Pekanbaru
FPI Temukan KONDOM di Rumah yang Diduga Sekretariat Perkumpulan LGBT di Pekanbaru
FPI Pekanbaru temukan kondom di rumah yang diduga sekretariat perkumpulan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Pekanbaru
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nolpitos Hendri
"Saya paham dengan logo OPSI itu, ada pelangi-pelangi gitu kan. Kemudian saya melapor ke warga lain tapi tidak ada tanggapan," katanya.
Lanjut dia, biasanya kegiatan di rumah itu, seperti kumpul-kumpul para anggotanya.
"Biasanya dari jam 22.00 WIB sampai jam 24.00 WIB. Kadang-kadang, kalau ada acara mereka," paparnya.
Menurut Rafis, orang-orang yang datang ke rumah itu terlihat berpakaian tak sebagaimana seharusnya, serta mencolok.
Bahkan dari rumah itu juga terdengar suara musik yang distel dengan volume cukup keras.
"Sekali ngumpul biasanya sampai sekitar 20-an orang," jelasnya.
Sementara itu, Rully Ramadhani selaku anggota OPSI Riau yang juga tinggal di rumah yang menjadi Sekretariat itu mengaku, organisasi yang diikutinya bergerak dalam kegiatan penyuluhan dan sosialisasi penanggulan HIV AIDS.
Terutama kepada kalangan yang rentan dan marjinal.
"Masih tabu sih di masyarakat kita ini untuk masalah HIV AIDS. Jadi masih agak dilema akunya, gitu aja sih," katanya.
Ditanyai soal aktivitas di rumah yang jadi Sekretariat OPSI itu, hanya dilakukan pengurus.
"Paling membicarakan soal ke mana lagi titik penyuluhannya, ada yang belum dapat informasi nih," ucap lelaki bergaya kemayu yang mengaku berasal dari Medan ini.
Baca: SOSOK Pilot F16 yang Paksa Turun Pesawat Asing Ethiopian Air di Bandara Hang Nadim Batam
Baca: Warga Geruduk Rumah yang Diduga Sekretariat Perkumpulan LGBT di Pekanbaru
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Bahagiakan Orangtua, Kerja dan Kuliah Hingga Finalis Bujang Dara
"Kita kumpulin orang, kita broadcast melalui FB, kita misalnya di kafe ini, kalau mau datang kumpul, kita di situ," lanjut dia.
Rully secara tegas menyatakan, organisasi yang diikutinya ini sudah mengantongi izin dari Kesbangpol Provinsi Riau maupun Kota Pekanbaru.
Disinggung tentang keanggotaan organisasi ini, dia menuturkan anggotanya tidak tetap.
"Anggota kita, karena ini komunitas ya, keluar masuk keluar masuk. Sementara cuma 15 sampai 20 orang," ungkapnya.
"Anggotanya campur, tidak bisa disatukan kelompok, yang jelas yang peduli sama komunitas dan peduli HIV AIDS," tandasnya. (*)