Pagar SD Roboh
Pagar Tembok SDN 121 Pekanbaru Roboh, Dinas Pendidikan: Tak ada Tanda-tanda Miring atau Retak
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru mengaku sudah tahu dengan peristiwa robohnya pagar di SDN 121 Pekanbaru di Jalan Cut nyak Dien, Kamis (7/2/2019).
Penulis: Hendra Efivanias | Editor: Sesri
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Hendra Efivanias
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pagar tembok SDN 121 Pekanbaru di Jalan Cut Nyak Dien Kamis (7/2/2019) roboh.
Insiden ini dikabarkanya menyebabkan satu orang murid menjadi korban dan sudah dibawa ke rumah sakit.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB saat para murid SD tengah istirahat.
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru mengaku sudah tahu dengan peristiwa robohnya pagar di SDN 121 Pekanbaru di Jalan Cut nyak Dien, Kamis (7/2/2019).
Namun, Disdik menegaskan, peristiwa itu di luar dari perkiraan mereka.
Baca: BREAKING NEWS: Pagar di SDN 121 Pekanbaru Roboh, Dikabarkan Ada Korban
Baca: Tembok SD Roboh yang Tewaskan 2 Siswa di Pekanbaru Tak Dibangun Ulang Dalam Waktu Dekat
Baca: UPDATE Robohnya Pagar Tembok SD Negeri 141 Pekanbaru yang Makan Korban Jiwa
"Peristiwa ini di luar perkiraan kita. Karena tak ada tanda bahwa pagar itu alami kerusakan. Pagar itu tidak mereng atau retak. Jadi tidak diperkirakan bakal roboh," ungkap Sekretaris Disdik Pekanbaru, Muzailis kepada Tribunpekanbaru.com
Menurut dia, Disdik akan mengcek dulu apa yang jadi penyebab pagar roboh yang memakan korban luka itu.
"Kalau membahayakan, yang masih ada di sana akan dirobohkan," paparnya.

Muzalis juga menegaskan, pascakejadian serupa beberapa waktu lalu, Disdik sudah menginventarisir pagar sekolah yang mengalami kerusakan.
Namun, untuk di SDN 121 yang roboh itu memang di luar dugaan mereka karena pendek dan secara kasat mata tidak mengalami kerusakan.
"Tidak ada tanda-tanda. Mereng atau retak juga tak ada. Kita tertipu dengan kondisi itu," papar Muzalis.
Pernah Terjadi di SDN 141 Pekanbaru
Peristiwa pagar temboh sekolah roboh ini sebelumnya juga pernah terjadi di SDN 141 Pekanbaru tahun lalu.
Pagar tembok pembatas SDN 141 Pekanbaru di Jalan Tengku Bey, Simpang Jalan Abidin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru roboh, Rabu (14/11/2018) pagi.
Dalam peristiwa ini, berdasarkan rilis resmi pihak kepolisian, setidaknya 6 orang menjadi korban.
Dua diantaranya meninggal dunia. Sedangkan sisanya, mengalami luka-luka.
Peristiwa terjadi pada Rabu (14/11/2018) sekitar pukul 06.45 WIB.
Saat itu di lokasi sedang ramai warga yang mengantar anaknya ke sekolah.
Warga juga lalu lalang di Jalan Abidin, lokasi kejadian.

Setidaknya ada tiga sekolah di komplek tersebut. Selain SDN 141 Pekanbaru, ada juga SDN 170 Pekanbaru, dan SDN 048 Pekanbaru.
Secara tiba-tiba pagar tembok yang menurut warga kondisinya sudah miring itu, ambruk. Menimpa sejumlah orang yang ada di bawahnya.
Dari total 60 meter, sekitar 18,80 meter pagar tembok setinggi 1 meter lebih itu yang ambruk.
Berdasarkan keterangan kepolisian 6 orang menjadi korban. Dua diantaranya meninggal dunia.
-Yanitra Octavizoly A, berusia 17 tahun. Dia adalah siswi SMA N 14 Pekanbaru. Yanitra merupakan korban meninggal dunia.
-William Maleakhi. Bocah kelas 1 SDN 141 Pekanbaru yang masih berumur 7 tahun ini meninggal dalam perawatan RS Syafira.
-Rasyad Agus Triono F, berusia 11 tahun. Dia adalah siswa kelas 5 SDN 048 Pekanbaru.
-Minarti, 41 tahun warga Jalan Rantau Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya.
-Linda Ayu Ramadani, 7 tahun. Siswi SDN 170 Pekanbaru.
-Diva Anggraini, 13 tahun, siswi kelas 5 SDN 130 Pekanbaru.
Korban selamat rata-rata mengalami luka ringan dibeberapa bagian tubuh.
Peristiwa tersebut langsung dilaporkan masyarakat ke Polsek Bukit Raya dan juga Damkar Kota Pekanbaru.
Selain korban jiwa dan luka-luka, sebanyak 5 unit sepeda motor rusak berat karena tertimpa pagar tembok tersebut.
Petugas kemudian melakukan proses pembersihan lokasi kejadian dan memasang police line.
Tembok sudah bermasalah 1 bulan sebelum peristiwa
Komite sekolah SD 141 Rostami mengatakan pagar tembok pembatas sekolah ambruk itu dibangun sekitar awal tahun 2016 lalu.
Pagar tembok pembatas sekolah ambruk itu tidak dibangun pakai dana APBD, namun iuran wali murid.
"Pagar ini dibangun tidak dengan dana APBD, namun dengan dana komite, iuran dari wali murid. Ada yang nyumbang uang dan bahan seperti kerikil, semen, pasir, batu bata," katanya.
Awalnya pagar itu adalah pagar besi biasa.
Namun lantaran didapati seringnya anak sekolah memanjat pagar, dan sering patah, maka untuk antisipasi dibangun pagar tembok permanen seperti itu.
Rostami memastikan, pihaknya tidak akan menghindar dari tanggungjawab, terkait peristiwa tersebut.
"Persoalan ini lebih kepada musibah sebenarnya. Karena secara konstruksi kami rasa tidak ada masalah. Pagar itu dibangun sesuai standar," ungkapnya.
"Dasar pembangunan itu kan digali dulu tanah 30 sampai 40 cm, naik batu bata, naik besi baru cor, itu sudah kami laksanakan," sambung Rostami lagi.
Rostami menuturkan, hujan yang turun beberapa hari ini, diperkirakan membuat struktur batu bata yang terkena air menjadi lunak.
Itulah yang diduga menjadi salah satu penyebab robohnya tembok tersebut.
"Tidak ada kesengajaan. Ini kan anak murid ini anak kita juga," ucapnya.
Sudah dipasang peringatan
Saat dikonfirmasi soal kondisi pagar tembok itu dalam beberapa hari terakhir, Rostami mengakui sudah ada informasi dari masyarakat sekitar, terutama Ketua RW.
Tembok tersebut memang sudah miring, sekitar satu bulan belakangan.
"Sudah kita tanggapi dengan pasang label peringatan itu kan," tuturnya.
Label peringatan itu berbunyi "Awas!!!!! Pagar Ini Mau Roboh".
Kemudian dia mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan surat untuk dikirim ke Dinas terkait, guna melaporkan kondisi pagar tembok itu.
"Baru siap 3 hari lalu, belum sempat dikirim," tandasnya. (*)