Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Polemik Vaksin MR

Kadiskes Akui Program Imunisasi MR di Dumai Stagnan

Program imunisasi Measles Rubella (MR) di Kota Dumai untuk sementara terhenti.

Penulis: Fernando | Editor: Ariestia

Laporan Wartawan Tribundumai.com, Fernando Sikumbang

TRIBUNDUMAI.COM, DUMAI - Program imunisasi Measles Rubella (MR) di Kota Dumai untuk sementara terhenti.

Pihak Dinas Kesehatan Dumai bersama MUI Kota Dumai sepakat menunda program ini untuk sementara sejak akhir Agustus 2018 lalu.

Kondisi ini menyusul tidak adanya sertifikasi halal vaksin campak dan rubella itu.

Padahal vaksin ini menyasar anak-anak secara nasional. Capaian program imunisasi MR stagnan seiring penundaan sementara program tersebut di Kota Dumai.

Program ini baru mencapai 3,54 persen anak selama satu bulan penyelenggaraan program ini.

Baca: Taekwondo PPLP Riau sudah Raih Empat Medali di OEC 2018 Pasaman

Persentase itu memperlihatkan capaian target imunisasi MR di Kota Dumai masih minim. Kondisi ini lantaran polemik kandungan dalam vaksin mencegah campak dan rubella itu.

Satu bulan bergulir hanya kurang empat persen anak di Kota Dumai mendapat vaksin MR.

Jumlah tersebut jauh dari target program yang sudah dicanangkan sejak awal Agustus 2018 lalu. Pihak Dinas Kesehatan Dumai menargetkan 95 persen anak yang jadi sasaran memperoleh imunisasi MR.

Anak yang jadi sasaran imunisasi MR di Kota Dumai jumlahnya mencapai 86.555 orang. Anak-anak bisa mendapatkan imunisasi MR di sekolah, puskesmas atau posyandu.

"Kami akui program ini memang stagnan. Apalagi setelah kami bersama MUI Kota Dumai memutuskan untuk menunda sementara pemberian imunisasi MR kepada anak -anak," terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Paisal kepada Tribun, Minggu (16/9/2018).

Baca: VIDEO: Bawaslu Bengkalis Sosialisasi Pengawasan Pemilu di Car Free Night Hang Tuah

Menurutnya, pihak dinas sempat mempersilahkan masyarakat yang ingin anaknya memperoleh imunisasi MR. Pihak dinas tetap bersedia memberikan vaksin tersebut, meski sedang menunda sementara penyelenggaraan program itu.

Program ini akhirnya stagnan tanpa ada tambahan anak yang mendapat imunisasi MR.

Paisal menegaskan bahwa penundaan ini lantaran vaksin imunisasi MR ternyata mengandung zat babi dan organ manusia.

Mereka pun menanti adanya sertifikasi halal terhadap vaksin bagi campak dan rubella. Mereka siap melanjutkan program imunisasi MR di Dumai setelah adanya sertifikasi halal.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved