1 Muharram 1440 H

Jelang 1 Muharram 1440 H, Bagaimana Umat Muslim Harusnya Menyambut Tahun Baru Islam 2018

Lantas bolehkan merayakan tahun baru ini seperti halnya memperingati tahun baru Masehi tiap 1 Januari?

Editor: Muhammad Ridho
foto/net
Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebentar lagi kalender Hijriah akan memasuki tanggal 1 Muharram 440 H yang artinya umat muslim akan merayakan tahun baru Hijriah.

Menurut kalender Masehi, 1 Muharram 1440 H akan jatuh pada tanggal 11 September 2018 nanti.

Di Indonesia, Tahun baru Hijriah pada tanggal 1 Muharram ini ditetapkan sebagai salah satu Hari Libur Nasional seperti halnya perayaan besar hari keagamaan lainnya.

Lantas bolehkan merayakan tahun baru ini seperti halnya memperingati tahun baru Masehi tiap 1 Januari?

Yang mana pada perayaan tahun baru Masehi setiap tanggal 1 Januari, ada ritual meniup terompet atau menyalakan kembang api.

Baca: Pendaftaran CPNS 2018 Masih Belum Ada Info Resmi, Ini 4 Imbauan BKN Agar Tidak Tertipu Hoax

Baca: Live Streaming TV One Persita vs Semen Padang Liga 2 2018 Hari Ini Kick Off 15.30 WIB

Dikutip tribunpekanbaru.com dari Tribun Makassar, Bulan Muharram adalah bulan yang teramat mulia, yang mungkin banyak di antara kita tidak mengetahuinya.

Namun banyak di antara kaum muslimin yang salah kaprah dalam menyambut bulan Muharram atau awal tahun.

Silakan simak pembahasan berikut seperti dikutip dari rumaysho.com

* Muharram Bulan Istimewa

Dalam agama ini, bulan Muharram (dikenal oleh orang Jawa dengan bulan Suro), merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram.
Firman Allah Subhanahu Wataala dalam Al Quran:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)

Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perputaran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.

Lalu apa saja empat bulan suci tersebut?

Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.”

Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab. Oleh karena itu bulan Muharram termasuk bulan haram.

* Makna Di Balik Bulan Haram

Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram?

Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna.

Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.

Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.”

Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram.

Baca: Kenapa Ya Tiap Lhat Darah atau Suntikan Tubuh Terasa Mau Pingsan? Ternyata Ini Sebabnya!

Baca: Rupiah Hari Ini Menguat Tipis Rp 14.925 Tapi Tekanan Eksternal Masih Besar

Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.”

Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.”

Sikap yang tepat adalah menyambut tahun baru Hijriah ini dengan meningkatkan ketaatan kepada Allah.

Jangan justru menyambutnya secara berlebihan, maka mengarah pada perbuatan syirik.

Karena seseorang akan dimintai pertanggung jawaban nanti hari kiamat tentang mereka.

Allah berfirman, “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At-Tahrim: 6).

Selain itu, hendaknya kita melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepada kita dengan sebaik-baiknya, karena nanti di hari kiamat, anggota tubuh seseorang akan berposisi sebagai musuh baginya.

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan bagaimana cara bersikap pada tahun baru Hijriyah tanggal 1 Muharram 1440 H nanti.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved