Siak
BULE Ganteng Asal Australia Ini Suka Mandi di Sungai Mempura Siak, Ini Pengakuannya
Bule ganteng asal Australia ini suka mandi di Sungai Mempura Siak, ini pengakuannya, ia mengaku jatuh cinta dengan kampung Mempura
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
BULE Ganteng Asal Australia Ini Suka Mandi di Sungai Mempura Siak, Ini Pengakuannya
Laporan wartawan Tribunsiak.com, Mayonal Putra
TRIBUNSIAK.COM, SIAK - Bule ganteng asal Australia ini suka mandi di Sungai Mempura Siak, ini pengakuannya, ia mengaku jatuh cinta dengan kampung Mempura.
Selama 26 hari tinggal di Mempura, Kabupaten Siak, Matthew Douglas (22), bule asal Australia menyebut dirinya telah jatuh cinta kepada kampung Mempura.
Baca: WOW! 55 PENJAHAT di Riau DITEMBAK Polisi Selama Tahun 2018, 2 di Antaranya Tewas Bersimbah Darah
Baca: INI 3 Kejahatan Tertinggi di Pekanbaru Selama Tahun 2018, Ada Curanmor dan Narkoba
Ia suka mencemplung di Sungai Mempura, meskipun air sungai berona hitam karena berada di kawasan gambut.

"Saya senang di sini, sudah jatuh cinta sama Mempura ini," ujar Matthew saat acara pelepasan rombongan program Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia (PPIA), Senin (31/12/2018) di Balai Datuk Empat Suku, komplek Abdi Praja kediaman Bupati Siak.
Matthew sudah tinggal dan bergaul dengan masyarakat Mempura selama 26 hari.
Ia seorang dari 25 orang rombongan PPIA, ia merasa berat meninggalkan warga kampung Mempura yang juga sangat menyukainya.
"Program di sini sudah selesai, bagaimapun saya harus ikuti program selanjutnya. Saya membawa kenangan yang indah dan baik dari sini," kata dia.
Ia peserta dari Australia Selatan, tepatnya dari kota Adelaide.
Baca: KISAH Foto Model Cantik Asal Kediri Jadi Selebgram, Ditipu dan Ada DM Nakal Ngajak Tidur
Baca: BANDARA SSK II Pekanbaru akan Dialihkan ke SIAK, atau ke Kampar dan Pelalawan, Benarkah?
Di Mempura ia tinggal di rumah warga di kampung Tambak Rejo. Ia merasa senang karena mendapat perlakuan yang sangat baik dari masyarakat.
"Kota ini terbilang sepi, tidak ada macet, banyak pohon-pohon dan bersih, kami merasa nyaman berada di Siak ini," kata Matthew yang fasih berbahasa Indonesia.
Meskipun air sungai atau parit yang berwarna khas rawa gambut Matthew dan kawan-kawannya tak sungkan untuk mandi dan berenang di sungai Mempura tersebut.
Menurut dia, berenang di sungai Mempura tetap menyegarkan tubuhnya.
"Salah satu kenangan terindah saya saat mandi di sungai. Jika suatu saat ada waktu datang lagi, saya mau mandi di sungai lagi," kata dia.
Matthew mengaku selama di Siak dirinya sudah bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru di Tahun 2018, Ada Harapan Besar di Tahun 2019, Religius
Baca: KISAH Foto Model Cantik Asal Kediri Jadi Selebgram, Ditipu dan Ada DM Nakal Ngajak Tidur
Seperti mempelajari kultur dan budaya, serta menakik karet atau mendodos sawit.
"Kebanyakan masyarakat Tambak Rejo adalah petani sawit dan karet, saya banyak belajar dari mereka," ujar mahasiswa S2 jurusan Hubungan Internasional itu.
Ia jelaskan, anggota program PPIA tersebut dibagi menjadi 5 kelompok, yakni lingkungan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pariwisata.
"Kebetulan saya di kelompok lingkungan, dan tugasnya memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar selalu menjaga lingkungan yang bersih dan sehat," sebut pria yang suka nasi Padang itu.
Di samping itu lanjutya, mereka juga menyosialisasikan agar masyarakat mengurangi pemakaian kantong plastik.
Mereka pun mengajari masyarakat membuat kantong/tas dari bahan baju bekas.
Untuk menyesuaikan diri dengan adat ketimuran, Matthew memang merada tertantang.
Bagi dirinya maupun teman-temannya dari Australia kesulitan memahami budaya ketimuran itu, seperti makan harus dengan tangan kanan, dan lain sebagainya.
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Kediri Jadi Foto Model dan Selebgram, Ditipu dan Ada DM Nakal Ngajak Tidur
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Aceh di Pekanbaru, Hatinya Hancur ketika Ada Anak yang dapat Perlakuan Keji
Sementara anggota PPIA lainnya Albizia Akbar yang berasal dari Purwakarta, Jawa Barat menceritakan, sebelum ke Riau, dirinya bersama anggota yang lain tinggal di Australia selama 2 bulan.
Ia tak menyangka bisa terpilih dari 500 orang yang mencoba ikut program tersebut, dan bisa mewakili dari daerahnya.
Selama tinggal bersama orangtua angkat di Tambak Rejo, Siak, dirinya bersama rekannya Oscar Norman dapat berbaur dengan masyarakat.
Menurutnya, masyarakat di sana baik-baik dan ramah semua.
"Siak ini asyik, budaya Melayunya cukup kental, dan kami semua senang bisa belajar tari Zapin," ungkapnya.
Masdiana (65), warga yang menjadi orangtua angkat peserta merasa sedih saat berpisah.
Ia sudah menganggap peserta adalah anaknya sendiri.
"Rasanya seperti mimpi saja, ada orang barat datang dan menginap di rumah saya yang sangat sederhana ini," ujarnya polos.
Dari raut wajahnya kelihatan sedih karena anak-anak angkatnya tersebut akan kembali ke daerahnya masing-masing.
"Rasanya seperti baru kemarin mereka datang," katanya sambil tersedu.
Ia kemudian menangis tidak kuat menghadapi hari perpisahaan itu.
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Bisa Liburan ke Bali, Mimpi yang Jadi Kenyataan
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Suka Kopi, Obat Stres hingga Minuman Saat Nongkrong Bareng Teman
Namun, kenyataan itu harus diterimanya karena program PPIA sudah selesai.
"Saya pesankan agar mereka datang kembali suatu saat. Saya dan keluarga saya, dan juga orang kampung akan menyambut dengan baik," kata dia.
Sementara itu, Bupati Siak Syamsuar mengikuti kegiatan pelepasan PPIA tersebut.
PPIA merupakan program pertukaran pemuda antar negara Indonesia dan Australia.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 35 pemuda, 17dari Indonesia, dan 18 orang dari Australia.
Program PPIA sejatinya sudah berlangsung selama 4 Bulan, 2 Bulan berada di Australia dan 2 Bulan di Indonesia, tepatnya di provinsi Riau, yaitu Siak 26 hari, kampar 3 hari dan Pekanbaru 26 hari.
Selama 2 bulan berada di Riau, 35 delegasi melaksanakan program pengabdian masyarakat selama 26 hari di kampung Tambak Rejo, Kabupaten Siak.
Kemudian, 3 hari selanjutnya masa tenang di Kampar.
Setelah itu ditutup dengan program magang di beberapa instansi yang ada di Pekanbaru.
Program yang disalurkan dari peserta PPIA selama berada di Siak, meliputi bidang Pendidikan, lingkungan, kesehatan, parwisata dan ekonomi kreatif.
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru, Kumpulkan Donasi untuk Berbagi dengan Anak Jalanan
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Putri Pariwisata, Pilih Profesi sebagai Banker
Pemerintah Provinsi Riau, diwakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau Doni Aprialdi, mengucapkan terimakasih kepada Kemenpora atas diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk menjadi tuan rumah PPIA 2018 provinsi Riau.
"Dengan adanya program PPIA yang dilaksanakan di Provinsi Riau, secara tidak langsung telah mempromosikan wilayah Provinsi Riau ke seluruh peserta PPIA," ujarnya.
Senada dengan itu Bupati Siak Syamsuar mengatakan, kehadiran peserta PPIA bisa menjadi duta-duta wisata, baik untuk Indonesia maupun untuk Australia.
Selama 26 hari peserta PPIA tinggal di Mempura, kata Syamsuar, sudah tahu kehidupan masyarakat daerah ini, baik dari segi budaya, adat istiadat termasuk potensi yang ada di daerah ini yang bisa dikembangkan maupun bisa di promosikan.
"Kenangan di Siak jangan dilupakan, sesuai kata orang tua dulu bila sudah minum air sungai Siak, suatu saat akan kembali kesini lagi," sebut Syamsuar sambil tersenyum. (*)