Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Terungkap Motif Ibu Dorong Anak SD dari Mobil Hingga Jatuh, Marah Gara-gara Anak Tak Mau Ikut Les

Di hadapan polisi, ibu berinisial W yang melakukan tindakan tersebut, juga telah membuat pernyataan minta maaf.

Editor: Sesri

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebuah video anak SD yang didorong oleh ibunya keluar dari sebuah mobil viral di media sosial. 

Belakangan diketahui, video yang viral di Instagram dan media sosial lain itu direkam di Jl Bandung, Kota Malang, pada 26 Maret 2019 silam. 

Di hadapan polisi, ibu berinisial W yang melakukan tindakan tersebut, juga telah membuat pernyataan minta maaf. 

Jajaran Polres Malang Kota sudah mengklarifikasi terkait beredarnya video viral seorang ibu yang memaksa anaknya turun dari mobil.

Video itu viral karena dianggap memuat adegan kekerasan oleh ibu terhadap anaknya.

Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri mengatakan, seorang ibu yang ada di dalam video itu sudah mengklarifikasi perbuatannya.

Saat itu, ibu tersebut meminta anaknya untuk ikut les.

Baca: VIDEO: Ibu yang Dorong Anak dari Mobil hingga Jatuh dan Videonya Viral Minta Maaf, Ini Pengakuannya

Baca: VIDEO VIRAL Anak SD Didorong dari Mobil Sampai Jatuh, Diduga Tak Boleh Masuk Mobil oleh Ibunya

Video viral bocah SD ditendang ke luar dari dalam mobil.
Video viral bocah SD ditendang ke luar dari dalam mobil. (Instagram @makassar_iinfo)

Saling dorong terjadi karena ibu tersebut belum menyediakan baju ganti untuk anaknya, sedangkan anaknya tidak mau ikut les karena masih memakai seragam sekolah.

"Jadi, kemarin dari penyidik sudah mendatangi ke sekolah. Sekolah kemudian ke rumah ibu ini yang viral. Ibu ini menjelaskan memang terjadi kekhilafan dari beliaunya karena anaknya mau les dan enggak ada baju, belum disiapkan baju, sehingga timbul khilaf dari ibu ini mendorong anaknya," kata Asfuri, saat ditemui di DPRD Kota Malang, Jumat (29/3/2019).

Ibu tersebut juga sudah membuat klarifikasi melalui video.

Ibu itu menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa viral itu.

Dia mengatakan, aksi dirinya memaksa anaknya keluar mobil itu terjadi di depan sebuah lembaga les di Jalan Bandung pada Selasa (26/3/2019) siang.

Ibu itu juga memastikan bahwa antara dirinya dan anaknya tidak ada masalah setelah kejadian tersebut.

"Jadi, kejadian tersebut sebenarnya sudah tidak ada masalah lagi. Ibu maupun anaknya tidak ada masalah. Saling memaafkan kemudian tidak ingin memperpanjang masalah," ujar dia.

"Ibu itu sudah membuat video klarifikasi juga," kata dia.

Karena sudah ada klarifikasi, Polres Malang Kota tidak menindaklanjuti kasus tersebut ke ranah hukum.

"Iya enggak ada karena memang sudah mengklarifikasi," ungkap dia.

Dari hasil klarifikasi itu pula didapatkan bahwa anak yang masih sekolah di sebuah sekolah dasar di Kota Malang itu tidak mengalami trauma.

"Kemarin hasil klarifikasi si anak tidak timbul trauma," kata dia.

Psikolog Nirma Yulidya MPsi prihatin pada beredarnya video viral kekerasan terhadap anak, Kamis (28/3/2019).

Apalagi di video itu tanpa keterangan apa-apa. Seperti apakah benar itu anak dan ibu, atau itu tantenya dll.

“Akhirnya komentarnya kemana-mana,” jawab Nirma.

Dari sisi psikologi anak, ia yakin kejadian itu akan membekas.

Apalagi di video itu si anak berusaha keras agar tidak ditinggal ibunya meski ia harus terjerembab dekat mobil. 

Namun berdasarkan rekaman video itu, ia yakin didikan orangtua pada anak itu baik. 

Ia mencontohkan meski hijabnya terkoyak, siswa itu tetap berusaha menutupnya agar rambutnya tidak kelihatan.

“Dari video itu tidak bisa serta merta menghakimi perempuan itu dengan karakternya.”

“Apalagi kita belum tahu apa yang terjadi di mobil itu sebelum ada kejadian itu,” kata dosen Universitas Gajayana Malang itu.

Perempuan yang aktif di Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Cabang Malangini mengatakan, dampak psikis pada anak pasti ada.

Seperti mengingat wajah ibunya saja sudah menimbulkan rasa di hatinya.

Apalagi ia mendapat kekerasan sendiri sebagai pengalaman.

Sehingga diyakini anak juga memiliki trauma atas kejadian itu. (Kompas.com/Surya)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved