Berita Riau

KISAH Wanita Cantik Asal Pekanbaru Jadi Dosen Muda dan Cantik, Ada yang Punya Pengagum Rahasia

Kisah wanita cantik asal Pekanbaru jadi dosen muda dan cantik, ada yang punya pengagum rahasia, banyak pengalaman, dan dengarkan curhat mahasiswa

Penulis: Fernando | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Dewi
KISAH Wanita Cantik Asal Pekanbaru Jadi Dosen Muda dan Cantik, Ada yang Punya Pengagum Rahasia 

Dosen Ini Pernah Dengarkan Curhat Mahasiswanya

Banyak hal yang ada dalam lika liku dosen cewek yang masih muda satu ini.

KISAH Wanita Cantik Asal Pekanbaru Jadi Dosen Muda dan Cantik, Ada yang Punya Pengagum Rahasia
KISAH Wanita Cantik Asal Pekanbaru Jadi Dosen Muda dan Cantik, Ada yang Punya Pengagum Rahasia (Tribun Pekanbaru/Istimewa/Tika)

Bagi seorang dosen cewek, Tika Mutia SIKom MIKom (ig: @tikavemeutia), menjadi dosen muda punya tantangan tersendiri tapi juga memiliki kelebihan, ketika jarak umur dosen dengan mahasiswa tidak terpaut jauh, menjadi tantangan untuk tetap menunjukkan profesionalisme dalam dunia akademik.

Menurut Tika, dosen muda termasuk ke dalam golongan Gen Y yang lahir pada tahun 1980-an hingga 1995-an, sedangkan mahasiswa sekarang disebut Gen Z yang lahir pada tahun 1995-an hingga 2000-an.

Gen Y dan Gen Z sama-sama sudah aware dengan perkembangan teknologi, aktif dalam media sosial dan punya gaya hidup yang hampir sama, sehingga mereka gampang akrab karena sering berinteraksi.

"Menjadi dosen muda, saya tidak kesulitan dalam mentransfer ilmu, dan tidak canggung. Apa yang menjadi pengalaman saya, saya bisa langsung share ke mahasiswa, tidak harus di kelas, di grup sosial media misalnya. Maka, saya dekat dengan mahasiswa dan jadi dosen favorit. Dirayu mahasiswa di kelas sudah jadi resiko, karena mereka menganggap sebagai teman, tempat curhat, malah jadi target gebetan," ungkap Tika.

Melihat kondisi itu, Tika harus bisa memposisikan diri dan tetap menjaga image sebagai dosen, ia tidak terlalu akrab dengan mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak memandang remeh.

"Sebagai dosen muda, penguasaan internet menjadi sesuatu yang penting terutama untuk mendidik Gen Z yang memang melek internet. Saya tidak lagi hanya mengandalkan info dari media mainstream, atau hanya mengandalkan dari buku-buku. Untuk bahan ajar, saya lebih suka mengakses jurnal-jurnal online, dan menggunakan jasa media sosial untuk praktikum mahasiswa," jelas Tika.

Baca: 3 FDJ Cantik Asal Pekanbaru, Jadi Pengusaha hingga Bergelut dengan Dunia Malam

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi FDJ, Tampil di Tempat Hiburan Malam hingga Acara Formal

Baca: KISAH Dua FDJ Cantik Asal Pekanbaru, Jadi Pengusaha hingga Bertarung dengan Kejamnya Dunia Malam

Untuk menambah pengetahuan, Tika juga sering sekali membaca buku melalui smartphone, karena lebih mudah untuk dijadikan bahan diskusi dengan mahasiswa.

Ia cukup nge-share e-book atau e-journal melalui media sosial mahasiswanya, dan ia bisa mengajar dan belajar di mana saja, tidak lagi terbatas pada dinding kelas.

"Saya juga harus menguasai teknik mengajar yang pas, sesuai dengan karakter mahasiswa saat ini yang tidak bisa terlalu serius dan monoton. Saya harus terus bisa mengikuti trend yang ada saat ini. Saya lebih dituntut untuk lebih bisa memotivasi minat dan fokus belajar mahasiswa, karena kuatnya terpaan teknologi dikhawatirkan mahasiswa kehilangan fokus untuk belajar. Mereka terlalu sibuk di dunia maya, berselfie ria, jadi selebgram, buka lapak online dan lain sebagainya, sehingga melupakan tugas utama mereka yakni kuliah," sebut Tika.

Dosen Muda dan Cantik Ini Punya Pengagum Rahasia

Satu resiko menjadi dosen muda, adanya mahasiswa yang jatuh cinta. Hal ini dialami seorang dosen muda dan cantik, Desliana Dwita (ig: @deslianadwita).

KISAH Wanita Cantik Asal Pekanbaru Jadi Dosen Muda dan Cantik, Ada yang Punya Pengagum Rahasia
KISAH Wanita Cantik Asal Pekanbaru Jadi Dosen Muda dan Cantik, Ada yang Punya Pengagum Rahasia (Tribun Pekanbaru/Istimewa/Dewi)

Ia memiliki pengagum rahasia dan itu adalah mahasiswa yang jatuh cinta padanya.

"Saya ada pengagum rahasia. Sampai beberapa minggu lalu, saya masih dapat SMS yang mengaku sebagai mahasiswa dan jatuh cinta kepada saya. Ketika ditanya siapa namanya dan semester berapa, ia tidak mau menjawab karena katanya takut nilainya terancam. Hampir setiap hari sms, tapi tetap tidak mau menyebutkan nama. Saya tidak pernah tanggapi sms-nya tapi masih tetap sms terus," ungkap Dewi.

Kalau di kampus, kata Dewi, paling mahasiswa cuma berani komentar kecil, mau menghadap ke dosen cantik dulu.

Itupun tidak berani terang-terangan, takut juga mereka.

"Saat dirayu, saya biasa saja malahan merasa terganggu," ujar Dewi.

Sebagai dosen muda, berhubungan dengan internet untuk kebutuhan bahan ajar, tentu saja. Biasanya karena sulit mencari buku, ia cari di e-book.

Kemudian untuk referensi penelitian, ia buka google scholar yang isinya jurnal-jurnal penelitian untuk mengembangkan wawasannya terutama yang berkaitan dengan bidang kajiannya tentang gender dan media.

"Kadang saya juga baca buku dari smartphone, biasanya kalau tidak sempat buka laptop. Saya buka google scholar lewat smartphone. Saya juga baca portal berita untuk mengetahui perkembangan berita terbaru. Untuk tugas mahasiswa, biasanya saya minta mahasiswa untuk menganalisa tentang berita terbaru yang sedang hangat, atau menganalisa fungsi media saat ini, berkaitan dengan mata kuliah yang saya ampu, komunikasi massa, manajemen media massa, serta hukum dan etika penyiaran," tutur Dewi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved