Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Novel Baswedan: Jika Presiden Bentuk Tim Pencari Fakta, Tak Ada Risiko Apapun Kecuali Bisa Terungkap

Novel Baswedan, mengaku memandang sebelah mata proses pengungkapan kasus penyerangan yang dialaminya.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Penyidik KPK Novel Baswedan memberikan keterangan kepada media bersama sejumlah aktivis antikorupsi dan wadah pegawai (WP) KPK memperingati 500 hari penyerangan air keras kepadanya, November 2018 lalu di Gedung KPK. 

Novel Baswedan: Jika Presiden Bentuk Tim Pencari Fakta, Tak Ada Risiko Apapun Kecuali Bisa Terungkap

TRIBUNPEKANBARU.COM - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, mengaku memandang sebelah mata proses pengungkapan kasus penyerangan yang dialaminya.

Pasalnya, hampir 2 tahun berlalu, belum ada titik terang terkait kasus penyiraman air keras terhadap dirinya, tepatnya sejak 11 April 2017.

Novel pun menyampaikan kekhawatirannya kepada komika Pandji Pragiwaksono, terlihat pada tayangan vlog yang diunggah oleh Pandji, Selasa (26/3/2019), ke YouTube.

Ia khawatir jika presiden, sosok yang paling ia harapkan bisa membantu menuntaskan kasusnya, justru takut untuk mengungkapnya.

Pernyataan ini pernah Novel sampaikan pula dalam sebuah diskusi di KPK pada November 2018 lalu.

"Pertanyaannya, kira-kira Presiden takut enggak mengungkap ini? Kalau Presiden takut mengungkap ini, saya sangat sedih," ujar Novel.

Baca: VIDEO: Pakai Narkoba Biar Tahan Lama, Wanita Ini Malah Tewas Setelah Berhubungan Badan 5 Jam Nonstop

Baca: VIDEO Ramalan Zodiak Hari Ini, Kamis (28/3/2019): Cancer Hanyut di Dunia Fantasi, Aries Sibuk

Baca: VIDEO Lagu Baru Tulus feat Yovie Widianto & Glenn Fredly:Berikut Lirik & Cara Download Lagu Adu Rayu

Baca: Ketua KPK Benarkan Ada OTT di Jakarta

Novel pun kemudian memberikan penilaiannya terkait bantuan presiden jika membentuk tim gabungan untuk mengusut kasus-kasus yang mengancam penyidik KPK.

Ia menegaskan tidak akan ada risiko jika presiden benar-benar menerjunkan tim gabungan untuk mengungkap kasus penyerangannya.

"Tentunya saya punya banyak indikator untuk mengatakan soal itu,"

"Logika saya adalah kalau presiden membentuk tim gabungan pencari fakta, risikonya apa?"

"Tidak ada risiko apapun, kecuali risikonya akan bisa terungkap,"

"Apakah itu risiko yang positif atau negatif?" kata Novel kepada Pandji.

Baca: Pengumuman Lowongan Kerja Rekrutmen Bersama BUMN, Simak Imbauan Terbaru FHCI untuk Pendaftar

Baca: Waspada Menggunakan Gawai Terlalu Lama,Ini Risiko yang Bisa Ditimbulkan!

Baca: Samsung Galaxy S10 Dibanderol Rp 13,3 Juta

Penilaian tersebut yang menjadi kekhawatiran Novel terhadap presiden yang dimungkinkan takut untuk mengungkap kasusnya.

Selain itu, Novel juga menyayangkan pihak-pihak yang justru diam saja melihat banyaknya ancaman yang datang kepada anggota KPK.

"Orang-orangnya KPK yang sedang mengungkap, semuanya digangguin," kata Novel.

"Persekongkolan jahat itu tidak boleh dibiarkan, mau sampai kapan?"

"Siapa pun yang mengetahui korupsi-korupsi yang luar biasa di Indonesia, harusnya marah,"

"Sangat tidak nasionalisme kalau kemudian mengetahui begitu parahnya korupsi namun tidak marah," lanjutnya.

Simak videonya di bawah ini:

Baca: BREAKING NEWS: Hilang Tiga Hari, Warga Rengat Riau Ditemukan Meninggal di Sekitar Kelok Sembilan

Baca: Kumpulan Doa-doa Sehari-hari, Mulai Doa Sebelum Makan, Tidur hingga Turun Hujan

Baca: Sinopsis Episode 5 Drama Korea 100 Days My Prince, Won Deuk Cemburu & Posesif, Tayang di Trans TV

Diberitakan sebelumnya, wajah Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan salat subuh di masjid dekat kediamannya, pada 11 April 2017 lalu.

Sejak saat itu, Novel fokus menjalani serangkaian operasi guna penyembuhan matanya.

Proses penyembuhan juga dilakukan di rumah sakit yang berada di Singapura.

Dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com, menurut hasil diagnosis dokter yang merawatnya pada waktu itu, mata kiri Novel mengalami kerusakan 100 persen.

Sementara, mata kanan Novel mengalami kerusakan 50 persen akibat air keras yang disiram ke matanya.

Sejumlah aktivisi antikorupsi sendiri telah mendesak Jokowi untuk membentuk tim independen dalam penanganan kasus tersebut.

Apalagi, kasus itu telah berlalu tanpa ada satu pun pelaku yang ditangkap polisi. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Novel Baswedan: Jika Presiden Bentuk Tim Pencari Fakta, Tak Ada Risiko Apapun Kecuali Bisa Terungkap

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved