Siak
MASUK Daftar Penerima, Ada Warga Siak Sampai Sekarang Belum Terima Sertifikat TORA
Masuk daftar penerima, ada warga Siak sampai sekarang belum terima sertifikat TORA yang seremoninya langsung diserahkan Presiden RI, Joko Widodo
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
MASUK Daftar Penerima, Ada Warga Siak Sampai Sekarang Belum Terima Sertifikat TORA
Laporan Wartawan Tribunsiak.com, Mayonal Putra
TRIBUNSIAK.COM, SIAK - Masuk daftar penerima, ada warga Siak sampai sekarang belum terima sertifikat Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) yang seremoninya langsung diserahkan Presiden RI, Joko Widodo pada Sabtu (15/12/2018) lalu.
Bahkan, banyak warga Siak yang nota bene petani justeru tidak mendapatkan sertifikat TORA.
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Putri Pariwisata, Pilih Profesi sebagai Banker
Baca: KISAH Banker Cantik Asal Pekanbaru, Terpilih Jadi Dara Riau dan Putri Pariwasata Indonesia Fotogenic
Muhtohir, seorang asal Kampung Sungai Berbari, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Riau, Indonesia yang diundang untuk menerima sertifikat itu adalah petani.
Tetapi sampai sekarang ia belum melihat bentuk sertifkat itu.
Bahkan, ia kecewa dengan aparatur kampung dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Siak.
"Menjelang kedatangan presiden saya masuk daftar sebagai calon penerima sertifikat TORA dan diberangkatkan ke Pekanbaru. Saya terdaftar pada bus ke 12 bersama 39 warga lainnya," cerita Muhtohir kepada Tribunsiak.com pada Minggu (23/12/2018).
Muhtohir datang ke tempat perkumpulan di kantor kepala kampung sebelum berangkat.
Namun sayang, saat bus lainnya diberangkatkan, justru bus mereka tidak jadi berangkat.
"Kami heran kok tak jadi kami berangkat. Padahal kami sudah dapat undangan," kata dia.
Baca: Cewek-cewek Cantik Pecinta Kuliner Kunjungi Pekanbaru Street Foodstival di Purna MTQ Pekanbaru
Baca: Cewek Cantik Asal Pekanbaru Ini Suka Rujak, Aneh, Makan Rujak dalam Air dan Ditemani Ikan Koi
Ia kemudian bertanya kepada aparatur pemerintah kampung.
Muhtohir dan warga lainnya justru tidak mendapat jawaban yang mengenakan.
Akhirnya ada isu bahwa mereka akan tetap terima sertifikat itu.
"Apa daya, sampai sekarang tidak jelas ujung pangkalnya. Ditanya lagi ke kepala kampung jawabannya juga tidak jelas. Kalau begitu, kenapa kami masuk daftar," urai Muhtohir.