Indragiri Hulu
Batubara Peranap Tak Lagi Hitam, Perusahaan Asal Amerika akan Produksi Dimethyl Ether di Riau
Batubara Peranap tak lagi hitam, perusahaan asal Amerika yakni Air Products akan memproduksi Dimethyl Ether atau gas tidak berwarna di Riau
Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Nolpitos Hendri
Batubara Peranap Tak Lagi Hitam, Perusahaan Asal Amerika akan Produksi Dimethyl Ether di Riau
Laporan Wartawan Tribuninhu.com, Bynton Simanungkalit
TRIBUNINHU.COM, RENGAT - Batubara Peranap tak lagi hitam, perusahaan asal Amerika yakni Air Products akan memproduksi Dimethyl Ether atau gas tidak berwarna di Riau.
Air Products digandeng oleh Perusahaan Tambang Bukit Asam (PTBA) yang kini mulai bertransformasi menjadi perusahaan energi.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin kepada Tribuninhu.com pada saat pencanangan pembangunan pabrik hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME).
Baca: Makam Raja-raja Rambah akan Diperindah, Ini Kisah dan Cerita serta Rincian Nama dan Gelar Rajanya
Baca: Undang Gubernur Riau Terpilih Syamsuar, PSMTI Riau Gelar Perayaan Imlek 2019 di Hotel Furaya
Baca: VIDEO:Live Streaming Derby Atletico Madrid Vs Real Madrid, Sabtu Pukul 22.15 WIB di BiIN Sports 2
Tujuannya untuk ketahanan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat di tambang PTBA Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Untuk mewujudkan pabrik hilirisasi batubara menjadi DME itu, PTBA juga menggandeng PT Pertamina dan Air Products.
Oleh karena itu, untuk peresmian pencanangan pembangunan pabrik hilirisasi batubara menjadi DME itu rencananya akan dilakukan oleh Mentri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno.
Namun batal sehingga diresmikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi, Ahmad Hijazi dan juga Wakil Bupati Inhu, Khairizal bersama dengan sejumlah pimpinan masing-masing perusahaan.
Arifin menjelaskan pencanangan pembangunan pabrik hilirasasi batubara itu merupakan tindak lanjut dari MoU dan Joint Venture Agreement terkait hilirisasi batubara antara PT BA, PT Pertamina, dan Air Products yang dilakukan pada 7 November 2018.
Baca: VIDEO: Tembok SDN 121 Pekanbaru Roboh, Satu Siswa Tertimpa Hingga Tak Sadarkan Diri
Baca: Waspada! Ini Tanda-tanda ATM Telah Di-Hack, Begini Cara Menghindarinya, Jangan Sampai jadi Korban
Baca: VIDEO: LINK STREAMING Lazio Vs Empoli, Live BeinSport 3, Kick Off Pukul 02.30 WIB
Lokasi yang dipilih adalah mulut tambang batubara PT BA di Desa Semelinang Tebing, Kecamatan Peranap, Inhu.
Alasannya, karena batubara di Peranap memiliki nilai jual rendah karena kalorinya yang rendah.
Meski pencanangan pembangunan pabrik hilirisasi itu dilakukan pada Kamis (7/2/2019), namun pembangunan pabrik baru akan dimulai pada tahun 2020 mendatang dan direncanakan akan beroperasi di tahun 2023 mendatang.
"Saat ini masih dalam proses feasibility study dan juga desain," kata Arifin menjelaskan tahapan-tahapan pembangunan pabrik hilirisasi batubara tersebut.
Bila mengulas lebih jauh pabrik hilirasasi batubara menjadi DME tersebut, teknologinya kini dipegang oleh Air Products, sebuah perusahaan yang berpusat di Amerika.
Melalui teknologi yang dimiliki Air Products, batubara akan diolah menjadi syngas atau yang disebut proses gasifikasi batubara.
Selanjutnya, syngas itu akan diproses menjadi DME.
DME tersebut yang disebut menjadi pengganti gas LPG melalui sinergitas antara PTBA dengan PT Pertamina.
Baca: VIDEO: LINK Live Streaming Semifinal Copa del Rey Real Betis vs Valencia, Jumat Pukul 03.00 WIB
Baca: Satu Murid SDN 121 PekanbaruTertimpa Tembok, Disdik Rubuhkan Pagar Tembok 3 Sekolah Sekitar Lokasi
Baca: Curhat Tak Kunjung Menikah, Zaskia Gotik Langsung Dilamar Hotman Paris, Gue Lamar Lu Sekarang
Oleh karena itu pembangunan pabrik hilirisasi batubara itu menjadi satu solusi untuk menekan angka impor LPG sehingga bisa menghemat devisa.
Selain itu, melalui proses gasifikasi batubara yang dilakukan, energi yang dihasilkan diklaim memiliki sejumlah kelebihan, diantaranya lebih bersih, lebih hemat, lebih murah, dan lebih ramah lingkungan.
"Pabrik gasifikasi batubara ini merupakan yang pertama di tanah air, ini menjadi kebanggaan bagi kita terkhususnya masyarakat Riau," kata Arifin di hadapan para pejabat tinggi di Riau sambil berharap dukungan dari pemerintah provinsi dan kabupaten terhadap pembangunan pabrik hilirisasi batubara tersebut.
Meski begitu, Arifin masih belum bisa menjelaskan berapa nilai proyek pembangunan pabrik hilirisasi migas tersebut.
Sementara itu, Sekda Provinsi Riau, Ahmad Hijazi menilai positif langkah pencanangan pembangunan pabrik PT BA.
"Langkah ini merupakan keseriusan PTBA untuk mewujudkan hilirisasi batubara," katanya.
Ahmad Hijazi menuturkan bahwa produksi Migas Riau secara akumulasi hingga tahun 2017 mencapai 11,2 miliar barel.
Baca: VIDEO: Jadwal Live Streaming, Lazio Vs Empoli Liga Italia Seri A, Kick Off Mulai Pukul 02.30 WIB
Namun harga migas dunia terus menurun, sehingga hilirisasi batubara ini bisa menjadi penyumbang pendapatan bagi negara.
Pada kesempatan itu, PTBA juga menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
Total nilai CSR PTBA pada tahun 2019 yang disalurkan sebanyak Rp 6,8 miliar.
Program CSR tersebut disalurkan untuk pembangunan diberbagai bidang, seperti pembangunan sarana pendidikan, fasilitas agama, pembangunan jalan, beasiswa pendidikan, pemberdayaan masyarakat, serta sejumlah CSR bidang kesehatan. (*)