DETIK-DETIK Longsor Tobasa Sumut, Keluarga Korban Ungkap Tak Suara Gemuruh Saat Kejadian
Saat evakuasi tanah liat yang menimbun rumah korban tersebut dialiri air yang berasal dari tebing yang kontur kemiringan tanahnya cukup terjal.
Satu rumah di sebelah atas atau sebelah kiri badan jalan jika dari Arah PT Inalum dan sebaliknya, tiga rumah di sebelah bawah atau sebelah kanan badan jalan.
Mendengar runtuhan longsor, Surung pun keluar dari rumahnya yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
Dia membangunkan tetangganya untuk ikut mencoba memberikan pertolongan.
Namun, timbunan longsor terlalu tinggi serta disertai hujan turun.
Katanya, longsor besar terjadi hingga tiga kali.
Pertama pada sekitar Jam 12 Malam, yang langsung menimbun empat rumah sekaligus.
Lalu, longsor kedua terjadi sekitar pukul 02.00 WIB.
Pada saat longsor kedua, salah satu warga desa bernama Sultan Japri Marpaung masih dalam pencarian.
Kemudian, pada Kamis, 13 Desember 2018 sekitar pukul 07.00 WIB kembali terjadi longsor susulan yang turut menyeret alat berat yang sedang beroperasi mengevakuasi ke dalam jurang.
Beruntung, operator alat berat, Alexander Simorangkir berhasil menyelamatkan diri.
Menurut Surung, semua korban masih ada ikatan famili, dan masih kakak beradik antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya.
Adapun pada posisi rumah sebelah atas badan jalan yakni, dan korban di dalamnya yakni Jones Tambunan (45), Nurcahaya Marpaung istrinya (40) lalu Ambrin Tambunan (L,13), Ahmadi Tambunan (L, 23) serta ayahnya Bantu Tambunan (Lk, 70) semuanya meninggal dunia.
Sedangkan Easter Tambunan (P, 30), dan Reihand Siagian, (3) keduanya berada di Pekanbaru.
Pantauan Tribun, pada saat evakuasi, Keluarga Jones Tambunan, terlihat korban sudah mengenakan selimut.
Diyakini, mereka sudah sempat tidur saat kejadian.