Charity Ride Biking to Europe
Tasman dan Joko Tiba di Plovdiv Bulgaria, 180 Km Lagi Bersepeda Menuju Perbatasan Turki
Tasman dan Joko Tiba di Plovdiv Bulgaria, 180 Km Lagi Bersepeda Menuju Perbatasan Turki
Penulis: harismanto | Editor: harismanto
TRIBUNPEKANBARU.COM - Tasman Jen (62) dan Tri Joko Waskito (70), dua kakek pesepeda personil Trio Lisoi, sudah berada di Plovdiv, Bulgaria, Selasa (30/10/2018), dalam Charity Ride Biking to Europe 4.000 Km.
Sebagaimana diberitakan Tribunpekanbaru.com, mulai Senin (17/9/2018), Tasman dan Joko melaksanakan Charity Ride Biking to Europe 4.000 Km dengan sepeda, finishnya di Istanbul, Turki.
Plovdiv merupakan kota terbesar kedua Bulgaria. Penduduknya berjumlah 341.873 jiwa.
Kota ini memiliki luas wilayah 101 km² dengan memiliki angka kepadatan penduduk 3.352 jiwa/km²
"Saat ini kami di Plovdiv masih Bulgaria, 180 Km lagi sampai di perbatasan dengan Turki," begitu bunyi pesan Whatsapp yang dikirimkan Tasman kepada Tribunpekanbaru.com.
Sebelumnya, saat berada di Sofia, ibu kota dan kota terbesar di Bulgaria, Tasman dan Joko diterima di KBRI di Sofia, Bulgaria merangkap Albania dan Makedonia.
"Dua hari yang tidak mungkin bisa terlupakan bersama saudara kami di KBRI bapak Acha Anshari Acha yang sudah membawa kami jalan ke kota tua Plovdiv, bapak Bonnie Sastranegara yang sudah berikan segala fasilitas pada kami dan bapak Endy Zulham Tobing yang selama dua hari full menemani kami melihat tempat-tempat bersejarah dengan bapak Fadi. Mbah Towo yang sangat saya hormati dengan segala pengalaman hidupnya di Bulgaria. Buk Ires yang selalu memasak untuk kami, ibu sofi, ibu nurul yang sibuk menunggu kedatangan kami. Adik kami orang padang bogor selalu menghibur dengan kejenakaannya. Mohon maaf tidak bisa sebutkan semua nama karena belum sempat hafal nama semua. Terimakasih banyak saudaraku yang sudah berbagi kebahagiaan selama keberadaan kami di Sofia. Semoga Allah membalas kebaikan ini dengan limpahan rahmat dan BerkahNya pada saudaraku semua di KBRI Sofia/Bulgaria serta diberi kemudahan dan sukses dalam tugasnya. aamiiin. Titip salam hormat kami karena tidak jumpa dengan ibu Dubes ibu Astari Harun Al Rasyid dimana beliau adalah juga ibu kami sewaktu di PT Caltex Pacific Indonesia. Jazakallahu khoiron kasiran," tulis Tasman di akun Facebook.

Pada 29 Oktober 2018, Tasman dan Joko kembali melanjutkan perjalanan menuju Turki.
"Waktu visa Schangen kami yang hanya tinggal 8 hari lagi, harus bisa kami gunakan untuk keluar dari negeri Balkan Bulgaria sebelum tanggal 5 November. Jarak dari Sofia ke perbatasan Turkie di Kapikule sejauh 325 Km," tulis Tasman di akun Facebook.
Kapıkule adalah titik perbatasan Turki-Bulgaria, di Propinsi Edirne, Turki.
Kontur jalan Sofia ke Kapikule melewati pegunungan Balkan dan melalui lembah mawar akan memperlambat perjalanan Tasman dan Joko.
"Keluar dari kota Sofia, Tasman dan Joko masuk ke rute timur, 20 Km pertama jalan masih datar dan kami juga bisa menikmati keindahan danau Iskar. Namun, lebih ke selatan lagi mulai terasa tanjakan demi tanjakan sudah tidak ada lagi perkampungan yang kami temui," ungkap Tasman.
Matahari terlihat cerah, namun di bawah pohon-pohon hutan yang mereka lewati terasa sekali dinginnya.
"Topi kupluk penutup kepala dan telinga penangkar dingin tak pernah tanggal dari kepalaku. Di setiap lembah yang kami lewati terdapat kampung-kampung yang hanya terdiri dari beberapa rumah yang terlihat usang dan jarang terlihat orang di jalanan ini. Aku ingat film dr Chivago di tahun 80an yang bercerita peperangan di Balkan dengan shooting panorama khas Balkan. Jam 16.30 sore kami masih berada di lembah yang tidak ada perkampungan apalagi penduduknya," tulis Tasman.
Tasman yang berada di depan Joko sekitar 500 meter berusaha mencari spot yang aman dan nyaman untuk camping dan tidur malam.

