Kepulauan Meranti
Polemik Lomba Mancing Hadiah Mobil Diganti Uang Rp 5 Juta, Pj Kades: Panitia Terkesan Lepas Tangan
Fahri warga Desa Batang Meranti Kecamatan Pulau Merbau yang menjadi pemenang harus gigit jari tidak mendapatkan hadiah utama dan hanya dibayar 5 juta
Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Sesri
Terkait hal itu, Zaujar tetap berupaya membangun komunikasi untuk langkah mediasi untuk menyelesaikan permasalahannya ini.
"Kami tetap berupaya menjalin komunikasi dan mencari siapa ketua panitia yang sebenarnya," ungkapnya.
Dari informasi yang diterima Tribun, Panitia juga diduga tidak membayar uang lelah kepada panitia di lapangan.
Hal ini terungkap setelah adanya beberapa anggota panitia yang mengaku tidak dibayar.
Persoalan hadiah lomba mancing itu terus saja menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti.
Kronologi
Fahri sejatinya mendapatkan sebuah mobil yang disiapkan oleh Panitia lomba Mancing Mania Nusantara 34 Propinsi di Selat Air Hitam Kepulauan Meranti sebagai hadiah utama.
Namun hadiah itu tampaknya isapan jempol belaka jadi miliknya.
Pasalnya, panitia mendiskulifikasi hasil pertandingannya setelah ada yang melaporkan ke panitia bahwa ikan yang didapat bukan hasil pancing, melainkan hasil jaring.
Padahal saat perlombaan Fahri sudah mengakui bahwa ikan itu didapat dengan cara dipancing yang disaksikan langsung oleh teman satu perahu bersamanya, Selamat.
Bahkan dia sudah diangkat sumpah oleh panitia di depan khalayak ramai ketika akan menerima hadiah untuk memastikan tentang kebenaran pemenang hasil lomba pancing saat itu.
Baca: Ramalan Zodiak Bulan Februari 2019, Aquarius Buat Keputusan Penting, Scorpio Sedikit Tegang
Baca: Hujan Masih Berpotensi Terjadi di Wilayah Riau Hari Ini Jumat 1 Februari 2019
"Saya yang melihat langsung Fahri yang dapat ikan itu, karena posisi saya waktu itu berada tepat di belakang sampan dia. Jika ada panitia yang tidak mengakui itu hasil pancing, itu salah. Karena waktu itu panitia yang berada di laut sudah menerima dan ikan itu sudah ditimbang ditempat," kata Selamat, selaku teman Fahri, Selasa (29/1/2019) sore.
Selain itu kata Selamat, yang menjadi kecurigaan panitia adalah ikan ketika akan diambil dalam kondisi sudah mati.
Namun Selamat membantah hal itu, dia mengatakan panitia lambat menjemput ikan itu, dimana ikan dijemput satu jam setelah ikan itu didapat.
"Lokasi tempat Fahri mendapat ikan itu di depan Pos Pol Air, Tanjung Motong. Waktu itu kami telpon panitia tidak ada jawaban, setelah satu jam baru panitia datang, dan ikan sudah dalam kondisi lemah," ungkap Selamat.