5 Kilogram Sampah Plastik Bersarang di Tubuh Ikan Paus yang Mati Membusuk di Wakatobi

Kisah 25 kilogram sampah plastik yang bersarang di tubuh ikan Paus yang mati membusuk di Wakatobi

Editor: Budi Rahmat
Kompas.com
Ikan Paus Sperma ditemukan terdampar dan mati di Wakatobi. Ratusan sampah plastik ditemukan di dalam perutnya. 

Secara khusus, plastik mengeluarkan dimethyl sulfide (DMS), senyawa yang dikenal menarik burung mencari mangsa. Selain penglihatan dan penciuman, ada indera lain yang digunakan binatang dalam mencari makanan.

Banyak hewan laut berburu dengan echolocation, terutama paus bergigi dan lumba-lumba.

Echolocation dikenal sangat sensitif, namun puluhan paus sperma dan paus bergigi lainnya ditemukan mati dengan perut penuh dengan kantong plastik, onderdil mobil dan detritus manusia lainnya. S

avoca mengatakan kemungkinan echolocation mereka salah mengidentifikasi benda-benda ini sebagai makanan.

"Ada kesalahpahaman bahwa hewan-hewan ini bodoh dan hanya makan plastik karena ada di sekitar mereka, tetapi itu tidak benar," kata Savoca.

Tragedi yang terjadi adalah bahwa semua hewan ini adalah pemburu dan penjelajah ulung. Mereka memiliki indera yang diasah oleh evolusi ribuan tahun untuk menargetkan apa yang sering menjadi jajaran mangsa spesifik.

" Plastik baru ada selama sebagian kecil dari waktu itu," kata Schuyler.

Pada saat itu, mereka entah bagaimana memasukkan plastik ke kategori "makanan".

Plastik tidak hanya terlihat seperti makanan, baunya, rasanya, dan bahkan bunyinya terdengar seperti makanan. Sampah plastik datang dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Ini menarik bagi beragam hewan, tapi ini pula yang jadi masalahnya.

Kisah matinya paus sperma dengan aneka plastik di perutnya semoga menjadi tamparan keras bagi kita untuk bijak dalam menggunakan plastik sekali pakai, setidaknya berempati dengan kehidupan laut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teguran buat Kita, Paus yang Mati di Wakatobi Tercemar 5 Kg Plastik", 

Yuk Like dan Subcribe Channel Youtube Tribun Pekanbaru. Ikuti video informatif menarik lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved