Pilpres 2019
Gagal Maju Jadi Cawapres Prabowo, AHY Sebut Tak Ada Jalan yang Mudah. . .
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tampil menyampaikan langsung hasil rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Penulis: harismanto | Editor: harismanto
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebuah kejutan terjadi hari terakhir pendaftaran pasangan Capres dan Cawapres peserta pemilihan Presiden (pilpres) 2019 ke KPU, Jumat (10/8/2018).
Majelis Tinggi Partai Demokrat memutuskan mendukung pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Namun, bukan Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengumumkan, tapi sang "putra mahkota" Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang tampil menyampaikan langsung hasil rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Baca: Partai Demokrat Dukung Prabowo-Sandiaga Uno - AHY dan Istri akan Pergi Haji 15 Agustus
Baca: BREAKING NEWS: Demokrat Putuskan Tetap Dukung Prabowo-Sandiaga Uno. Habis Jumat Daftar ke KPU
Baca: Polisi Militer Ini Begitu Kaget, Orang Gila Masuk Perumahan Tentara Bawa Uang Puluhan Juta
"Kata banyak orang usia 40 tahun itu adalah usia yang baik untuk meningkatkan aktualisasi diri. Saya mengucapkan terimakasih atas semua doa dan semua ucapan yang baik," kata AHY.

Pelajaran yang sangat berharga, katanya, bahwa tidak ada jalan yang mudah untuk mencapai cita-cita. Tak ada pemimpin hebat tanpa tempaan.
"Terimakasih atas dukungan kader Partai Demokrat dan anak-anak muda yang berharap dan mendorong saya untuk maju di Pilpres 2019. Saya sudah berupaya semaksimal mungkin dan berkeliling Indonesia dalam menyerap aspirasi. Namun, saya belum mempunyai peluang untuk menjadi Cawapres seperti keinginan banyak pendukung," ungkap AHY.
AHY menyebut, ia menangkap rasa sedih, kecewa banyak pihak terhadap realitas ini.
"Saya yakin ini yang terbaik untuk saya pribadi dan bangsa Indonesia," ucapnya.
Setelah berikhtiar dan melewati malam yang panjang, baru saja Majelis Tinggi Partai Demokrat memutuskan untuk mengusung Capres dan Cawapres Prabowo-Sandiaga Uno di pemilihan Presiden (pilpres) 2019
"Saya memberikan dukungan penuh untuk kemenangan pasangan ini di Pilpres 2019. Ini kesempatan baik bagi kita warga Indonesia dalam pesta demokrasi, untuk melahirkan pemimpin terbaik," ucap AHY.
Ia juga menyampaikan ucapan selamat berkompetisi untuk Jokowi-Ma'aruf Amin.
"Semoga kompetisi ini bisa berjalan dengan adil, fair dan demokratif. Harganya terlalu mahal kalau karena kompetisi ini kita terpecah belah. Jangan karena kompetisi ini kita terpolarisasi dan tersekat-sekat karena perbedaan identitas," harap AHY.
Lalu ada yang bertanya, whats next untuk AHY?
"Pada 15 Agustus nanti saya akan menunaikan ibadah haji dengan istri saya Annisa. Ini bukan mendadak, namun sudah direncanakan jauh-jauh hari," kata AHY.
Sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma), ia menyebut akan terus mendengar aspirasi anak-anak muda dan masyarakat semua.
"Manusia hanya bisa bekerja dan berjuang dan takdir Allah yang menentukan. Jika lima tahun mendatang ada peluang, saya hanya bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya," kata AHY.
Kepastian Partai Demokrat untuk mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno juga terlihat di cuitan akun Twitter Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo.
Dalam cuitannya, @@KRMTRoySuryo2, menyebut usai salat Jumat partainya bersama Prabowo-Sandiaga akan mendaftar capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersama PAN dan PKS.
Keputusan itu diambil usai menggelar rapat majelis tinggi, Partai Demokrat akhirnya memutuskan tetap mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Sebelumnya, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua mengatakan Partai Demokrat akan mendukung salah satu calon antara Jokowi atau Prabowo.
Namun, Demokrat tak akan mengusung dalam Pilpres 2019 kali ini. Hal itu terjadi, kata Max, karena pintu untuk mengusung sudah tertutup rapat.
Sidang Majelis Tinggi Partai yang digelar Demokrat sendiri adalah untuk menentukan arah kemana Demokrat mendukung.
"Ini akan memutuskan ke mana PD mengarahkan dukungannya. Kenapa, di Pilpres ini ada dua aspek, mendukung dan mengusung, kalau mengusung daftar koalisi resmi," ujar Max, di kediaman SBY, Mega Kuningan, Jaksel, Jumat (10/8/2018).
"Saya dengar di Jokowi sudah close untuk mengusung, begitu juga di Prabowo karena sudah tanda tangan koalisinya sehingga posisi PD sekarang hanya akan mendukung. Ke mana yang harus kira-kira berlabuh," sambung dia.
Disinggung lebih dekat ke Jokowi atau Prabowo, Max mengaku partai berlambang mercy ini dekat dengan keduanya, namun juga jauh dari keduanya.
"Dua-duanya dekat. Dua-duanya jauh juga. Tinggal sekarang kita memutuskan karena diberikan kesempatan anggota Majelis Tinggi memberikan opininya ke mana kita berlabuh," tukasnya.
Tutup pintu
Sebelumnya, Partai pendukung Jokowi memastikan bahwa Partai Demokrat tidak akan bergabung dengan barisannya.
Ketua Umum PPP, Romahurmuziy, mengungkapkan hingga detik terakhir penentuan cawapres Partai Demokrat belum juga bergabung.
Padahal partai pendukung Jokowi telah memberi kesempatan.
"Kita sudah memberi kesempatan sampai dengan tadi, sebelum di sini kita membahasnya dalam kesempatan yang lebih terbatas," ungkap Romy.
"Dan kita belum mendapatkan sinyal dari partai demokrat sama sekali tentang akan bergabung," tambah Romy.
Romy mengakui bahwa dari pihak Partai Demokrat sempat menghubungi partai pendukung Jokowi.
Romy mengungkapan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), masih 50 persen untuk bergabung.
"Dari pak SBY bahwa masih 50 persen kemungkinan, tentu kita tidak bisa menunggu lagi. Ini injury time, malam terakhir sebelum pendaftaran. Maka kemudian tidak konfirmasi lagi setelah jam 14.00 WIB, maka kita putuskan," jelas Romy.
Romy mengungkapan bahwa secara politik Partai Demokrat sudah tidak mungkin bergabung dengan barisan pendukung Jokowi.
"Teoritik bisa, tapi secara politik sudah tidak mungkin," kata Romy. (*)