WASPADA, Berbohong Termasuk Gangguan Kepribadian, Sama Seperti Psikopat dan Narsisme
WASPADA, Berbohong Termasuk Gangguan Kepribadian, Sama Seperti Psikopat dan Narsisme
"Begitu banyak orang mempunyai hubungan dengan pembohong patologis, atau tidak dapat mengerti mengapa mereka berbohong, karena mereka mencoba menyesuaikan orang-orang ini ke dalam standar yang disebut empati."
Namun pada akhirnya pembohong patologis tidak dapat menyesuaikan diri, bahkan mereka tidak sadar bahwa dirinya sedang melakukan kebohongan.
Mereka percaya bahwa dirinya mengatakan yang sebenarnya, padahal tidak.
Hal yang terpenting bagi pembohong patologis bukanlah fakta, namun kekuasaan atas orang lain.
Melansir laman Psychology Today via Kompas, seringkali orang berbohong karena mereka mencoba mengendalikan situasi dan menggunakan pengaruh.
Kebohongan ini dilakukan untuk mendapatkan balasan atau reaksi yang mereka inginkan.
Terlebih jika faktanya tidak menyenangkan karena tidak sesuai dengan keinginan.
Kebohongan dapat berakhir dengan memanipulasi korban.
Terutama ketika realitas tersebut diulang-ulang oleh pelaku, maka orang mungkin akan mulai percaya terhadap kebohongan tersebut.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Awas! Berbohong Termasuk Gangguan Kepribadian, Sekali Melakukan Akan Terus Mengulangnya