Kisah Pemain Musik yang Jari-jarinya Menghitam, Hampir Tak Bisa Lagi Salurkan Hobi
Kondisi tersebut terjadi setelah muncul ruam di jari kaki dan tangan. Tak lak lama kemudian dia jari-jarinya menghitam.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Andrew Shilliday dikenal sebagai pemain alat musik bagpipe yang meraih prestasi sebagai juara.
Namun pria itu kemudian mengalami gangrene yang hampir membuatnya tak bisa lagi memainkan alat musik tiup khas Skotlandia tersebut.
Bahkan nyawanya pun terancam.
Gangrene merupakan kondisi serius yang muncul ketika banyak jaringan tubuh mengalami nekrosis atau mati.
Kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami luka, infeksi, atau masalah kesehatan kronis yang memengaruhi sirkulasi darah.
Baca: WOW, Narkotika Senilai 5 Miliar Ini Dimusnahkan
Kondisi tersebut terjadi setelah suatu hari di tahun 2012 muncul ruam di jari kaki dan tangan. Tak lak lama kemudian dia jari-jarinya menghitam.
Orangtuanya mengira dia akan meninggal.
"Saya tahu itu serius ketika jari-jari tangan dan kaki saya mulai berubah warna," kata Shilliday mengatakan pada Daily Record, dilansir Daily Mail.
Ia dilarikan ke rumah sakit di Inverness, Skotlandia.
Dokter menemukan dia mengalami gangrene karena kondisi yang disebut sklerosis sistemik.
Scleroderma, atau sklerosis sistemik, adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan pengerasan kulit dan jaringan ikat.
Baca: Tiba di Papua, Ustaz Abdul Somad Dipasangkan Topi Cendrawasih dan Disambut Tradisi Injak Piring
Penderita skleroderma memiliki jumlah deposit kolagen yang lebih tinggi dalam tubuh mereka daripada mereka yang sehat.
Hal itu menyebabkan terjadinya penebalan jaringan ikat yang dapat mengurangi suplai darah.
Shilliday dirawat delapan bulan di rumah sakit dan pulih dari penyakit mengerikan itu.
Tapi ia tak lagi memiliki jari tangan dan kaki karena amputasi.
Sejak diperbolehkan pulang dari rumah sakit, ia pindah rumah ke Dungannon, Irlandia Utara.
Baca: Ngaku-ngaku Polisi, Pria Bertubuh Tegap Tapi Lemah Gemulai Peras Anak Sekolah di Pekanbaru
Tak lagi punya jari membuat Shilliday harus belajar jalan lagi.
Selain it ia masih bisa melanjutkan hobi bermain musik tiup tersebut dengan teknik khusus pakai alat yang dibuatkan teman.
Penderita skleroderma memiliki jumlah deposit kolagen yang lebih tinggi dalam tubuh mereka daripada mereka yang sehat.
Diperkirakan 300.000 orang Amerika, 12.000 orang Inggris, dan 2,5 juta orang di seluruh dunia memiliki skleroderma.
Pengembangan skleroderma dapat terjadi pada semua usia, dan wanita memiliki kemungkinan empat sampai sembilan kali lebih besar untuk mengembangkan skleroderma daripada pria. (*)