Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Siak

Hampir 35 Tahun Berkarir di PLN, Bertugas di Siak Sangat Berkesan Bagi Salman

Selama 34 tahun 8 bulan berkarir di PT PLN (persero), Salman sudah bekerja di bertugas area, bertugas di Siak sangat berkesan baginya

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Mayonal Putra
Salman berikan sambutan saat acara perpisahan 

Laporan Wartawan Tribunsiak.com, Mayonal Putra

TRIBUNSIAK.COM, SIAK - Selama 34 tahun 8 bulan berkarir di PT PLN (persero), Salman sudah bertugas di berbagai area, bertugas di Siak sangat berkesan baginya.

Salman memulai karir dari Sumatra Barat (Sumbar) hingga berpindah-pindah ke berbagai kabupaten dan kota di sana, sampai ke Kepulauan Riau hingga akhirnya di Riau daratan.

Pengalaman itu membuat jiwa Salman kian matang untuk menjalankan tugas.

Baca: Ramalan Zodiak 3 September 2018, Taurus Siap-Siap Dapat Pujian, Cancer Ada Masalah

Baca: KKM Putri Hijau Berharap Warga Kenal Konservasi Mangrove di Desa Pangkalan Batang

Terkenal keras kedalam, namun tetap menjaga integritas ke luar.

Salman juga sosok yang tak bisa berkompromi terhadap pelangaran etika dan aturan berlaku di PLN.

Maklum, pria asal Padangpanjang ini juga berkiprah di DPP Serikat Pekerja (SP) PLN.

Di Siak, Salman pernah mencabut lebih 2.000 titik PJU tanpa rekening listrik.

Mencabut meteran di rumah dinas seorang pejabat yang diketahui mencuri arus hingga mematikan listrik di gedung BLK karena menunggak seratusan juta rupiah.

Baca: Beredar Video Seorang Wanita Bersimbah Darah di Lehernya

Baca: Meski Gedung KIR Gagal Dibangun Tahun Ini, Pemko Tetap Pindahkan Pedagang

Tahun -tahun terakhir bertugas di PLN, ia menjabat Manajer Rayon Siak.

Sejak Februari 2017 menjabat manajer rayon Siak, Salman langsung menggeber berbagai program.

Sampai akhirnya pensiun pada 31 Agustus 2018, sejumlah program strategis tercapai dengan baik.

"Program-program itulah yang berkesan bagi saya. Jadi begitu saya pensiun, rasanya sudah plong, tugas sudah terlaksana dengan baik," kata dia kala berbincang dengan Tribun, Jumat (31/8/2018) malam.

Sebelum pindah tugas ke rayon Siak, bapak 5 anak itu telah bertugas selama 3 tahun di PLN Rayon Perawang.

Berbagai program di sana juga terlaksana dengan baik, hingga melistriki kecamatan Sungai Mandau, yang sebelumnya belum tersentuh listrik PLN.

Di masa Salman pula PLTMG Sungai Rawa berhasil dipindahkan ke Koto Gasib.

Baca: Follower Ustaz Abdul Somad Sesalkan Pembatalan Dakwah dan Berikan Komentar Beragam

Baca: Coba Cek Zodiak Orang yang Kamu Sukai, Lakukan Cara Ini dan Jadikan Dia Pacarmu

Selama di Sungai Rawa, PLTMG itu dapat dimanfaatkan hanya 0,6 mW, sedangkan kapasitasnya 25 mW. Salman jeli melihat peluang dan memaksimalkan pembangkit.

"Di Sungai Rawa itu bahan bakarnya kurang sedangkan di Koto Gasib ada pipa gas PGN. Jadi kita pindahkan akhirnya PLTMG itu dapat dimanfaatkan secara maksimal," kata dia.

Akibatnya, beban rayon Siak 14 mW dapat terpenuhi sehingga tidak lagi kekurangan daya.

Lampu listrik mati di Siak tidak lagi dengan durasi setengah hari atau semalaman.

Listrik mati di rayon Siak karena adanya gangguan saja, bukan lagi kekurangan daya.

Kampung Tambusai dan Sungai Rawa selama ini belum masuk listrik, kini sudah terang benderang.

Salman lihai memenej potensi daya sehingga kedua kampung itu sudah berhasil terlistriki.

"Saya heran kenapa kedua kampung itu belum terang, lalu saya lihat kendalanya. Rupanya posisi PLTD siak tak mampu melayani 2 kampung itu," kata dia.

Baca: Suka Mie Sagu Sejak Kecil, Begini Sosok Florensia Cristy

Baca: Serunya Presiden Jokowi Nobar dengan Masyarakat di Lombok, Duduk Santai di Kursi Kayu

Kemudian Salman berhasil mengurangi beban PLTD Siak dengan memindahkan beban Mempura ke Gardu Induk (GI) Pangkalan Kerinci.

