Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kepulauan Meranti

Masyarakat dan LSM di Kepulauan Meranti Gelar Aksi Demonstrasi Soal Limbah Sagu dan Penebangan Kayu

Masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Nusantara Raya (Gemantara) Kepulauan Meranti, LAM2R dan LSM Suit Sejati menggelar aksi demonstrasi

Penulis: Theo Rizky | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Teddy Yohannes Tarigan
Masyarakat dan LSM di Kepulauan Meranti Gelar Aksi Demonstrasi Soal Limbah Sagu dan Penebangan Kayu 

Masyarakat dan LSM di Kepulauan Meranti Gelar Aksi Demonstrasi Soal Limbah Sagu dan Penebangan Kayu

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Teddy Tarigan

TRIBUNPEKANBARU.COM, KEPULAUANMERANTI - Masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Nusantara Raya (Gemantara) Kepulauan Meranti, LAM2R dan LSM Suit Sejati menggelar aksi demonstrasi soal limbah sagu dan penebangan kayu.

Puluhan massa yang tergabung dalam Gemantara Kepulauan Meranti, LM2R, dan LSM Suit Sejati melakukan unjuk rasa di depan kantor Bupati Kepulauan Meranti pada Senin (18/2/2019).

Aksi mereka didorong oleh beberapa persoalan lingkungan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Baca: PELANTIKAN Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Terpilih Diungkap Badan Penghubung Riau di Jakarta

Baca: Layanan Pembuatan Paspor Hadir di MPP Pekanbaru, Peninjauan Oleh Walikota dan Kakanwilkum dan HAM

Baca: Hasil UKT Taekwondo Pekanbaru, Pengurus Beri Target Setiap Dojang

"Adapun tuntutan yang kami sampaikan adalah mendesak kabupaten kepulauan Meranti bekerja serius dalam menangani persoalan lingkungan hidup (limbah sagu), perizinan penebangan kayu dalam pembuatan kapal," ungkap koordinator lapangan aksi Jefrizal.

Unjuk rasa dimulai sekitar pukul 09.40 WIB itu berawal mendatangi kantor Bupati Kepulauan Meranti.

"Kita mulai dari kantor Bupati Kepulauan Meranti, kemudian ke Dinas Lingkungan Hidup dan Polres serta ke Kejari Kepulauan Meranti," kata Ketua LM2R Jefrizal, yang juga koordinator aksi tersebut.

Dijelaskan Jefrizal, adapun 5 pernyataan sikap yang disampaikan diantaranya, Menertibkan perusahaan sagu atau dapur arang yang melanggar aturan dan memproses secara hukum, kedua Meminta bupati mencopot kepala Dinas Lingkungan Hidup karena gagal dalam menangani persoalan limbah dan perizinan perusahaan dapur arang.

Ketiga menuntut perusahaan kilang sagu atau dapur arang untuk membayar konpensasi kerusakan lingkungan, keempat Mendesak Polres Meranti serius dalam penegakan hukum terutama perusahaan pembuatan kapal yang ilegal.

Baca: Akun Instagram Selebgram Cantik Bak Boneka Asal Aceh Kena Hack, Herlin Kenza: Sedih Banget

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Bahagiakan Orangtua, Jadi Guru Private Hingga Business Woman

Baca: KISAH Cewek Cantik Berhijab Asal Pekanbaru, Suka Menulis Tentang Lingkungan dan Teroris

Terlahir mereka juga Meminta Bupati bekerja serius dalam menangani permasalahan yamg ada di Meranti terutama masalah lingkungan.

Hendra Putra Kepala Dinas Lingkunga Hidup (DLH) Kepulauan Meranti yang hadir menjumpai masa menyampaikan apresiasi dan tanggapan atas aksi terwebut.

Dirinya menyampaikan bahwa limbah sagu yang dibuang ke laut sudah diendapkan terlebih dahulu sehingga aman untuk dibuang ke laut.

"Setelah airnya sudah bersih baru boleh dibuang," ungkap Hendra.

Menanggapi tuntutan masa untuk meminta dirinya dicopot dari jabatannya, Hendra menilai tidak relevan mengingat dirinya masih baru menjabat sebagai Kepala DLH.

"Jadi yang menilai gagal ini juga saya tidak tahu, karena indikator saya bertanggung jawab kepada kepala daerah (bupati)," ujarnya.

Walaupun demikian dikatakannya sah-sah saja bila masyarakat menilai kinerjanya.

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Bertubuh Lansing, Geluti Modern Dance Sejak Usia Belia

Baca: KISAH Cewek Cantik Anak Semata Wayang Asal Pekanbaru, Miliki Tubuh Tinggi Semampai

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Hidup Mandiri, Geluti Beberapa Pekerjaan

"Bagi saya itu resiko jabatan, bagi saya jabatan adalah amanah, jadi kalau mencopot ini kembali kepada pimpinan," ungkapnya.

Bahkan diakuinya bahwa apabila dicopot dari jabatannya, dirinya merasa lebih lega.

"Kalau dicopot, mungkin saya lebih plong pak, tak ada beban berat ini pak," ungkapnya.

Diakuinya bahwa saat ini pihaknya masih terbatas dalam peralatan dan personil dalam penanganan sampah, lingkungan maupun limbah.

Terkait tuntutan yang ketiga Hendra mengatakan agar dibuat secara tersendiri.

"Agar ini jadi bahan acuan kami dengan perusahaan yang ada, karena jujur saya saya sangat setuju," ujar Hendra.

Dirinya menilai persoalan lingkungan hidup memang untuk generasi berikutnya.

"Tidak usah seperti ini pun, disampaikan kepada saya, saya proaktif," ungkapnya.

Namun dikatakannya bila kilang sagu ditutup, maka Meranti sebagai daerah penghasil sagu utama akan berdampak pada tenaga kerja Tempatan.

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Cirebon Merantau di Pekanbaru, Pilih Fashion Designer dan Ikuti Intermodel

Baca: KISAH Cewek Cantik Berdarah Minang Jadi Selebgram dan Ketemu Jodoh melalui Bisnis Online

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Model, Kuliah, Sekretaris di BUMN hingga Finalis Bujang Dara

"Ada berapa banyak tenaga kerja di situ, jadi ada persoalan lain yang harus kita pikirkan dan duduk bersama, mau kita apakan ini ke depan," ujarnya.

Selebihnya dikatakan Hendra dirinya tetap siap dan bertanggung jawab terkait sejumlah persoalan lingkungan.

"Saya sebagai kepala dinas saya siap bertanggung jawab terhadap tugas saya," ujarnya.

Ditambahkan Hendra pihaknya akan mengekspos persoalan ini ke kementrian.

"Saya sudah bawa proposal ke ABPN, bagaimana pusat memperhatikan persoalan limbah ini, namun apa alasan pusat pak, sagu belum menjadi prioritas nasional," ungkapnya.

Walaupun demikian dirinya mengatakan tahun ini akan melakukan kerjasama dengan Universitas Riau untuk membuat kajian yang lebih baik.

"Misalnya satu kolam itu berapa banyak," ujarnya.

Sehabis menyampaikan tanggapan, masa aksi kemudian membubarkan diri dan menyelesaikan aksinya.

Masa aksi mengaku puas dengan tanggapan dari pihak DLH.

Namun mereka berharap penanganan limbah tetap bisa dikawal dengan baik agar tidak memberikan efek negatif kepada masyarakat. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved