Riau
BPJS Kesehatan Terlambat Bayar Klaim ke RSUD Arifin Achmad
BPJS Kesehatan terlambat membayar klaim ke RSUD Arifin Achmad, maka Dirut RSUD Arifin Achmad meminta jangan terlambat sampai lama
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Nasuha Nasution
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terlambat membayar klaim ke RSUD Arifin Achmad, maka Direktur Utama (Dirut) RSUD Arifin Achmad meminta jangan terlambat sampai lama.
Dirut RSUD Arifin Achmad yang juga Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Riau, Nuzelly Husnedi kepada Tribunpekanbaru.com pada Selasa (11/8/2018) menyebutkan, terkait keterlambatan pembayaran Klaim BPJS di RSUD Arifin Achmad, ia berharap pembayaran ini tidak berlarut karena dikhawatirkan berdampak pada pelayanan.
Memang saat ini BPJS baru menunggu pembayaran untuk bulan Agustus yang nilainya diperkirakan mencapai Rp 15 miliar.
Baca: Wakil Rakyat di Komisi III DPRD Riau Pesimis Bisa Dilakukan Penambahan Modal pada BUMD
Baca: Ramalan Zodiak 12 September 2018 - Cancer, Scorpio dan Pisces Harus Waspada Nih
Namun jika terjadi tunggakan sebulan lagi maka dipastikan akan berpengaruh terhadap operasional dan pelayanan di Rumah Sakit pusat rujukan di Riau tersebut.
Terutama untuk pembayaran obat pada Vendor-vendor obat Rumah Sakit karena diakui Nuzelly terjadi tunda bayar yang tentunya jika tidak dibayarkan maka bisa saja pasokan obat nantinya terganggu.
Semuanya tergantung pembayaran kalimat BPJS ke RSUD.
"Kalau kami di RSUD memang belum berpengaruh sekali, yang paling merasakan itu Rumah Sakit swasta, karena vendor obat tidak bisa dikompromikan seperti kami di RSUD pemerintah. Tapi kalau berlarut maka kami juga akan mengalami masalah nantinya, "ujar Nuzelly.
Selain obat juga operasional Rumah Sakit yang nilainya menurut Nuzelly juga tidak sedikit sehingga diharapkan agar pembayaran kalimat BPJS dilakukan tepat waktu.
Meskipun ini persoalan juga dirasakan seluruh nasional namun menurut Nuzelly harus ada solusi.
Baca: SIKARI Siapkan Retrospektun Akhir September Nanti
Baca: Status Siaga Darurat Karhutla di Riau akan Diperpanjang
"Jangan sampai terganggu pelayanan kita sudah berusaha menciptakan pelayanan yang bagus cuma gara-gara terlambat bayar BPJS rusak. Yang tau masyarakat nanti Rumah Sakit, mereka tidak tahu persoalan BPJS, "ujarnya.
Sebagai komitmen mereka saat ini memberikan pelayanan yang tetap prima kepada masyarakat, diakui Nuzelly pihak Rumah Sakit Umum tidak persoalkan meski harus berhutang sementara waktu sebelum dicairkan BPJS.
" Harapan saya jangan sampai ini berlarut lagi. Walaupun hutang saya tetap bertaruh untuk pelayanan. Meskipun berhutang tidak akan menurunkan pelayanan, "ujar Nuzelly.
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad sendiri memiliki tagihan perbulannya ke BPJS rata-rata Rp15 Miliar, biasanya anggaran itu ketika cair dari BPJS maka langsung mengalir ke vendor obat bayar hutang.
"Hutang ke vendor obat mengalir saja ketika dibayarkan oleh BPJS dan tentunya berdasarkan skala prioritas. Kita tidak ingin pelayanan terganggu dan harapannya jangan berlarut karena takutnya mengganggu operasional nanti, "ujar Nuzelly.