Berita Riau
Milenials Peace Festival Pekanbaru 2018 Resmi Dibuka, Ajak Generasi Muda Kampanye
Milenials Peace Festival Pekanbaru 2018 resmi dibuka pada Jumat (9/11/2018) sore di Gedung PKM UIN Suska, dan ajak generasi muda kampanye
Penulis: Syahrul | Editor: Nolpitos Hendri
Milenials Peace Festival Pekanbaru 2018 Resmi Dibuka, Ajak Generasi Muda Kampanye
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Syahrul Ramadhan
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Milenials Peace Festival Pekanbaru 2018 resmi dibuka pada Jumat (9/11/2018) sore di Gedung PKM UIN Suska, dan ajak generasi muda kampanye.
Kegiatan berlangsung selama tiga hari ini menghadirkan sejumlah kegiatan menarik dalam kampanye anti radikalisme dengan pendekatan yang sangat mensrik bagi generasi muda di Riau.
Baca: DJP Kanwil Riau Kampanyekan Kesadaran Wajib Pajak Lewat Kegiatan Inklusi Pajak Bertutur
Baca: Dulu Selalu Sindir Apple, Samsung Akhirnya Akui Sedang Persiapkan 3 Ponsel Dengan Layar Berponi
Panitia dari Global Peace Foundation Infonesia (GPFI) Muhammad Mahmuda mengatakan, kegiatan ini berlangsung selama tiga hari.
"Ada tiga hal penting yang akan dilakukan sepanjang festival. Diantaranya, Peace Training, Art and exhibition dan terakhir Sport for Peace atau Peace Campaign," ungkapnya.
Diterangkannya, pelaksanaan kegiatan pada hari pertama diisi dengan pembukaan yang dilakukan oleh Wakil Rektor UIN Suska Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Drs H Promadi MA, Phd.
Lalu, kegiatan diteruskan dengan sejumlah keynote speaker menarik seperti Inspektur Pol Dit Reskrimum Polda Riau Victor Simanjuntak.
Baca: Pemain Thailand Ini Sudah Cetak Enam Gol pada Satu Pertandingan Piala AFF Suzuki Cup 2018
Baca: Ada Makelar Hukum di Inhil, Polres Inhil Imbau Masyarakat Waspada dan Laporkan
"Beberapa keynote speaker tingkat nasional juga kita ajak. Mereka adalah Hamid Nasuhi Ph.D dari PPIM UIN Jakarta, Ms Tokuda Yorching Poon sebagai Country Director GPF Indonesia dan Shintya Rahmi Utami dari GPFI," sebutnya.
Mahmuda menjelaskan, kegiatan Milenials Peace Festival 2018 diselenggarakan di enam kota di Indonesia.
Diantaranya di Jakarta, Bandung, Palangkaraya dan Pekanbaru.
Dua kota lainnya yang akan diselenggarakan hingga Desember nanti adalah Surabaya dan akan ditutup di Makasar.
Menurut Mahmuda, festival ini menjadi sangat penting mengingat keadaan anak muda Indonesia yang cenderung abai dengan perbedaan dan toleransi.
Baca: Baru 4 Ribu dari 10 Ribu TORA yang Terinventarisasi di Siak
Baca: Klasemen Grup B Piala AFF Suzuki Cup 2018 setelah Timnas Indonesia Dikalahkan Singapura
"Misalny saja, satu contoh sederhana dari perbedaan klub sepakbola yang didukung bisa menyebabkan orang saling bunuh. Kondisi ini disebabkan oleh rasa abai terhadap perbedaan yang menyebabkan emosi menjadi muncul dan berdampak besar seperti itu," terangnya.
Mahmuda berharap, dengan adanya festival damai ini bisa mengajarkan dan membuka cakrawala anak muda untuk belajar menerima perbedaan sebagai keragaman nusantara, bukan provokasi.
"Festival ini tidak hanya kita gelar di kampus saja. Besok pada hari kedua kita akan turun ke tiga sekolah, yakni MAN 2 Model, SMKN Pertanian dan SMAN 8," sebutnya.
"Pada hari ketiga, kita akan bawa seluruh peserta untuk saling mengkampanyekan kedamaian di arena Car Free Day kepada masyarakat luas," tandas Mahmuda. (*)
			