Pelalawan
Kakinya Infeksi Kena Jerat, Harimau Sumatra Bernama Inung Rio Ini Sempat Alami Demam Tinggi
Harimau malang itu diperkirakan sudah terperangkat jerat sekitar 2 sampai 3 hari.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
"Karena jarak tempuhnya cukup jauh, memakan waktu sekitar 11 jam. Akses ke sana juga sulit. Harus menyebrang dan melanjutkan dengan berjalan kaki. Tim pengamanan turun terlebih dahulu, melakukan observasi di sekitar lokasi. Berkoordinasi dengan pihak perusahaan, aparat setempat dari Polri dan TNI," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Selasa (26/3/2019).
Lanjut dia, tim lainnya kemudian menyusul. Dilengkapi 5 orang dokter hewan, 1 orang paramedis, termasuk tim dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD).
Mereka sampai di lokasi pada Sabtu pagi. Selanjutnya pada Sabtu sore, harimau tersebut sempat akan dievakuasi menggunakan tandu yang dihubungkan dengan helikopter.
"Namun ternyata hal itu kelihatannya tidak efektif. Melihat kondisi satwa yang juga semakin memburuk, karena diperkirakan sudah terjerat 3 sampai 4 hari," sebutnya.
Kemudian kata Suharyono, akhirnya pada Minggu sekitar pukul 11.50 WIB, harimau berjenis kelamin jantan dengan bobot sekitar 90 kilogram itu berhasil dibius lalu diangkut dengan menggunakan tandu.
Tim harus kembali menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, lalu menyusuri kanal dengan sampan yang dilengkapi mesin.
Sepanjang perjalanan, harimau tersebut diberikan bius. Hingga akhirnya sampai kembali di darat.
"Harimau Sumatera kemudian dimasukkan ke dalam kandang transit dan dilakukan observasi lanjutan. Terutama untuk pengobatan kakinya yang terluka parah karena terkena jerat dan sudah infeksi. Sudah dikerubungi lalat," sebut Suharyono.
Baca: LOWONGAN KERJA (LOKER) BUMN Kimia Farma Terbaru Maret 2019
"Penanganan hidrasi juga dilakukan, yang bertujuan menambah asupan air ke dalam tubuh harimau untuk menghindari dehidrasi," imbuh Suharyono.
Saat ini katanya, harimau yang berusia sekitar 3 sampai 4 tahun ini dititipkan di PR-HSD di Dharmasraya untuk menjalani perawatan yang lebih intensif.
Suharyono memastikan, jeratan yang mengenai harimau itu, memang merupakan jerat untuk si belang, bukan hewan lain, misalnya babi.
"Jerat ini memang khusus untuk harimau. Kalau jerat babi biasanya bentuk lingkaran dipasang vertikal. Kalau babi masuk jerat maka lehernya terjerat, memang untuk membunuh babi. Tapi ini memang jerat khusus kaki harimau tidak untuk membunuh. Slingnya juga ukurannya lebih besar," ulasnya.(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda).
Saksikan juga berita video menarik dengan subscribe ke channel YouTube Tribunpekanbaru.com: