Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

DETIK-DETIK Longsor Tobasa Sumut, Keluarga Korban Ungkap Tak Suara Gemuruh Saat Kejadian

Saat evakuasi tanah liat yang menimbun rumah korban tersebut dialiri air yang berasal dari tebing yang kontur kemiringan tanahnya cukup terjal.

Editor: Afrizal
TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA
Tim gabungan sedang mengevakuasi korban longsor di Desa Halado, Kecamatan Pintupohan, Tobasa, Kamis (13/12/2018). DETIK-DETIK Longsor Tobasa Sumut, Keluarga Korban Ungkap Tak Suara Gemuruh Saat Kejadian 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Alat berat terus bekerja mencari korban yang tertimbun material longsor Desa Halado Kecamatan Pintupohan, Tobasa, Sumut, Kamis (13/12/2018) siang.

Sejak pagi hingga sore empat alat berat terus dioperasikan mengorek timbunan longsor yang menimpa empat unit rumah. 

Hingga sore delapan korban tewas sudah ditemukan. 

Kepala Pelaksana BPBD Tobasa, Herbet Pasaribu mengatakan, hingga sore hari total delapan korban tewas yang ditemukan, serta dua orang lagi dalam pencarian, dan juga tiga orang selamat.

 "Tadi malam, dua tewas ditemukan dan tiga selamat, lalu pada hari ini ditemukan lagi enam korban tewas.

Sementara yang lain masih dalam proses pencarian, "ujar Herbet Pasaribu.

Timbunan longsor bercampur lumpur serta tanah liat yang tebal mempersulit pencarian.

Baca: Tiba-tiba Muncul Kobaran Api dari Retakan Longsor di Banjarnegara, Warga Heboh

Baca: BREAKING NEWS : Jalur Sumbar- Riau Putus Total. Longsor Tutup Jalan di kawasan Jorong Aia Putih

Baca: UPDATE Longsor di Sitinjau Lauik-BPBD Padang Target Sebelum Zhuhur Jalan Padang-Solok Bisa Dilewati 

Badan jalan yang menghubungkan kabupaten Tobasa ke Kabupaten Asahan itu sempat lumpuh hingga pukul 16.00 WIB.

Panjangnya longsoran tersebut kurang lebih 300 meter dengan lebar 100 meter.

Pada saat evakuasi, tanah liat yang menimbun rumah korban tersebut dialiri air yang berasal dari tebing yang kontur kemiringan tanahnya cukup terjal.

Tim gabungan sedang mencari korban longsor di Desa Halado Kecamatan Pintupohan, Tobasa, Kamis (13/12/2018). (TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA)
Tim gabungan sedang mencari korban longsor di Desa Halado Kecamatan Pintupohan, Tobasa, Kamis (13/12/2018). (TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA) ()

Warga setempat sekaligus keluarga korban, Surung Panjaitan (50) mengaku pada saat kejadian tidak ada suara gemuruh.

Proses longsor berlangsung cepat.

Tidak sampai satu menit, empat rumah rumah tersebut langsung tertimbun.

"Tidak sempat ada suara gemuruh, longsornya berlangsug cepat dan rumah berlangsung tertimbun," ujar pria yang masih memiliki hubungan kerabat keluar dengan korban.

Posisi rumah tersebut berbeda dengan rumah lainnya.

Baca: Longsor di Sitinjau Lauik, Macet Padang-Solok Capai 10 Km Kendaraan Tak Bisa Balik Arah

Baca: Korban Banjir di Pelalawan Melahirkan Saat Mengungsi, Ibu dan Bayi Dilarikan ke Rumah Warga

Satu rumah di sebelah atas atau sebelah kiri badan jalan jika dari Arah PT Inalum dan sebaliknya, tiga rumah di sebelah bawah atau sebelah kanan badan jalan.

Mendengar runtuhan longsor, Surung pun keluar dari rumahnya yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

Dia membangunkan tetangganya untuk ikut mencoba memberikan pertolongan.

Namun, timbunan longsor terlalu tinggi serta disertai hujan turun.

Katanya, longsor besar terjadi hingga tiga kali.

Pertama pada sekitar Jam 12 Malam, yang langsung menimbun empat rumah sekaligus.

Lalu, longsor kedua terjadi sekitar pukul 02.00 WIB.

Pada saat longsor kedua, salah satu warga desa bernama Sultan Japri Marpaung masih dalam pencarian.

Kemudian, pada Kamis, 13 Desember 2018 sekitar pukul 07.00 WIB kembali terjadi longsor susulan yang turut menyeret alat berat yang sedang beroperasi mengevakuasi ke dalam jurang.

Beruntung, operator alat berat, Alexander Simorangkir berhasil menyelamatkan diri.

Menurut Surung, semua korban masih ada ikatan famili, dan masih kakak beradik antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya.

Adapun pada posisi rumah sebelah atas badan jalan yakni, dan korban di dalamnya yakni Jones Tambunan (45), Nurcahaya Marpaung istrinya (40) lalu Ambrin Tambunan (L,13), Ahmadi Tambunan (L, 23) serta ayahnya Bantu Tambunan (Lk, 70) semuanya meninggal dunia.

Sedangkan Easter Tambunan (P, 30), dan Reihand Siagian, (3)  keduanya berada di Pekanbaru.

Pantauan Tribun, pada saat evakuasi, Keluarga Jones Tambunan, terlihat korban sudah mengenakan selimut.

Diyakini, mereka sudah sempat tidur saat kejadian.

Sedangkan korban yang rumahnya di sebelah bawah badan jalan yakni lima orang, Kasmer Marpaung (39) belum ditemukan,  istrinya Rosdiana Nainggolan (35), dan putrinya Nia Marpaung (15) meninggal.

Sedangkan dua anaknya yang selamat yakni Alpen Marpaung (L,12) dan Jelli Marpaung (L, 5).

Satu dari rumah terimbun merupakan rumah yang tidak berpenghuni.

Sedangkan rumah paling pinggir, ditempati Saor Sitorus (P) selamat, Jetro Simangunsong pun selamat karena sedang tidak di rumah, termasuk Elisabet br Sihotang selamat.

"Kebetulan mereka mungkin masih menonton dan nantulang itu sudah tidur.

Dari belakang mereka lari. Itulah yang selamat dan yang paling pinggir rumahya," tambahnya.

Herbet Pasaribu, Kepala Pelasaksana BPBD Tobasa membenarkan, total korban 14 orang.  8 meninggal dunia, tiga selamat dan dua dalam pencarian.

Katanya, korban selamat sudah dirawat dan dibawa ke rumah keluarga mereka di Desa Pintu Pohan. Sementara, korban tewas semuanya dievakuasi Klinik PT Inalum Tobasa.

Amatan Tribun, pencarian dihentikan sekitar pukul 17.00 WIB. Terpantau pula warga yang rumahnya berdekatan dengan areal longsor sudah meninggalkan rumah masing-masing. Informasi yang dihimpun Tribun, mereka mengungsi ke tempat keluarga yang berada di wilayah sekitar.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Tiga Generasi Meninggal Dunia pada Musibah Longsor di Tobasa, Dua Korban Lagi Dalam Pencarian

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved