Warga Lega Usai Pertemuan MUI dengan Kemenkes, 'Kalau Gini Kan Gak Ragu Lagi'

Setelah adanya pertemuan MUI dengan Kemenkes terkait vaksin MR, masyarakat di Riau merasa sedikit lega. Setidaknya jelas yang harus diikuti

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Budi Rahmat
Tribun Pekanbaru/Fernando Sikumbang
Sejumlah siswa SMP Binsus Dumai mendapat vaksin Measles Rubella (MR) usai pencanangan Program Imunisasi MR di sekolah tersebut, Rabu (1/8/2018). Vaksin ini upaya mencegah anak terpapar campak dan rubella. 

Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com,  Nasuha Nasution

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Masyarakat yang sebelumnya bingung soal program Pemerintah untuk Imunisasi Measles dan Rubella (MR), akhirnya sedikit lega setelah adanya pertemuan antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membahas kehalalan vaksin MR tersebut.

Baca: Live Streaming MotoGP Ceko 2018 Mulai Jam 19.00 WIB, Berikut Cara Nonton Lewat Ponsel

Apalagi dalam pertemuan itu juga diputuskan penundaan pemberian vaksin bagi masyarakat muslim yang mengkhawatirkan kehalalan vaksin tersebut.

Selanjutnya menunggu tahapan berikutnya karena perusahaan produksi akan mengajukan permohonan sertifikasi halal ke MUI.

"Alhamdulillah kalau begini kan masyarakat tidak ragu lagi, bisa tenang mana yang harus diikuti, karena sebelumnya kami bingung ikut imunisasi anak, "ujar Tiwi seorang ibu rumah tangga kepada Tribun Minggu (5/8/2018).

Baca: IKA Unri Jabodetabek Gelar Rapat Kerja, Bahas Nasib Blok Rokan

Masyarakat menurut Tiwi menunggu adanya komunikasi yang dijalin antara MUI dengan Kemenkes, bahkan seharusnya menurut warga alangkah baiknya jika komunikasi ini sudah dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum program dijalankan.

"Harusnya kan disiapkan dari dulu, karena masyarakat ini sangat butuh jaminan kehalalan dan selama ini yang dipercayai hanya MUI, "ujar Tiwi.

Baca: Gempa 5,6 SR Guncang Kepulauan Mentawai, Tidak Berpotensi Tsunami

Orangtua lainnya Agus Rahim juga mengaku lega setelah adanya kesepakatan antara MUI dengan Kemenkes dengan adanya pertemuan tersebut menurutnya menghilangkan keresahan pada masyarakat selama ini.

" Kami sebagai masyarakat tidak resah lagi, karena sebelumnya bingung, nanti kalau ikut imunisasi takut vaksinnya tidak halal, sementara takut juga anak terkena campak dan rubella, tapi syukurlah sudah ada keputusan,"ujar Agus.

Baca: Gempa 5,6 SR Guncang Kepulauan Mentawai, Tidak Berpotensi Tsunami

Sebagaimana pertemuan Menkes dengan MUI memutuskan sejumlah keputusan diantaranya menunda pelaksanaan imunisasi bagi masyarakat muslim sebelum adanya keputusan selanjutnya mengenai sertifikat halal dari MUI.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan untuk pelaksanaan di Riau sendiri tentunya akan mengikuti arahan dari Kemenkes. Karena pemerintah daerah merupakan perpanjangan dari pusat.

"Kita Ikut arahan dari Menkes jika dilakukan penundaan maka akan ditunda pelaksanaannya, "ujar Mimi Yuliani Nazir kepada Tribun.

Baca: Sekdakab Lepas Keberangkatan Jamaah Haji Rohul ke Pekanbaru

Mimi juga menyebutkan pelaksanaan Imunisasi sendiri sebagaimana direncanakan akan digelar selama dua bulan sehingga menurut Mimi masih banyak waktu yang tersisa nantinya.

" Tentu kita tunggu arahan berikutnya. Untuk saat ini tetap lanjut bagi yang tidak berkaitan dengan sertifikasi halal ini, "ujar Mimi.

Untuk di Riau sendiri menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir ada sekitar 1.955.658 target anak yang akan diberi imunisasi campak dan Rubella tersebut.

Baca: Antisipasi Gagalnya Proyek Pengadaan Sapi, Pemprov Riau Bantu Pengadaan Penampungan Sementara

Mimi yakin dengan sinergi yang dijalin dengan sejumlah pihak tersebut maka diyakini target pencapaian imunisasi bisa tercapai dengan maksimal. Meskipun diakui Mimi selama ini Capaian imunisasi di Riau hanya 75 persen.

Untuk daerah yang sulit diakui Mimi ada tiga kabupaten di Riau yakni Inhil, Meranti dan Rokan Hilir tiga daerah tersebut aksesnya sulit.

Baca: Antisipasi Gagalnya Proyek Pengadaan Sapi, Pemprov Riau Bantu Pengadaan Penampungan Sementara

Mimi juga menjelaskan Campak dikenal juga dengan Measles merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin.

Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok (herd immunity) tidak terbentuk. Ketika seseorang terkena campak, 90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap campak.

Baca: Link Live Streaming MotoGP Ceko 2018 Mulai Jam 19.00 WIB, Berikut Cara Nonton Lewat Ponsel

Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak. Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama.

"Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan, "jelas Mimi.

Dalam Global Vaccine Action Plan (GVAP), campak dan rubella ditargetkan untuk dapat dieliminasi di 5 regional WHO pada tahun 2020. Sejalan dengan GVAP, The Global Measles & Rubella Strategic Plan 2012-2020 memetakan strategi yang diperlukan untuk mencapai target dunia tanpa campak, rubella atau CRS.

Baca: Antisipasi Gagalnya Proyek Pengadaan Sapi, Pemprov Riau Bantu Pengadaan Penampungan Sementara

Satu diantara 5 strategi adalah mencapai dan mempertahankan tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi dengan memberikan dua dosis vaksin yang mengandung campak dan rubella melalui imunisasi rutin dan tambahan dengan cakupan yang tinggi (>95%) dan merata.

"Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubella/CRS pada tahun 2020. Salah satu strategi yang dijalankan adalah melaksanakan kampanye dan introduksi imunisasi MR pada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun, "jelas Mimi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved