Berita Riau
Sekretaris DPD Riau Partai Demokrat Diperiksa Polisi Terkait Pengrusakan Baliho SBY
Sekretaris DPD Riau Partai Demokrat, Eddy A Mohd Yatim diperiksa polisi dari Polresta Pekanbaru terkait pengrusakan baliho SBY dan atribut partai
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
Sekretaris DPD Riau Partai Demokrat Diperiksa Polisi Terkait Pengrusakan Baliho SBY
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Nasuha Nasution
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sekretaris DPD Riau Partai Demokrat, Eddy A Mohd Yatim diperiksa polisi dari Polresta Pekanbaru terkait pengrusakan baliho Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru.
Pemeriksaan dilaksanakan pada Rabu (19/12) di Mapolresta Pekanbaru.
Eddy A Mohd Yatim diperiksa sebagai saksi pelapor dalam kasus pengrusakan baliho SBY dan atribut Partai Demokrat yang terjadi pada Sabtu (15/12/) saat kunjungan Presiden ke 6 RI SBY ke Pekanbaru.
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Malang Jadi Selebgram, Ada yang DM Nakal Nanyain Harga BO
Baca: KISAH Dokter di Pekanbaru, Dari Hidup Susah Bersama 11 Saudara hingga Bisa Mendirikan Rumah Sakit
"Saya memenuhi panggilan Polresta Pekanbaru. Status saya sebagai saksi Pelapor," ujar Eddy M Yatim kepada Tribun usai diperiksa.
Eddy Yatim mulai memberi keterangan ke pihak kepolisian sekitar pukul 14.00 WIB pemeriksaan sendiri tidak berlangsung lama.
Selain tim advokasi DPD Demokrat Riau, Ia juga didampingi Ketua DPD PD Riau Asri Auzar dan puluhan kader Partai Demokrat.
"Ketua DPD dan kader ikut sama-sama ke Polresta sebagai bentuk semangat kebersamaan kami di Partai Demokrat. Apalagi, hal ini menyangkut pengrusakan simbol-simbol partai. Jadi, kita semua berharap masalah ini dapat diselesaikan dengan terang benderang dalam waktu yang cepat, agar tak menjadi polemik berkepanjangan di masyarakat," jelasnya.
Ia menyatakan, Demokrat sangat kooperatif dan terbuka dalam menyelesaikan masalah ini. Pihaknya juga akan taat pada proses hukum sesuai arahan ketua umum partai.
"Ini sesuai dengan arahan Ketum Pak SBY agar mengikuti semua proses ini sesuai dengan ketentuan. Bahkan DPP ikut menurunkan tim advokasi dan pendampingan untuk masalah ini," jelasnya.
Baca: 11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, Jenazah Mukhlis Dibawa Keluarga ke Sumbar
Baca: 11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, Mayat yang Ditemukan di Dumai Dipastikan Mukhlis
Sebagai Sekretaris DPD PD Riau, ia bersama Ketua Asri Auzar dan tim DPD ikut dalam rapat bersama dengan DPD menyikapi masalah pengrusakan atribut Partai Demokrat ini.
"Dalam arahanya, Pak SBY berpesan kepada kami untuk bersikap santun dalam berpolitik. Kami menyadari, hal ini sudah menjadi isu nasional, untuk itu harus selalu kami kawal,"tambahnya.
Terkait masalah pengrusakan atribut partai ini, Eddy selaku sekretaris partai yang melaporkan HS yang tertangkap tangan melakukan pengrusakan.
HS sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Kita hormati semua proses yang sedang berjalan dan berharap segera tuntas, "ujarnya.
Bawaslu Riau Lakukan Investigasi Terkait Pengrusakan Baliho SBY dan Partai Demokrat
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Riau lakukan investigasi terkait pengrusakan baliho Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan atribut Partai Demokrat.
Bawaslu Riau akan turunkan tim untuk melakukan investigasi terhadap kasus pengrusakan bendera dan baliho partai Demokrat di Pekanbaru.
Ini diputuskan setelah Bawaslu Riau menggelar Pleno bersama pada Minggu (16/12/2018) malam.
"Jadi, hasil Pleno kami bersama, mengintruksikan Bawaslu Kota Pekanbaru untuk turun melakukan investigasi terkait pengrusakan bendera dan baliho partai," ujar Ketua Bawaslu Riau Rusidi Rusdan kepada Tribunpekanbaru.com pada Senin (17/12/2018).
Menurutnya, menunjuk Bawaslu Kota Pekanbaru karena di laporkan di Polresta dan tingkatnya di Bawaslu Kota Pekanbaru, dengan hasil investigasi itu maka ada upaya untuk ambil sikap selanjutnya.
"Dalam SOP nya kalau kami jadikan temuan, tentu harus ada syarat formil dan materil ada pelapor dan barang bukti serta kronologi. Jadi harus dapat itu dengan cara investigasi," jelas Rusidi Rusdan.
Dari hasil pengumpulan informasi melalui investigasi itu juga akan dihasilkan nantinya, apakah itu termasuk pelanggaran Pemilu atau tidak.
"Apakah itu masuk atribut kampanye atau tidak makanya disegerakan semuanya," ujar Rusidi Rusdan.
Sebelumnya memang ada pihak Partai Demokrat menghubungi Bawaslu ingin melaporkan perihal tersebut, namun setelah ditunggu tidak datang melaporkan.
"Kami kemarin menunggu laporan, sempat ada nelpon namun mereka lapor ke Polresta. Jadi investigasi ini sampai memenuhi syarat formil dan materil, sehingga bisa tetapkan upaya selanjutnya," ujar Rusidi Rusdan.
Sementara itu, Komisioner KPU Riau, Ilham Yasir kepada Tribunpekanbaru.com mengatakan, pihaknya menghormati proses penegakan hukum, baik yang dilakukan Polda Riau maupun rencana Investigasi Bawaslu Riau terhadap aksi pengrusakan bendera dan baliho partai.
"Sekarang kan kewenangan penuhnya ada di Bawaslu Riau yang akan melakukan pemeriksaan, apakah itu masuk dalam atribut kampanye atau tidak dan nanti akan ada rekomendasi dari Bawaslu Riau, kami tidak bisa masuk ke ranah itu," ujar Ilham Yasir.
Ribuan Atribut Partai Demokrat Dirusak OTK, SBY Jadi Teringat Perang Dunia Kedua
Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudoyono (SBY) memberikan keterangan secara langsung kepada wartawan terkait perusakan ribuan atribut partainya di Loby Hotel Pangeran Kota Pekanbaru, Sabtu (15/12/2018).
Di hadapan puluhan wartawan, SBY menyatakan dirinya sangat sedih menjadi sasaran penyerangan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab atas perusakan ribuan atribut itu.
"Sekali lagi, ini bukan perang saya. Tapi mengapa jutru saya dan putra saya yang diserang. Kenapa saya difitnah," tandasnya.
Atas insiden ini, SBY jadi teringat dengan perang dunia kedua yang terjadi masa lampau.
Ia mengisahkan, dalam perang dunia kedua itu sebetulnya Amerika Serikat tidak mau terlibat.
Namun adanya pihak-pihak baik di Asia maupun di Eropa yang melibatkan Amerika Serikat sebagai pihak yang diserang.
Seperti insiden Pearl Harbour dimana AS diserang habis-habisan.
Hingga akhirnya segalanya menjadi sengsara dan seperti apa akhir dari Perang Dunia Kedua itu semuanya sudah tahu.
"Saya sedang merenung dan tafakur, mohon petunjuk Allah. Saya harus melibatkan diri di dalam perang yang frontal ini. Karena ini bukan perang saya. Pak Jokowi dan pak Prabowo," tukasnya sambil mengakhiri wawancara dan masuk ke dalam mobil yang membawanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang oknum pelaku pengrusakan spanduk, baliho dan bendera Partai Demokrat di Kota Pekanbaru ditangkap oleh pengurus dan simpantisan partai, Jumat (14/12/2018) malam lalu.
Oknum terduga pelaku perusakan itu tertangkap tangan saat mengoyak baleho bergambarkan Ketua Umum Demokrat Sosilo Bambang Yudyono (SBY) dan istrinya, Ani Yudoyono.
Penangkapan itu dilakukan setelah pengurus Demokrat mendapat kabar adanya perusakan atribut sehingga melakukan penyisiran.
Saat lokasi pemasangan atribut disusuri, ternyata ada seorang laki-laki yang tertangkap tangan merusak baleho partai Demokrat itu.
"Pelakunya sudah kita serahkan kepada polisi agar diusut tuntas. Kita ingin keadilan dan hukum ditegakan," beber Wakil Ketua DPD Demokrat Provinsi Riau, Aherson, kepada tribunpekanbaru.com, Sabtu (15/12/2018).
Dijelaskannya, melalui pemeriksaan oknum yang merusak itu aka diketahui siapa yang menyuruh ataupun memerintahkan dirinya merusak atribut Demokrat.
Sehingga polisi bisa mengusut pihak-pihak yang terlibat serta membongkar dalang dibalik perusakan itu.
Partai Demokrat melaporkan kasus pengrusakan ribuan baliho, spanduk, dan bendera yang dilakukan Orang Tak Dikenal (OTK) pada Sabtu (15/12/2018) ke Polresta Pekanbaru.
Insiden pengrusakan itu dilaporkan langsung oleh Sekretaris Jendral (Sekjen) Demokrat Hinca Panjaitan bersama pengurus Demokrat Riau.
Pihaknya ingin kasus ini diusut tuntas oleh polisi setempat untuk mewujudkan rasa keadilan.
"Tadi malam kita sudah laporkan ke Polresta Pekanbaru. Kita ingin hukum ditegakan dan keadilan, negara ini negara hukum," ungkap Wakil Ketua DPD Demokrat Provinsi Riau, Aherson, kepada tribunpekanbaru.com, Sabtu (15/12/2018).
Aherson membeberkan, pihaknya meminta kesamaan dan berdemokrasi yang aman serta tidak otoriter, termasuk tak menghalalkan segala cara.
Pihaknya sangat terpukul dengan indisen ini dimana atribut partai dikoyak hingga diinjak-injak oknum yang tak bertangungjawab. (*)