"Ini berat sekali karena masyarakat menolak awalnya. Apalagi sebelum saya pindah ke Siak warga Mempura pernah mendemo kantor rayon," kata dia.

Kecamatan Mempura bebannya 1,7 mW. Dengan dipindahkan beban ke GI Pangkalan Kerinci, ada kelebihan daya di PLTD Siak sebanyak 1,7 mW.

Kelebihan daya itu yang digunakan di Tambusai serta dapat pula mengurangi beban PLTD Sungai Apit.

"Terkait pemindahan beban Mempura ke GI Pangkalan Kerinci, saya yakinkan masyarakat bahwa saya bertanggungjawab," kata dia.

Dia berkirim surat bupati Syamsuar namun setekah 3 bulan tak ada jawabannya.

Bupati akhirnya menjawab kebijakan pemindahan itu dikembalikan ke PLN.

Baca: Masyarakat Tuding PT Agro Abadi Alih Fungsi Lahan HTI, Juswari: Perusahaan Bisa Dipidana

Baca: BREAKING NEWS : Ustaz Abdul Somad Batalkan Sejumlah Dakwah di Pulau Jawa, Ini Alasannya

Padahal masyarakat trauma bila dipindahkan ke GI Pangkalan Kerinci lampu sering pudur.

"Saya tetap katakan bahwa saya bertanggungjawab. Akhirnya masyarakat percaya dan berhasil," kata dia.

Tidak hanya itu, Salman juga berhasil menyelesaikan pembangunan kantor rayon PLN Siak, yang awalnya berkintruksi separuh kayu menjadi kantor yang sangat representatif dan permanen.

Bekas kantor lama itu disumbangjan ke Pondok Pesantren Darul Quran, Sungai Apit.

Atas kesungguhan Salman pula, PLN berhasil menyalurkan CSR dan sumbangan karyawan PLN WRKr untuk membangun gedung pesantren Darul Quran di Sungai Apit.

"Gedung itu sudah diserahterimakan bulan puasa kemarin. Senangnya saya,Pak GM WRKR dan Ketum SP PLN datang pada acara itu," kata ketua Litbang DPP SP PLN itu.

Tidak hanya itu, selama bertugas untuk menuntaskan program itu Salman juga merasa banyak disupport oleh Bupati Siak Syamsuar, anggota DPRD Siak, Kapolres Siak, para camat dan tokoh masyarakat.

Baca: Misteri Kapal Hantu Berbendera Indonesia yang Bikin Geger Myanmar Terpecahkan

Baca: Tiga Naga FC masuk Group F Putaran Nasional Liga Pelajar Piala Menpora U16

"Saya mohon pamit dan erimakasih kepada pak bupati Siak, pam Syamsuar dan pak wakil, pak Alfedri. Juga kepada ketua DPRD, pak Indra Gunawan, termasuk yang banyak mendukung saya anggota DPRD yakkni pak Sujarwo, Zulfaini dan pak Syamsurizal," kata dia.

Ia mengakui, pihak kepolisian juga banyak membantunya, termasuk media massa.

Pada masa pensiun ini, Salman juga berniat terus membantu masyarakat semampunya. Kemudian berencana melanjutkan pembangunan pondok pesantren Darul Quran Sungai Apit.

"Masih banyak program sebenarnya yang masih bisa dilakukan buat kabupaten Siak, namun waktu purnabaktilah yang membatasi. Mudah-mudahan pengganti saya akan melanjutkan pembangunan kelistrikan di Siak," kata alumni SMKN 1 Padang itu.

Perjalanan Salman juga sangat berliku. Bertugas wilayah Sumbar selama 13 tahun, pindah ke Tanjung Pinang pada 1996. Selama 13 tahun pula Salman berkarir di sana, pada 2013 pindah ke Perawang dan terakhir di Siak.

"Saya pensiun di sini, dan saya sangat nyaman setelah pensiun ini," kata dia.

Diketahui Salman lahir di Padangpanjang, 16 Agustus 1962, umur 56 tahun. Istrinya, Alfeni (55) yang setia mendampingi dalam keadaan suka dan duka. Mereka dikaruniai 5 orang anak yakni Febrian Kurnia Azani (31), Astria Sasmita (30), Rio Munarko (28), Wiliana Alfesa (22), Flora Salsabila alfesa (14).

"Bapak memang punya karakter yang kuat dan watak yang keras terhadap ketidakbenaran. Karena itu, saya nyaman selalu bersama beliau," kata Alfeni. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved