Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kunjungan ke Istana Siak 2025 Merosot, Ekonomi Lesu dan Minimnya Event Kebudayaan

Tingkat kunjungan wisatawan ke Istana Siak Sri Indrapura pada tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Penulis: Mayonal Putra | Editor: M Iqbal
Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra
LIBURAN - Wisatawan berfoto di depan kawasan Istana Siak, Kamis (29/5/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK – Tingkat kunjungan wisatawan ke Istana Siak Sri Indrapura pada tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data Dinas Pariwisata Kabupaten Siak mencatat, sepanjang Januari hingga Agustus 2025, total kunjungan baru mencapai 80.587 orang. Angka ini masih jauh di bawah capaian sepanjang 2024 yang mencapai 139.353 wisatawan.


Rinciannya, jumlah kunjungan pada Januari 2025 tercatat 15.474 orang, lalu turun menjadi 10.777 orang pada Februari. Pada Maret, angka merosot tajam hingga hanya 612 orang, sebelum kembali melonjak di bulan April dengan 22.597 pengunjung. Namun, tren itu tak bertahan lama. Pada Mei, kunjungan kembali turun menjadi 7.663 orang, lalu 9.343 orang pada Juni, 8.135 orang pada Juli, dan 5.986 orang pada Agustus.


Dengan capaian hingga Agustus baru sekitar 57,8 persen dari total kunjungan 2024. Pemerintah daerah menghadapi tantangan berat untuk mendekati angka tahun lalu. Apalagi, sisa waktu empat bulan menjelang akhir tahun dinilai tidak cukup menjanjikan tanpa strategi khusus.


Kepala Dinas Pariwisata Siak, Tekad Perbatas Setia Dewa, mengakui tren penurunan itu. Menurut dia, melemahnya daya beli masyarakat menjadi faktor utama yang menggerus minat berwisata.


“Prediksi kita jumlah kunjungan turun sampai 30 persen dari tahun 2024. Di pasar saja sepi, apalagi berwisata,” ujarnya, Jumat (19/9/2025).

Tekad menyebutkan, lonjakan harga kebutuhan pokok membuat masyarakat lebih berhitung. Wisata tidak lagi menjadi prioritas ketika keadaan ekonomi keluarga makin sempit.

 “Orang sekarang lebih fokus bertahan hidup, bukan jalan-jalan,” katanya.


Selain faktor ekonomi, ketiadaan event pariwisata di Siak sepanjang tahun ini juga memberi dampak signifikan. Padahal, festival budaya atau kegiatan seni biasanya menjadi pemantik keramaian di kawasan istana. 

“Tanpa agenda itu, destinasi terasa lesu. Wisata butuh event bukan hanya menunggu kunjungan musiman,” ujar Tekad.


Ia juga mengatakan berhentinya program tur sekolah, terutama dari tingkat SMP dan SMA. Selama ini, rombongan pelajar melalui program pembelajaran berbasis P5 cukup mendongkrak angka kunjungan. 

“Kalau tiga hal ini jalan, ekonomi, event, dan tur sekolah, paling tidak objek wisata tidak sesepi sekarang,” katanya.


Meski menghadapi kondisi berat, Dinas Pariwisata tetap berupaya menjaga semangat promosi. Berbagai cara ditempuh, mulai dari publikasi di media sosial hingga kolaborasi dengan komunitas lokal. 

“Kami ingin Siak tetap dikenal, meski kondisi ekonomi sekarang berat,” ujar Tekad.


Istana Siak sendiri merupakan ikon wisata utama kabupaten ini, dengan daya tarik sejarah Kesultanan Siak Sri Indrapura dan arsitektur kolonialnya yang khas. Lonjakan kunjungan biasanya terjadi pada libur panjang, seperti Idul Fitri, Natal, dan tahun baru. Pemerintah daerah berharap momentum tersebut bisa sedikit mengangkat angka kunjungan di sisa tahun ini. (Tribunpekanbaru.com/mayonal putra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved