Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Video Viral

Penjambret Dinterogasi Pakai Ular, Oknum Polisi Tertawa Sambil Masukkan Ular ke Celana Pelaku

Seorang pejambret ketakutan saat diinterogasi polisi. Ia dipaksa mengaku sambil dipasangkan seekor ular besar di lehernya.

Editor: Rinal Maradjo
kolase twitter
Seekor ular dikalungkan di leher seorang pejambret saat diinterogasi di kantor polisi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang jambret dinterogasi pakai ular oleh oknum polisi di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Video interogasi menggunakan ular berukuran besar itu viral di dunia maya.

Dalam video itu, seorang penjambret terlihat dinterogasi dengan melilitkan ular di lehernya.

Penjambret tersebut mengenakan baju merah, bercelana jeans dengan tangan diikat.

Dalam video itu juga tampak, seorang pria yang diduga polisi mengerakkan ular yang dililitkan di leher si penjambret.

"Berapa kali kau mencuri hp (handphone), woi berapa kali kau mencuri hape, woi," tanya seorang polisi yang merekam video tersebut.

Baca: Ayah Bejat, Cabuli 2 Putrinya Sejak Duduk di Bangku Sekolah SD, Ketahuan Saat Anak Bilang Ini

Baca: Pelajar SMP Tewas Tergilas Truk di Jalan Arifin Achmad, Saksi Sebut Korban Sempat Terseret 3-5 Meter

Baca: Jadi Youtuber Nomor 1 di Asia Tenggara, Atta Halilintar Ceritakan Kisah Perjuangan Hidupnya

Baca: Kesaksian Driver Ojol Soal Kronologi Lakalantas yang Tewaskan Pelajar SMP di Jalan Arifin Achmad

Si Penjambret pun hanya teriak dan menutup matanya ketika melihat ular tersebut.

Melihat hal ini polisi pun melakukan aksi mengarahkan kepala ular ke wajah penjambret.

Si penjambret makin histeris, apalagi ketika polisi hendak memasukkan kepala ular ke dalam baju penjambret

Si penjambret mencoba meronta, dan polisi pun hendak memasukkan ular tersebut melalui celana si penjambret yang membuatnya mengakui perbuatannya.

"Dua kali saya melakukannya," ujarnya berteriak menghindari ular tersebut.

Polisi yang merekam dan yang menyaksikan hanya bisa tertawa melihat penjambret tersebut diinterogasi menggunakan ular.

Video ini viral di Media Sosial Twitter seperti yang diunggah oleh akun Veronika Koman.

Dia menuliskan bahwa interogasi ini sering kali digunakan kepada orang Papua.

"Ternyata penggunaan ular untuk interogasi orang Papua yang ditangkap cukup marak. Terakhir yang diketahui adalah terhadap Sam Lokon anggota KNPB. Video ini kabarnya di Wamena," tulisnya.

Banyak yang menyayangkan adanya interogasi menggunakan ular tersebut.

Karena dianggap interogasi yang kejam.

Bahkan beberapa netizen meminta polisi supaya memberikan hukuman kepada para polisi yang melakukan interogasi tidak wajar tersebut.

Polisi Minta Maaf

Kepolisian Daerah Papua meminta maaf atas perbuatan oknum polisi di Polres Jayawijaya yang menginterogasi pelaku penjambretan telepon seluler dengan melilitkan ular di tubuhnya.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, kasus ini telah ditangani Bidang Propam Polda Papua.

Oknum polisi itu sudah diperiksa. Jika terbukti melanggar, akan diproses sesuai dengan peraturan disiplin anggota Polri atau kode etik profesi.

"Kami minta maaf soal kejadian itu," kata Kamal dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/2/2019) malam.

Sebelumnya, pada Senin (4/2/2019), polisi mengamankan seorang pelaku penjambretan ponsel yang tertangkap tangan warga.

Baca: Dua Perampok Bersenpi Di Kandis Dilumpuhkan, Korban Irfan Sempat Bergumul Dengan Pelaku

Baca: DOWNLOAD Option File dan Facepack Pro Evolution Soccer (PES) 2019 Terbaru, PTE Patch 3.1

Baca: VIDEO UAS Kagum Dengan Sikap Tawadhu Mbah Moen yang Menganggap Dirinya Bukan Seorang Kiai

Saat di kantor polisi, pelaku tidak mengakuinya saat diinterogasi.

Seorang oknum polisi kemudian berinisiatif melilitkan ular di tubuh pelaku sehingga pelaku mengakui perbuatannya.

"Langkah yang dilakukan anggota ialah berupaya meyakinkan dan memberi tahu bahwa benar pelakunya.

Namun, karena tidak ada pengakuan, timbul inisiatif menggunakan ular dengan maksud dan tujuan, yaitu mengetahui kejujuran masyarakat tersebut dan efektif hingga pelaku mengakui perbuatannya," kata Kabid Propam Polda Papua Kombes Polisi Jannus P Siregar.

Kapolres Jayawijaya AKBP Tonny Ananda Swadaya juga menyampaikan permohonan maaf karena penyidik kurang profesional dalam bertugas.

"Ke depan Polres Jayawijaya akan bekerja lebih profesional," kata Tonny.

Menurut dia, ular tersebut jinak serta tidak berbisa dan berbahaya.

Tindakan yang dilakukan oleh anggota merupakan inisiatif sendiri supaya dalam waktu sekejap ada pengakuan dan tidak ada tindakan pemukulan.

"Terkait dengan ini, kami telah melakukan tindakan tegas kepada personel dengan memberikan tindakan disiplin, seperti kode etik serta menempatkan di tempat yang khusus," ujar Tonny.

Sementara itu, tokoh masyarakat Kabupaten Jayawijaya, Hengki Heselo, mengatakan, pihaknya sangat mendukung kinerja Kapolres yang baru dengan mengambil tindakan tegas kepada pelaku tindak kriminalitas yang ada di Wamena belakangan ini.

Pihaknya juga mendukung tindakan Kapolres beserta jajaran mendatangkan ular untuk memberikan rasa takut kepada pelaku tindak pidana.

"Kita sebagai masyarakat sudah merasakan efek dari tindakan yang sudah diambil dari aparat kepolisian dalam kurun waktu belakangan ini. Masyarakat yang mabuk, jambret, dan yang membawa parang sudah berkurang karena tindakan tegas yang sudah dilaksanakan oleh aparat kepolisian di lapangan," tutur Hengki. (*)

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved