Pilpres 2019
Antara Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno Kemana Demokrat akan Berlabuh?
Max Sopacua mengatakan Partai Demokrat akan mendukung salah satu calon antara Jokowi atau Prabowo.
"Dan kita belum mendapatkan sinyal dari partai demokrat sama sekali tentang akan bergabung," tambah Romy.
Romy mengakui bahwa dari pihak Partai Demokrat sempat menghubungi partai pendukung Jokowi.
Romy mengungkapan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), masih 50 persen untuk bergabung.
"Dari pak SBY bahwa masih 50 persen kemungkinan, tentu kita tidak bisa menunggu lagi. Ini injury time, malam terakhir sebelum pendaftaran. Maka kemudian tidak konfirmasi lagi setelah jam 14.00 WIB, maka kita putuskan," jelas Romy.
Romy mengungkapan bahwa secara politik Partai Demokrat sudah tidak mungkin bergabung dengan barisan pendukung Jokowi.
"Teoritik bisa, tapi secara politik sudah tidak mungkin," kata Romy.
Tak Berkoalisi dengan Prabowo
Wakil Sekretraris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief, mengungkapkan jika partainya tidak akan berkoalisi dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari unggahan yang ia sampaikan di Twitter, pada Jumat (10/8/2018) tengah malam.
Andi Arief menyatakan jika penyebab dari putusnya koalisi tersebut lantaran Prabowo dianggap mengkhianati kehendak dan janjinya dua hari jelang penutupan pendaftaran.
Meski begitu, Andi Arief juga menyebut tidak ada perubahan dalam diri Prabowo.
"Jam 00.00 . Partai Demokrat menyatakan tidak berkoalisi dengan Pak Prabowo dalam Pilpres 2019.
Penyebabnya karena Pak Prabowo menghianati kehendak dan janjinya di dua hari menjelang 10 Agustus 2018.
Jendral Kardus belum berubah, dia masih seperti yang dulu.
Besok pagi 10 Aguatus 2018 sebelum pk 09.00 Majelis Tinggi Partai Demokrat akan bersidang menetapkan kemana Demokrat berkoalisi.
Pada pk 09.00 Pimpinan partai Demokrat akan bergabung dengan partai koalisi lainnya mendaptarkan Capres dan Cawapres di KPU.