"Kami masuk ke jalan menanjak arah sutet dengan jarak kira-kira 100 meter dari jalan raya. Di situ agak tersembunyi dan tidak banyak angin. Lalu kami pasang tenda. Suhu udara mulai terasa dingin, 8 derajat celcius. Roti kebab yang dibekali tadi pagi jadi makanan malam kami. Tidak ada internet dan tidak ada bunyi kendaraan. Sunyi sepi, hanya bunyi jangkrik dan sesekali terdengar bunyi listrik sutet yang berdesir di atas tenda kami. Udara yang dingin membuat aku buru-buru masuk ke kantong tidur," ungkap Tasman.
"Selesai sholat subuh, aku rebus air untuk membuat kopi. Sayangnya tidak bisa membuat supermie karena air kami tinggal masing-masing setengah botol untuk persiapan di jalan nanti. Aku berharap temukan sumber air atau ada perkampungan untuk kami beli atau minta air nanti," tulis Tasman.
Pukul 08.00 waktu setempat, esok harinya, Selasa (30/10/2018) pagi, Tasman dan Joko melanjutkan perjalanan sepeda yang menanjak di perbukitan Balkan hingga sampai di puncak tanjakan di daerah Gutsal.
Di sana, Tasman dan Joko menemukan sumber air minum penduduk yang mengalir terus, sehingga keduanya langsung mengisi botol-botol minuman.
Mereka melewati daerah pertanian yang agak luas, tapi umumnya tanaman di sana tidak ada, kemungkinan sudah dipanen karena mau masuk musim dingin.
Bahkan, Tasman dan Joko juga melintasi ladang-ladang yang terbakar, karena mungkin daerah ini sudah lama tidak hujan.
"Suatu kali di desa Borovet, aku bertemu kereta kuda dengan dua orang penumpang dan kusir, sepertinya suami istri petani. Lalu aku memotret mereka dan mereka berhenti lalu minta uang sambil beri isyarat seperti jari menghitung uang. Mereka memberi tahu juga bahwa kudanya belum makan. Aku kasih mereka 2 Lev Bulgaria, tapi mereka minta tambah lagi ke Joker seperti memaksa. Aku datangi mereka lalu aku katakan Nooo sedikit keras. Mereka diam lalu kami buru-buru berangkat. Jalan yang mulus dan rata ditambah matahari yang cerah kami lebih semangat mengayuhnya. Mobil-mobil truk trailler yang besar dan panjang terasa agak mengerikan karena sedotan anginnya," tulis Tasman.

Di perjalanan, 40 Km sebelum Plovdiv, Tasman dan Joko bertemu dengan Takusan seorang pesepeda asal Tokyo Jepang yang sedang menuju Sofia dari arah Istambul.
"Kami berhenti dan ngobrol berbagi pengalaman dengan dia yang sudah berkelana selama setahun lebih di berbagai negara, tapi belum pernah ke Indonesia. Aku beri dia postcard wisata Riau dan dia akan agendakan turingnya ke Indonesia di akhir tahun depan," ungkap Tasman.

Tasman dan Joko tiba di Plovdiv pada pukul 17.00 waktu setempat, setelah menempuh perjalanan sejauh 107 Km.
"Di kota Plovdiv kami mencari hotel murah melalui Google Map. Selagi buka aplikasi, lalu datang seorang nenek melongok-longok kami sedang lihat internet. Aku sapa ibu tersebut sambil bertanya dimana ada hotel yang murah di daerah ini. Lalu dengan sigap dia ajak kami sejauh 1 Km menujun hotel Nicolas. Setelah itu sang nenek langsung pergi tinggalkan kami. Kami masuk hotel dengan rate 35 Lev satu malam. Alhamdulillah! Di sini kami bisa sedikit memanjakan badan dan internetku yang sudah kehabisan pulsa. Di sini dapat free wifi untuk berkomunikasi internet lagi serta men-charge semua electronic ku yang lowbat. Sampai ketemu perjalanan esok hari. Salam dari Plovdiv Bulgaria," tulis Tasman.

Selain menjalankan silaturahmi, promosi pariwisata Riau, turing sepeda ini juga membawa misi kemanusiaan (charity) bagi anak-anak dhuafa di Pondok Pesantren Darussalam YAMRI yang dibina Tasman Jen di bawah naungan Yayasan Al-Marwa Riaudan dan pembangunan Masjid Ustman bin Affan.
Bagi pembaca yang ingin ikut berbagi bisa menyalurkan sumbangan/infak untuk pembangunannya melalui rekening Al Marwa Riau:
Bank Syariah Mandiri: 2345234503 pembangunan
Bank Syariah Mandiri: 2345234511 infaq
Bank Syariah Mandiri: 2345234538 zakat
Bank Mandiri: 108-0016503030 (tanpa bunga)
Kontak Person:
Ustadz Hariyadi: 0812-6790435 (Mudir Pesantren)
Abu Jafar (Agus Masduki): 0821-72676721 (Ketua Yayasan)
Tasman Jen: 0812 7609422 (pembina)
(*)