Suhu Politik Memanas, MUI: Tidak Usah Pakai Istilah Kecebong dan Kampret, Itu Tidak Terpuji!
Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap masyarakat tidak lagi meneriakkan istilah 'kecebong' maupun ' kampret' sebagai perbedaan pilihan politik
Suhu Politik Memanas, MUI: Tidak Usah Pakai Istilah Kecebong dan Kampret, Itu Tidak Terpuji!
TRIBUNPEKANBARU.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap masyarakat tidak lagi meneriakkan istilah 'kecebong' maupun ' kampret' sebagai perbedaan pilihan politik dalam ruang publik seperti majelis taklim.
"Saya melihat istilah-istilah yang tidak baik itu tidak perlu dipertahankan atau diteruskan karena itu menyalahi 'ahlakul karimah'," kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI Muhyidin Junaidi menjawab pertanyaan media yang ditemui di Jakarta, Senin (25/3/2019).
Menurut Muhyidin, pendukung masing-masing kubu politik tidak perlu memberi predikat tertentu kepada pihak yang memiliki perbedaan pandangan politik dengannya.
Baca: Fahri Hamzah Puji Pesan yang Ditulis Anies Baswedan untuk Pekerja MRT, Luar Biasa Pak Gubernur
Baca: Tentri Novianta, Mucikari Vanessa Angel Jatuh Sakit saat Sidang, Hakim: Masih Bisa Lanjutkan Sidang?
Baca: Dua Mucikari Vanessa Angel Jalani Sidang Hari Ini, Terungkap Rian Main dengan Tarif Rp 25 Juta
Istilah "kecebong" kerap diarahkan kepada pendukung pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, sedangkan "kampret" kerap diarahkan kepada pendukung pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kalau kita tidak senang kepada pihak tertentu, ya sudah, tidak usah kita kasih predikat 'kecebong', 'kampret', dan lain sebagainya"
"Itu tidak terpuji," kata Muhyidin.
Muhyidin menegaskan bahwa perbedaan pilihan politik jangan sampai menjadikan bangsa Indonesia terpecah belah.
Ia juga mengajak umat Muslim untuk memanfaatkan hak pilihnya dalam pemilu, 17 April 2019. (Kompas.com)
Hasil Survei Vox Populi, Prabowo-Sandiaga 33,6 Persen
Berdasarkan survei yang digelar Vox Populi Research Center elektabilitas pasangan capres cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dibandingkan pasangan capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.
"Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,1 persen. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga 33,6 persen," ujar Direktur Riset Vox Populi Research Center Dika Moehamad dalam siaran pers resminya, Senin (25/3/2019).
Adapun, jumlah responden yang memilih tidak tahu/ tidak menjawab, yakni sebesar 12,3 persen.
Jumlah responden dalam survei ini sebanyak 1.200 orang mewakili 34 provinsi, kemudian dipilih berdasarkan acak bertingkat (multistage random sampling).
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka melalui kuisioner.
Baca: TKN Nilai Penampilan Kiai Maruf Amin di Luar Dugaan Banyak Orang di Debat Cawapres
Baca: Hasil Survei Litbang Kompas, Jokowi Unggul di Pulau Jawa, Prabowo Dominasi di Sumatera
Baca: Hasil Survei Pilpres 2019, SMRC: Elektabilitas Jokowi-Maruf 57,6 Persen, Prabowo-Sandi 31,8 Persen
Baca: Ini Elektabilitas Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi Menurut 3 Lembaga Survei, Siapa yang Unggul?
Survei yang digelar dari tanggal 5 hingga 15 Maret 2019 ini memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,9 persen.
Dika mengatakan, tingginya selisih elektabilitas antara Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandiaga disebabkan tingginya kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
"Tingginya kepuasan terhadap kinerja pemerintah terkonversi dalam elektabilitas Jokowi yang jauh mengungguli Prabowo-Sandiaga, yakni terpaut 20 persen," ujar Dika. (*)
Suhu Politik Memanas, MUI: Tidak Usah Pakai Istilah Kecebong dan Kampret, Itu Tidak Terpuji!