Pelalawan
Lahan di Tanjung Putus Kembali Terbakar, Sempat Berhasil Dipadamkan, Berulang Kali Api Muncul Lagi
Lahan di Tanjung Putus, Desa Kuala Terusan Kecamatan Pangkalan Kerinci, Pelalawan kembali terbakar, Rabu (6/3/2019).
Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPELALAWAN.COM, PANGKALANKERINCI- Lahan di Tanjung Putus, Desa Kuala Terusan Kecamatan Pangkalan Kerinci, Pelalawan kembali terbakar, Rabu (6/3/2019).
Petugas yang berada di lokasi sedang berupaya melakukan pemadaman.
"Kita sedang di lokasi untuk pemadaman," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Hadi Penandio.
Bersama Hadi Penandio, Kasi Damkar Pelalawan Zukriwan juga sedang berada di lokasi.
"Lagi di Tanjung Putus, madamkan karhutla," kata Zukriwan.
Lahan yang terbakar merupakan lahan sawit. Informasi yang diperoleh Tribun, lahan sawit terbit milik kelompok tani.
Lahan ini menjadi langganan kebakaran. Tahun lalu saja, lahan ini juga terbakar.
Untuk tahun ini, lahan ini mulai terbakar sejak pekan lalu. Kala itu, api berhasil dipadamkan. Namun, Jumat sore (1/3), lahan kembali terbakar.
Saat itu lahan berhasil dipadamkan. Namun Rabu siang (6/3), api kembali berkobar.
Terkait karhutla di daerah ini, Polres Pelalawan sudah mulai melakukan penyelidikan penyebab kebakaran. Lahan terbakar sudah terpasang police line.
Hadi Penandio menambahkan, Rabu kemarin kembali terpantau satu titik hotspot di temukan di Pelalawan, tepatnya di Kecamatan Teluk Meranti.
"Satu hotspot ditemukan di Pelalawan ini," ujarnya.
Helikopter Water Bombing Dialihkan ke Bengkalis
Helikopter untuk water bombing di Kecamatan Teluk Meranti dihentikan, Rabu (6/3/2019).
Kepala BPBD Pelalawan Hadi Penandio mengatakan, helikopter digeser ke Bengkalis dan Kepulauan Meranti.
"Karena di Bengkalis dan Meranti yang lebih parah (karhutla)," kata Hadi.
Selama dua hari, Senin dan Selasa lalu, satu helikopter water bombing beroperasi memadamkan api di Desa Pangkalan Terap dan Kuala Panduk. Dua desa itu saat ini sedang proses pendinginan.
Dikatakannya, asap memang masih keluar dari dalam lahan. Makanya, sebenarnya water bombing diperlukan untuk penyekatan agar api di bawah tidak melebar.
Saat ini, pihaknya pun mengandalkan kekuatan dari darat. Sebab ada sekitar seratus petugas sudah berada di lokasi dari berbagai instansi.
"Penyekatan yang kita lakukan di Teluk Meranti lewat darat saja. Kan sudah banyak petugas di sana," ujarnya. (Tribunpelalawan.com/palti siahaan)
