengapa langit tampak biru.
Sedangkan Bulan tidak memiliki sinar. Ia bercahaya karena memantulkan sinar Matahari.
Selama gerhana bulan total, bumi bergerak di antara matahari dan bulan. Sehingga cahaya matahari terhalang sampai ke bulan.
Jadi fenomena blood moon panjang gelombang merah, oranye, dan kuning menembus bayangan Bumi dan diproyeksikan ke Bulan.
Baca: Laga Kandang PSPS Sebelumnya, Tiket Terjual Hanya 2.423 Lembar
Ketika hal itu terjadi, permukaan Bulan memantulkan cahaya merah.
Bagaimana? Memang layak ditunggu kan gerhana Bulan 28 Juli ini.(*)