Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

VIDEO: Dollar Meroket, Pengusaha Tahu di Pekanbaru Menjerit

Dampak melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar ternyata berefek langsung terhadap pengusaha pembuat tahu

Penulis: Theo Rizky | Editor: David Tobing

Laporan videografer Tribunpekanbaru.com, Theo Rizky

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Dampak melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar ternyata berefek langsung terhadap pengusaha pembuat tahu.

Seperti yang dirasakan seorang pembuat tahu di Jalan Dharma Bakti Pekanbaru bernama Syamsul Hadi

Kenaikan harga kacang kedelai secara bertahap yang dirasakan sejak sebelum masuknya Bulan Ramadan lalu, kini mengalami puncaknya.

Baca: Rupiah Siang Ini Anjlok ke Level Rp 14.933. Ini Penyebab Melemahnya Rupiah dan Mata Uang Negara Lain

Baca: Berhamburan Keluar Rumah Suami Istri Lari Minta Tolong dengan Kondisi Tubuh Terbakar

"sekarang saya beli kedelai satu karung Rp 395 ribu, sebelumnya hanya Rp 350 ribu," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (5/9/2018)

Setiap hari, Syamsul dapat menghabiskan enam karung kedelai.

Untuk satu karung dengan berat 50 kg tersebut dapat menghasilkan 7,5 ember tahu, sehingga dari enam karung itu ia dapat menghasilkan sekitar 105 ember tahu setiap hari.

Tahu-tahu itu dijualnya secara eceran di Pasar Kodim dan Pasar Agus Salim.

Baca: Prabowo Sebut Utang Negara Naik Rp 1 Triliun Per Hari, Jusuf Kalla: Yang Penting Bisa Bayar

Baca: Mau Ikut CPNS 2018, Ini Nilai Ambang Batas Tes SKD yang Harus Dipenuhi, Formasi Ini Beda Aturan

Syamsul berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan para pengusaha tahu.

Pasalnya, bahan makanan olahan kedelai tersebut merupakan makanan yang digemari masyarakat banyak.

Sementara itu, kacang kedelai di Indonesia masih bergantung dari negara lain yang harganya sangat sensitif terhadap pergerakan mata uang dollar.

"Semua mungkin sepakat kalau modalnya normal, penghasilan kita balik kayak semula dulu, kalau kacang naik sementara produksi kita sama, itu nombok pastinya, kecuali seluruh pengusaha tahu ini serentak untuk menaikkan harga," tambah Syamsul.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved